NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Bodyguard Tampan

Terjerat Cinta Bodyguard Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: santi.santi

Raisa terpaksa menikah dengan Adam, bodyguard dari Papanya sendiri, karena insiden di satu malam yang telah di rencanakan pesaing partai Papanya.
Posisi Papanya yang menjadi orang momor satu dari sebuah partai politik membuat Raisa terpaksa menerima pernikahan yang sama sekali tidak pernah ia inginkan itu demi menyelamatkan Papanya juga nama baiknya sendiri karena foto-foto vulgarnya itu telah di sebar luaskan oleh orang tak di kenal.
Namun bagaimana Raisa yang keras kepala dan sombong itu menerima Adam sebagai suaminya sedangkan Raisa sendiri selalu menganggap Adam hanyalah penjilat dan pria yang mengincar harta Papanya saja.
Rasa bencinya pada Adam itu tanpa sadar telah menyakiti hati pria yang menurutnya kaku dan menyebalkan itu.
Bagaimana juga Raisa berperang melawan hatinya yang mulai tertarik dengan sosok Adam setelah berbagai kebencian ia taburkan untuk pria itu??
mari ikuti perjalanan cinta Raisa dan Adam ya readersss...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana

Raisa tidak kembali ke rumahnya setelah itu. Dia memilih menuju apartemen Stevi. Hanya itu tempat yang saat ini bisa ia tuju untuk mendinginkan kepalanya.

Sejak kedatangannya ke apartemen itu pun Raisa hanya terdiam. Namun Stevi, sahabat yang mengenal benar siapa itu Raisa bisa melihat rahang wanita itu mengeras. Stevi yakin saat ini Raisa sedang mengendalikan dirinya yang diliputi kemarahan.

Stevi sendiri belum berani menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, dia menunggu sahabatnya itu lebih tenang dan menceritakan sendiri masalahnya.

"Minun dulu" Stevi mengulurkan segelas air putih pada Raisa.

"Thanks"

"Hemm"

Raisa langsung meneguk air putih itu sampai tandas.

"Nggak minum dua hari lo??" Canda Stevi yang melihat cara minum Raisa.

"Berisik lo!!" Lirik Raisa dengan tajam pada Stevi.

Stevi hanya terkekeh melihat lirikan maut dari Raisa itu.

"Stev"

"Hemm" Stevi masih fokus pada ponsel di tangannya.

"Ternyata dugaan gue benar selama ini"

"Maksud lo??" Stevi mulai tertarik dengan arah pembicaraan Raisa.

"Dia benar-benar penjilat"

"Dia maksudnya??"

"Cecunguk itu" Jawab Raisa dengan kesal karena Stevi tak kunjung paham.

"Oh, suami lo?? Emang dia kenapa??"

Raisa mendengus mendengar kata suami dari Stevi.

"Lo tau apa yang bikin gue stres dari tadi pagi??" Stevi menggeleng.

"Mulai ini, Papa mencabut semua fasilitas gue. Nggak ada lagi mobil, nggak ada kartu credit card, nggak ada uang jajan, gue juga di paksa apa-apa sendiri. Bahkan kata Papa, pria itu yang akan menafkahi gue, karena sekarang gue bukan tanggungjawab Papa lagi"

"Dan parahnya lagi, Papa menyerahkan pabriknya sama cowok belagu itu Stev. Udah jelas kan apa tujuan dia selama ini?! Dia cuma mau menguasai harta Papa aja"

"Hah, kenapa bisa?? Kan lo anaknya Sa, masa dia malah lebih percaya sama Mas Adam itu"

"Gue juga nggak tau gimana caranya dia menghasut Papa, otak Papa kayaknya udah di cuci sama dia"

Raisa jelas tak bisa menerima keputusan Papanya itu. Adam bukanlah siapa-siapa, tapi dia mendapatkan kuasa yang lebih besar dari semua harta yang harusnya jatuh ke tangannya sendiri.

"Terus sekarang hidup lo gimana Sa?? Nggak ada uang sama sekali lo??"

