NovelToon NovelToon
Cinta Tak Harus Kamu

Cinta Tak Harus Kamu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: dtyas

Saat sedang menata hati karena pengkhianatan Harsa Mahendra -- kekasihnya dengan Citra -- adik tirinya. Dara Larasati dihadapi dengan kenyataan kalau Bunda akan menikah dengan Papa Harsa, artinya mereka akan menjadi saudara dan mengingat perselingkuhan Harsa dan Citra setiap bertemu dengan mereka. Kini, Dara harus berurusan dengan Pandu Aji, putra kedua keluarga Mahendra.

Perjuangan Dara karena bukan hanya kehidupannya yang direnggut oleh Citra, bahkan cintanya pun harus rela ia lepas. Namun, untuk yang satu ini ia tidak akan menyerah.

“Cinta tak harus kamu.” Dara Larasati

“Pernyataan itu hanya untuk Harsa. Bagiku cinta itu ya … kamu.” Pandu Aji Mahendra.

=====
Follow Ig : dtyas_dtyas

Saran : jangan menempuk bab untuk baca y 😘😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CTHK 32 ~ Jodoh Pilihan Bunda (2)

Mobil Pandu sudah berhenti di area parkir sebuah butik. Setelah menemui rekanan bisnis dan masih ada waktu sebelum menjemput Dara, ia memutuskan mendatangi butik milik Kemala. Tentu saja urusannya ada hubungan dengan pembicaraan Kemala dan Dara yang ia sengaja dengar, pagi tadi.

Sudah diantar menuju ruang kerja Kemala, wanita itu terkejut dengan kedatangan Pandu.

“Kebetulan sekali, mbak ada perlu denganmu. Siapa sangka malah datang kemari,” ujar Kemala memulai pembicaraan.

Pandu hanya tersenyum tipis dan menghela pelan. berusaha untuk tetap sabar meski rasanya sangat emosi mengingat sikap yang Dara dapatkan dari Bundanya sendiri.

 “Oh iya, ada apa gerangan?” tanya Pandu meski sudah bisa menduga pasti masalah Citra.

“Kamu tahu ‘kan Mbak ada dua anak perempuan. Dara dan CItra.”

“Bukannya Citra hanya anak sambung ya,” ujar Pandu dengan sengaja.

“Bukan masalah anak sambung atau kandung, yang jelas keduanya adalah putriku. CItra, dia mengatakan kalau ada perasaan dengan … kamu. Jadi ….”

“Sebentar,” ucap Pandu menyela penjelasan Kemala. “Aku tidak bisa, karena sudah ada gadis lain di hati ini. Apalagi Citra, dia terlalu … bukan tipe idamanku dan tidak bisa dibandingkan dengan gadis yang aku cintai.”

Kemala terdiam mendengar penolakan Pandu, padahal dia belum selesai penjelasannya. Entah bagaimana perasaan Citra, kalau tahu Pandu menolaknya mentah-mentah.

“Kamu yakin CItra tidak lebih baik dari perempuan itu?”

“Tentu saja, bahkan tidak ada seujung kuku pun. Aku tidak akan minta maaf karena sudah merendahkan CItra, tapi begitu adanya. Keperluan anda sudah bukan? Sekarang giliranku,” tutur Pandu dan Kemala hanya bisa diam mendengarkan penuturan Pandu.

Tidak bisa mengelak apalagi protes karena kejujuran Pandu. Tidak bisa pula dia memaksa agar pria itu mau menerima putrinya. Akan beda cerita kalau posisi keluarga Kemala berada di atas level keluarga Mahendra, mungkin bisa memaksakan kehendaknya menjodohkan Pandu dengan Citra.

“Ini tentang Dara. Ada persoalan lain yang harus anda ketahui tentang Dara. Termasuk mantan kekasih dan konspirasi apa yang sudah terjadi sampai Dara memutuskan mengakhiri hubungannya.”

“Maksudnya apa?” tanya Kemala heran karena malah membahas Dara dengan kekasihnya.

“Sebagai ibu anda tidak peka, bagaimana mungkin lebih membela CItra. Apa pembelaan anda masih berlaku jika tahu masalah yang terjadi antara Dara dan CItra.”

“Masalah apa, tolong jelaskan!”

“Tanyakan langsung pada mereka, aku tidak berhak menjelaskannya.”

***

“Mau kemana?” tanya Dara ketika Pandu ikut melepas seatbelt.

“Turunlah. Ayo, tidak sabar ingin tahu pria macam apa yang dipersiapkan oleh bundamu. Kayak gimana tampang si Katro.” Pandu mematikan mesin dan keluar dari sana.

