NovelToon NovelToon
TEMANKU

TEMANKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Dunia Lain / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: xzava

Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.

Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.

Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.

Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Good mor-ning," ucap Elsya sambil menguap.

"Masih ngantuk padahal lu bangun jam segini?" Elzein tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

"Gak usah marah, baru juga jam segini," ucap Elsya padahal sudah jam 10 pagi. "Gak ke kampus?"

"Gak ada jadwal hari ini," jawab Elzein, "Jadi lu mau ambil jurusan apa?"

"Masih belum tau," kawan Elsya.

"Oke Pendaftaran buka sampai bulan tujuh, lu masih punya waktu." Elsya hanya menganggukkan kepalanya, sebenarnya dia sudah punya pilihan hanya saja Elsya masih memiliki sedikit keraguan.

"Ah iya habis makan turun ke bawah ya Sya," ucap Elzein saat ia mau turun ke lantai bawah.

"Oke." Elsya segera menyelesaikan sarapannya itu.

Selesai mencuci piring, Elsya segera turun untuk melihat kakaknya.

Terlebih Elsya juga mau melihat progres renovasi untuk cafe kakaknya, sudah seminggu ia tidak memperhatikan renovasinya walaupun sering lewat Elsya tidak memperhatikannya.

"Woooh sudah hampir selesai ternyata," ucap Elsya sambil tersenyum senang saat melihat lantai bawah yang tengah finishing.

"Desainnya bagus kan?" tanya Elzein.

"Bagus, gue suka."

"Sini," ucap Elzein mengajak adiknya untuk melihat sekeliling.

"Wah." Elsya terkagum-kagum melihat desainnya yang simpel dan aesthetic. "Muat berapa orang ini kak?"

"Kalau full sekitar tujuh puluh orang," ucap Elzein.

"What? Tujuh puluh? Yakin baru buka loh kak."

"Harus yakin." Elsya pun hanya mampu menganggukkan kepalanya sambil menatap punggung Elzein yang meninggalkannya.

"Jadi nanti gue di bagian apa?" tanya Elzein.

"Semua."

"Hah? Semua? Yakin lu kak?" Elzein menjawab dengan mengangguk ke arah adiknya.

"Kita kan cuma berdua, siapa yang harapkan? Si Kun?"

"Ya bukan dia juga, buka loker kek biar ada yang daftar."

"Lu mau gaji dia pake apa? Kita buka loker kalau sudah ada penghasilan."

"Terus lu mau gaji gue pake apa kalau gitu?" tanya Elsya, ia mana mau di suruh kerja kalau gak di gaji.

"Mobil," jawab Elzein.

"Dapat duit dari mana lu beliin adik tercinta lu mobil?"

"Seperti kata lu kemarin, kita gak semiskin itu."

"Yeeeeeey akhirnya punya mobil, jadi ka...."

"Buat SIM dulu baru gue beliin, ah bukan bukan nanti gue beliin kalau kelakuan lu baik sama gue jadi berbaik hati lah."

"Yaaaa mana boleh gitu," ucap Elsya protes ke kakaknya.

"Why not?"

"Terserah kak terserah, jadi ini gue harus ngapain?" tanya Elsya yang mulai tidak mood dengan kakaknya.

"Gak usah ngambek, ntar gue beliin kalau lu punya SIM, belajar bawa mobil betul-betul."

"Seriusan ya kak, awas lu ingkar janji."

"Iya Sya," ucap Elzein, ia pun ikut senang karena Elsya.

"Naik ambil buku sama pulpen," suruh Elzein.

"Buat apa?"

"Gak usah nanya ambil aja dulu."

"Oke." Elsya pun beranjak untuk naik ke lantai atas.

Elzein ingin mencatat semua barang yang mungkin akan mereka butuhkan, karena Elzein pernah part time di sebuah cafe jadi itu bukan suatu hal yang sulit untuk ia lakukan.

Setelah Elsya datang dengan membawa buku, Elzein segera menulis semua yang akan di belinya.

Selagi Elzein sibuk mencatat, Elsya memilih hal belakang rumahnya itu, tidak ada yang spesial hanya halaman yang cukup bersih.

"Berarti ini kosong aja," ucap Elsya, tepat ia menyelesaikan kalimatnya Elsya melihat ada yang sedang mengintip tapi ia tidak bisa memastikan itu siapa.

Di saat Elsya melihat sekeliling, ia tidak melihat siapapun. "Siapa? Kalau penghuni rumah gak mungkin ngintip."

