Novel ini lanjutan dari novel "TOUCH YOUR HEART" jadi jika ingin nyambung, bisa mampir dulu ke novel Author yang itu.
Nizar adalah seorang pilot muda yang tampan, kehidupan Nizar seakan kiamat kala melihat kedua orang tuanya meninggal secara bersamaan. Hidup Nizar seakan hampa bahkan sifat Nizar pun berubah menjadi dingin, cuek, dan juga galak.
Nizar dan adiknya Haidar harus melanjutkan hidup meskipun terasa sangat sulit tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Hingga pada akhirnya, seorang wanita cantik tiba-tiba hadir di kehidupan Nizar dan memporak-porandakan perasaan Nizar.
Siapakah wanita cantik itu? apakah wanita itu mampu mengembalikan semangat hidup Nizar atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 Manusia-manusia Jahat
Nizar pun mengikuti mobil Binar dari belakang dan dia terlihat fokus karena dia tidak mau sampai Binar kabur lagi. Hingga tidak lama kemudian, mereka pun sampai di sebuah Mall. Pada saat menuju lantai dua, Suga dengan cepat melepas jasnya dan menghalangi bagian bawah Binar.
Binar pada saat ini menggunakan rok mini, jadi apabila naik eskalator sudah pasti bagian sensitifnya akan terlihat dari bawah. Suga dengan cepat melepaskan jasnya, dan menutup bagian sensitif Binar membuat Nizar tercengang dengan perlakukan Suga.
"Nih cewek sebenarnya siapa sih? kok, ke mana-mana diikuti pengawal terus?" batin Nizar.
Binar terus berjalan sedangkan Nizar mengikutinya dari belakang. Hingga tidak lama kemudian, Binar pun masuk ke dalam toko handphone terkenal. "Selamat sore, Nona Binar! ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu penjaga toko.
"Tolong keluarkan HP terbaru dan termahal di toko ini," ucap Binar.
"Nona Binar mau ganti HP? kebetulan ada HP keluaran terbaru, sebentar ya, saya ambilkan dulu," ucap karyawan yang bernama Lisda itu.
Itu adalah toko HP langganan Binar, jadi karyawan di sana sudah kenal kepada Binar. Apalagi, pemilik toko itu merupakan salah satu teman Binar maka dari itu semua pekerja sangat menghormati Binar. Binar dan Nizar duduk bersebelahan, hingga tidak lama kemudian Lisda pun datang dengan membawa sebuah HP keluaran terbaru.
"Nona, ini adalah HP keluaran terbaru masih fresh dan belum ada yang punya dan beli juga," ucap Lisda.
"Kamu mau warna apa, Mas? bilang saja sama Lisda," ucap Binar.
"Aku tidak mau HP ini, kamu cukup ganti HP aku yang sama persis kaya yang rusak itu dan warnanya pun sama," sahut Nizar.
Binar menghela napasnya, saat ini dia tidak mau berseteru dengan pria tampan itu. Akhirnya Binar pun meminta Lisda untuk membawakan ponsel yang diinginkan oleh Nizar. Tidak lama kemudian, Lisda pun datang dengan membawa ponsel yang dipesan oleh Nizar.
"Maaf Nona, ponsel yang Masnya minta saat ini sedang kosong, ada juga ini warna silver," seru Lisda.
"Bagaimana? mau tidak?" tanya Binar.
"Aku ingin warna hitam yang sama persis," sahut Nizar.
"Astaga, kamu itu cowok tapi ribetnya minta ampun melebihi cewek. Cuma beda warna saja, yang penting ponselnya sama kaya yang aku rusakin itu," kesal Binar.
"Kamu gak bakalan tahu, jika ponsel itu sangat berarti bagi aku. Itu ponsel hadiah dari Mama aku waktu aku baru jadi Pilot, jadi aku gak mau sampai ponsel itu gak ada. Kalau ponsel itu tidak ada kenangannya, aku gak bakalan minta ganti rugi sama kamu karena aku pun bisa membeli ponsel yang mahal itu sampai 10 buah. Bahkan selama ini aku juga sudah cari ponsel yang kaya gitu tapi memang sudah jarang ada karena itu ponsel keluaran dulu," sahut Nizar.
"Kalau sudah tahu tidak ada, ngapain kamu minta ganti rugi lagi?" sewot Binar.
"Pokoknya aku gak mau tahu, kamu harus carikan ponsel itu," kekeh Nizar.
"Ya Allah." Binar memijat keningnya yang tiba-tiba terasa berdenyut itu.
Binar menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Binar berusaha menahan amarahnya, pria tampan yang saat ini ada di sampingnya memang sudah membuatnya sangat kesal.
"Lisda, kira-kira kapan ada ponsel itu dengan warna hitamnya?" tanya Binar.
"Paling nunggu 3 bulanan, Nona," sahut Lisda.