"Ada sih, tapi cuma dikit. Itu tabungan gue sendiri"

Raisa menyesal karena tidak menabung dari dulu, tapi Raisa juga tidak menyangka jika akan menghadapi situasi seperti ini.

"Terus kedepannya? Nggak mungkin kan lo bisa hidup hanya dengan uang tabungan lo aja"

Raisa menatap Stevi, membenarkan apa yang di katakan sahabatnya itu.

"Lo nggak mungkin kan diam aja kaya gini??"

Raisa hanya terdiam, meski dia setuju dengan apa yang Stevi katakan dari tadi.

Dia tidak mungkin diam saja di saat ada orang lain menjajah dirinya. Dia tidak mungkin diam saja saat dirinya di injak-injak seperti itu.

*

*

*

Malam harinya, saat Riasan tiba di rumah. Raisa sudah melihat mobil Papanya ada di rumah. Itu tandanya, Papanya dan suaminya sudah ada di rumah.

Itulah waktu yang di tunggu Raisa sejak tadi. Ia ingin menyampaikan sesuatu yang telah ia pikirkan dengan matang di sejak di apartemen Stevi tadi.

"Papa mana Bi??" Raisa melihat Bi Asih membawa nampan berisi dua cangkir teh.

"Di ruang kerja sama Mas Adam Non"

"Kesempatan gue nih"

"Sini biar aku yang bawa" Raisa meraih nampan yang di bawa Bi Asih dengan paksa.

Raisa juga tak mempedulikan tatapan Bi Asih yang penuh tanda tanya.

"Pa, aku masuk!!" Seru Raisa dari luar lali mendorong pintu kerja Papanya tanpa menunggu jawaban dari dalam.

"Pasti lagi cuci otak bokap gue makhluk satu ini"

Raisa langsung menatap tak suka pada Adam yang duduk di hadapan Papanya.

"Mau apa??"

Raisa tampak kesal karena Papanya berubah dingin dan ketus seperti itu.

"Ini tehnya"

Raisa meletakkan kedua cangkir tehnya di hadapan kedua laki-laki itu. Sempat Raisa melirik pada Adam yang sama sekali enggan melihat ke arahnya.

"Sok banget sih, baru dia laki-laki yang menolak pesona gue"

"Tumben. Ada apa di balik teh ini sebenarnya" Sindir Satya.

"Baiklah, karena Papaku ini terlalu pintar menebak. Tentu saja aku ada sesuatu yang ingin aku sampaikan sama Papa"

Satya memandang putrinya dengan alis berkerut, tapi dia masih menunggu ucapan Raisa.

"Sekarang Papa sudah ambil semua fasilitas yang Papa berikan. Aku udah nggak punya apa-apa sekarang. Mobil juga nggak ada, jadi.." Raisa menggantung ucapannya.

"Jadi??"

"Aku butuh pekerjaan Pa!!" Ucap Raisa dengan tegas dan berhasil membuat Adam mendongak menatap Raisa.

"Untuk apa kamu kerja Raisa?? Kamu hanya perlu di rumah menjadi istri yang baik untuk suamimu. Bukannya dari dulu kamu seperti itu?? Susah di ajak kerja keras??" Ucapan Satya berhasil menohok putrinya.

"Kenapa gue jadi di bully bokap gue sendiri"

"Tapi Pa, aku butuh kerjaan. Aku butuh uang"

"Kalau maslah uang, kamu minta aja sama Adam. Papa yakin dia mampu menafkahi kamu. Iya kan Dam??" Raisa ikut menoleh pada Adam.

"Benar Pa"

"Cih, kere aja sok-sokan" Cibir Raisa yang mendapat tatapan tajam dari Papanya.

Raisa terbelalak karena baru kali ini Adam mendengus mendengar ucapannya.

"Raisa, Raisa. Kapa sih kamu bisa menghargai orang?? Terutama Adam itu suami kamu" Satya sampai mengusap wajahnya dengan kasar.

"Udahlah Pa, kita bahas yang tadi aja. Aku mau kerja pokoknya!!"