“Mas Pandu tunggu di mobil saja,” titah Dara melihat Pandu malah mengekor langkahnya. “Atau di sana,” tunjuk Dara pada sebuah meja tidak jauh dari pintu masuk cafe, berharap Pandu tidak akan ikut masuk.

“Ck, aku temani atau tidak usah datang.”

Akhirnya gadis itu pasrah dan membiarkan Pandu ikut. Berharap tidak mendadak jadi supel apalagi pandai bergaul dan bertanya macam-macam.

Pandangan Dara menatap sekeliling area indoor. Mencari sosok yang akan dikenalkan dengannya. Pelayan café menawarkan meja yang bisa digunakan oleh Pandu dan Dara.

“Maaf, saya mencari ….” Belum selesai Dara bicara sudah disela oleh pelayan tadi.

“Ini mbak Dara ya?” Dara dan Pandu saling tatap kemudian menjawab ‘iya’.

“Sudah ditunggu Mbak, ada di meja outdoor belakang dekat taman sore-sore.

Pandu dan dara melewati pintu menuju area belakang, sempat menhentikan langkahnya menatap meja yang ditunjuk oleh pelayan tadi. Seorang pria dengan gaya rambut klimis, berkumis tipis dan kacamata membingkai wajah itu. Juga kemeja kotak-kotak yang dikenakan, entah apa bagian bawah dan alas kakinya.

“Yang kamu maksud kinyis-kinyis, kayak gitu?” tanya Pandu lalu terkekeh, membuat pria yang sedang diperhatikan itu menatap ke arah mereka.

“Diam, ucap Dara sambil menyikut perut Pandu.

“Bahkan security di rumah Papi masih lebih baik dari dia."

“Mbak Dara ya,” ucap pria itu sambil berdiri. Dara menghampiri pria itu lalu menyambut jabat tangannya dan duduk di kursi bersebrangan dengan Karyo.

“Ternyata lebih cantik aslinya dibandingkan foto,” seru Karyo tanpa sungkan.

“Mas Karyo bisa saja,” ujar Dara malu-malu dan terdengar dehaman, saat Dara menoleh ternyata Pandu berdiri menatap ke arahnya.

“Loh ini siapa?” tanya Karyo sambil menunjuk Pandu.

“Dia ….”

“Saya Pandu Aji, pamannya Dara.”

“Oh ikut juga, tapi dia tidak akan mengganggu pembicaraan kita ‘kan?” tanya Karyo pada Dara.

“Tidak,” jawab Dara menatap Pandu yang langsung duduk di sampingnya.

“Jadi, Katro. Bagaimana pendapatmu setelah mengenal Dara?”

“Katro?” tanya Karyo mendengar pelesetan namanya.

“IYa, kamu Katro. Sampaikan pada orangtuamu kalau Dara sudah ada kekasih dan tidak butuh perjodohan begini."

"Masa? Padahal saya sepertinya cocok dengan Mbak Dara."

"Kamu cocok, dia belum tentu," sahut Pandu. "Ayo," ajaknya sambil meraih tangan Dara.

"Mau kemana?" tanya Karyo.

"KUA," jawab Pandu.

"Mas," tegur Dara lalu mengangguk pada Karyo yang bingung melihat interaksi mereka.

"Masih jauh gue kemana-mana," ujar Pandu bangga.

\=\=\=\=

Hore Panda 🐼🐼🐼 mau ke KUA

Pandu : Awas aj author munculin katro katro lainnya

 

 

 

 

 

1
⚘️ɛ.
jadi ceritanya: "kau khianati aku, kugaet pamanmu." 🙂‍↕️
⚘️ɛ.
aah, lemah adek yg gondrong² bwangg..
⚘️ɛ.
yaiyalah mepet² mak tiri, calon suaminya sultan, kan mayan kecipratan juga..
⚘️ɛ.
maunya kamu rekam, Ra..
⚘️ɛ.
kebalik neng, Harsa yg tidak pantas utk kamu..
Siti Sarifah
Luar biasa
Asri Devi
dihh ngarep
Asri Devi
nah lho...jealous 😄
Maria
Luar biasa
Maria
Lumayan
Dang Antie
Luar biasa
Sri Lestari
skali2 visualnya jgn orang korea dong...orang barat kek aho blasteran gitu lon keren thor...
echa purin
👍🏻
Ita Putri
semoga itu gejala kehamilan dara
Asri Devi
dihh najongg
Rahma Lia
Luar biasa
Surya Hermawan
dara hamil lagi ???/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
suryani duriah
Luar biasa
Surya Hermawan
kok pingin gaplok muka pandu ya /Facepalm/
Surya Hermawan
panik pandu bikin greget panda /Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!