"Hah, 3 bulan? bagaimana, mau tidak nunggu sampai 3 bulan?" tanya Binar sembari menoleh ke arah Nizar.
"Gak apa-apa, daripada tidak sama sekali," sahut Nizar.
"Ya sudah, nanti kalau barangnya sudah ada kamu hubungi aku dan ini nomor ponsel aku," ucap Binar.
"Baik, Nona," sahut Lisda.
Binar pun bangkit dari duduknya hendak pergi. "Tunggu, mau ke mana?" tahan Nizar.
"Mau pulanglah, memangnya mau ke mana lagi," ketua Binar.
Nizar pun dengan cepat mengirim pesan kepada Binar. "Itu nomor ponsel aku, jika nanti barangnya sudah ada, kamu hubungi aku secepatnya," ucap Nizar.
"Iya, bawel," kesal Binar.
Binar pun dengan cepat pergi dari toko ponsel itu dan Suga pun segera mengikuti Binar. "Pasti wanita itu anak orang kaya, di bandara saja waktu itu dikejar sama beberapa orang berpakaian hitam," batin Nizar.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Binar pun sampai di rumah. Binar tampak kesal, karena dia melihat mobil Atta sudah terparkir di halaman rumahnya. "Mau ngapain lagi dia ke sini?" batin Binar.
Binar mulai memasuki rumahnya sedangkan Suga memasukan mobil Binar ke dalam garasi. Pada saat Binar masuk, terdengar suara tawa bahagia dari semuanya dan itu membuat Binar semakin marah. Binar mempercepat langkahnya, dia tidak mau mereka meledek dan memperlihatkan kebahagiaan mereka di hadapannya.
"Binar, tunggu!" seru Papa Dewa.
Binar yang baru saja mau menaiki tangga, seketika menghentikannya tanpa menoleh ke belakang. "Ada apa, Pa?" tanya Binar.
"Ke sini sebentar, ada yang mau Papa bicarakan denganmu," ucap Papa Dewa.
"Binar capek Pa, bicaranya lain kali saja," sahut Binar.
"Papa bilang ke sini, Papa paling tidak suka di bantah!" tegas Papa Dewa.
Binar mengusap wajahnya kasar, sedangkan Veronika, Virlo, dan Dona terlihat tersenyum penuh kemenangan. Binar membalikan tubuhnya dan terpaksa harus menghampiri Papanya. Dilihatnya Atta sudah duduk di samping Vero dan Vero merangkul lengan Atta dengan sangat mesra membuat Binar mengepalkan kedua tangannya.
"Ada apa, Pa?" tanya Binar.
"Duduk dong, masa kami berdiri seperti itu tidak sopan," perintah Papa Dewa.
Binar pun duduk. "Begini sayang, kata Atta kalian sudah lama putus dan sekarang Atta ingin melamar Vero, apa kamu tidak apa-apa?" tanya Papa Dewa.
Seketika Binar langsung menatap Atta dan Atta seketika menundukkan kepalanya. "Bisa-bisanya dia bilang seperti itu, sudah lama apanya? kita putus saja belum sampai satu minggu," batin Binar dengan geramnya.
"Kata Atta kamu terlalu sibuk, bahkan Atta sudah beberapa kali ngajak kamu menikah tapi kamu selalu menolak maka dari itu Atta merasa tidak dihargai dan memilih Vero untuk menjadi istrinya. Papa tidak habis pikir sama kamu Binar, padahal Atta sudah sangat mapan tapi kok bisa-bisanya kamu menolak Atta? memang pria yang seperti apa yang kamu cari?" ucap Papa Dewa dengan sedikit kesal.
Binar semakin emosi mendengar ucapan Atta yang berdusta itu, padahal selama pacaran 3 tahun, tidak sekali pun dia mengajak nikah kepada Binar. "Kurang ajar, kalian memang orang-orang tidak tahu diri. Kalian pintar memutar balikan fakta sehingga semua kesalahan aku yang nanggung," batin Binar dengan geramnya.
Sedangkan Vero, Virlo, dan Dona semakin di atas angin. Sementara Atta, tidak berani menatap wajah Binar karena dia sadar kalau dia sudah berbohong dan membuat Binar terluka kembali. Binar terdiam sejenak, dia tidak boleh nangis dan harus memikirkan kata-kata yang pas untuk mereka.
Alhamdulillah Binar masih hidup, dan sudh sdar...
mudah² an ada warga yang bisa bantu Binar pulang ke kota....
kn lbur hari minggu sekolah minggu ke greja jdi klau mlm nie up 🙏tlong muncul jngan php para pembaca
mau di mana taruh tuh muka dengan PD nya ngaku²sahabat...
sahabat dari hongkong, sedangkan jin Qorin aja males ngakuin elu bagian dari dia 🤣🤣🤣
dewa gimana reaksinya setelah tau binar hilang ya