Bukannya masuk ke dalam, Elsya justru mencari sosok itu, karena Elsya yakin pasti ada yang melihatnya dan ia ingin memastikan itu siapa.

"Dimana lu?" tanya Elsya dalam hati sambil mengedarkan pandangannya.

Berkali-kali Elsya panggil tapi tidak ada yang muncul, Elsya pun memilih masuk untuk menghampiri kakaknya.

"Ngapain?" Tanya Elzein yang ternyata melihatnya di halaman belakang.

"Gak, lihat-lihat aja."

"Masuk, kita harus belanja," ucap Elzein.

"Hah?"

"Hah mulu lu, sana mandi," Suruh Elzein sambil mendorong kepala Elsya.

"Iya iya." Elsya segera lari ke atas untuk mandi dan siap-siap.

Setelah selesai, ia segera turun ke bawah untuk menghampiri kakaknya.

"Berangkat," ucap Elsya, kakaknya pun mengangguk dan berjalan duluan.

Diam-diam Elsya memanggil mbak Kun untuk ikut, tapi mbak Kun tidak muncul. "Lagi mantau Jus lagi keknya ini setan," ucap Elsya dalam hati.

Sesampainya di toko Elsya di suruh mendorong troli, mau tidak mau Elsya menuruti perintah kakaknya.

Cukup lama mereka berdua berkeliling hingga akhirnya barang-barang yang mereka butuhkan sudah di ambil semua.

Setelah selesai mereka segera pulang dengan bawaan penuh satu mobil, Elzein membawa mobilnya pelan agar gelas dan piring yang dibeli tidak pecah.

"Kak?" Elsya ingin membicarakan sosok yang di lihat tadi.

"Hmmm."

"Tadi gue gak sengaja ngelihat sosok di belakang rumah tapi gue baru pertama kali lihat sosok itu," ucap Elsya.

"Pertama kali?"

"Iya." Elsya mengangguk karena yakin itu bukan penghuni rumah.

"Oke ntar gue suruh si Kun, ini juga dia kemana dari pagi pergi belum balik."

"Paling nyari jus," celetuk Elsya.

"Ah iya, tuh setan tobat tapi tetap aja dosa soalnya nyolong punya orang."

"Ajaran lu tuh,"

"Sembarang."

Saat melihat keluar, Elsya melihat mbak Kun berdiri di pinggir jalan.

"Kak, mbak Kun," ucap Elsya dan berhasil membuat Elzein ngerem mendadak, untungnya jalan sedang sepi.

"Pelan-pelan atuh kak," ucap Elsya kesal karena kaget.

"Sorry, mana dia?"

"Tuh," tunjuk Elsya ke penjual jus yang ternyata tidak jauh dari rumah.

"Tuh setan bener bener ya." Elzein pun menepikan mobilnya.

"Kak beli jusnya yang banyak jangan lupa lebihin duitnya."

"Oke," Ucap Elzein sambil menganggukkan kepalanya.

Elsya menunggu di mobil, sambil melihat mbak Kun dari dalam mobil.

"Ngapain lu disini?" tanya mbak Kun yang kaget saat melihat Elzein sudah berdiri di sampingnya.

"Bu Jus semangka 25 ya," ucap Elzein sambil tersenyum ramai ke ibu penjualnya.

"25 ribu mas?" tanyanya.

"25 gelas."

"Alhamdulillah," ucap ibunya dan langsung membuatkan pesanan Elzein.

"Masuk mobil lu Kun, awas lu kabur," ucap Elzein dalam hati.

"Iya gue juga mau tapi kaki lu nginjek baju gue."

Elzein pun menggeser kakinya, agar mbak Kun bisa pergi.

Saat tengah menunggu, penjualnya bercerita kalau ada yang komplain jusnya kurang enak dan baunya juga tidak sedap, padahal ibunya pakai buah-buahan yang segar.

"Ulah si Kunti ini," geram Elzein dalam hati.

"Mungkin ada yang usil bu, besok ibu buat jus satu gelas tapi kasih garam terus taro gitu aja bu, biar yang usil gak datang lagi."

"Emang ngaruh mas?" tanya ibunya kurang percaya.

"Iya bu, coba 3 hari ya bu."

Elzein segera membayar pesanan dan langsung pergi tanpa mengambil kembalian uangnya.

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09
Hai ka gabung yu gc Bcm
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.
Leviathan
semangat, mampir juga d chatt story ane
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!