"Baiklah, asal suami kamu mengijinkan"

Lagi-lagi Raisa di buat kesal karena Papanya terus menyangkut pautkan kehidupannya dengan Adam.

"Bagaimana Dam??"

Raisa menatap Adam dengan malas. Dia merasa jika Adam saat ini pasti besar kepala karena begitu di keistimewaan oleh Papanya.

Adam menatap Raisa sejenak. Bukan seperti tatapan terpana, tapi lebih seperti mencari sesuatu di wajah Raisa.

"Udahlah Pa, dia nggak mungkin kasih ijin. Emang niatnya dari awal mau menindas ku" Cibir Raisa memutus kontak matanya dengan Adam.

"Aku kasih ijin, tapi kamu harus kerja di pabrik sama aku" Ucap Adam.

"Yes!! Akhirnya kemakan juga umpan ku"

"Nggak masalah, tapi gue mau jadi sekretaris lo!!"

Satya dan Adam sama-sama tak menyangka jika Raisa akan begitu mudah menerima tawaran Adam.

"Nggak bisa, posisi sekretaris sudah di isi Gaby, kemarin kamu udah lihat sendiri kan orangnya" Tolak Satya.

Raisa mengingat wanita yang kemarin datang bersama Papanya. Wanita yang seksi dan usianya sedikit di atasnya.

"Dia bisa di ganti posisi lain kan Pa?? Masa aku sebagai anak kandung Papa harus jadi karyawan tanpa berpengaruh sedikitpun. Sedangkan dia yang bukan siapa-siapa malah bisa memegang penuh perusahaan Papa" Raisa menatap tak suka pada Adam.

"Baiklah, masih ada posisi satu lagi. Dan itu jabatan yang cukup tinggi karena kamu akan berurusan langsung dengan Adam sebagai pemimpin. Bagaimana?? Kamu mau??"

"Apapun asal jangan masukan aku ke bagian produksi"

"Dengan gue yang selalu ada di dekat lo, gue pasti bakalan cari bukti kalau lo emang mau menguasai perusahaan Papa gue"

"Oke, mulai besok pagi kamu mulai bekerja. Bimbing dia dengan baik Dam, jangan beri keistimewaan kepadanya walau dia anak Papa"

"Baik Pa" Ucap Adam dengan santai. Seperti tak keberatan dengan keputusan Satya sama sekali.

"Memang bagian apa yang harus aku tempati Pa??"

Satya dan Adam saling berpandangan, seolah mengirimkan pesan melalui tatapan mata mereka.

"PA, personal assistant utuk Adam"

"HAH!!!!!"

1
Juniarsih Hariany
Luar biasa
Ryan Jacob
semangat Thor
Sugiarti Arti
Luar biasa
azie hamid
sedihnya kesian stev ditolak terus oleh hanif
azie hamid
adam pun terbawa sekali ngidam
azie hamid
selamat pengantin baru raisa dan adam
Zurita Fanani
Luar biasa
Dian Min Young
kamu keren banget thor
Nurma sari Sari
gampang sekali termakan hasutan orang yg bahkan GK tau siapa orang itu, sepertinya yg mengirim surat itu om nya Raisa
Nurma sari Sari
sepanjang aku baca novel, baru kali ini aku GK suka banget sama peran yg perempuan..
santi.santi: yes berarti otor berhasil dong menggambarkan tokoh raisanya??
total 1 replies
Nurma sari Sari
lanjut...
Nurma sari Sari
mampir Thor...
die
Luar biasa
#ayu.kurniaa_
.
M Amir
novel taiii
dewi hastutuhermawan: gk usah menghujat klw gk suka bro....tinggal skip aja gk usah baca kan beressss...gtu aja koq repot !!!
total 1 replies
Yessi Yanti
Luar biasa
Win wina
iya jangan gengsi2 kamu klau ga mau kehilangan adam
Win wina
hahaha gimana sih Lo Thor
Win wina
Kok saya curiga ini semua ulah papanya,karna memang ingin menikah kn mereka ber dua
nrmla
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!