berkali-kali tertipu, sehingga membuat mereka terbiasa dengan hal tersebut,
karena sering kali kena tipu,Aya dan Jaka pun memulai bisnis mereka hingga akhirnya mereka pun bisa membedakan mana penipu dan mana orang yang benar-benar tulus,
mari baca novel pertama aku,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undian dari bungkus kopi kosong
Hari ini cuaca sangat panas, Aya yang hanya berjualan kopi pasti sangat lah susah untuk mendapatkan pembeli.
"Mah, Nana lapar."
Ucap Nana yang merintih menahan rasa laparnya.
"Sabar Na, mamah belum dapat uang."
Jawab Aya yang langsung memeluk tubuh mungil Nana.
"kenapa sih mah, buat makan aja kita harus nunggu pembeli."
Ujar Nana dengan matanya yang menahan air matanya.
"Sabar, cuaca sedang panas, orang jarang meminum kopi disaat panas seperti ini."
Jawab Aya yang masih memegang tubuh mungil Nana.
"Belum selesai menenangkan Nana, si bungsu Nunu pun sama, menangis karena sudah tidak kuat menahan rasa laparnya.
Aya mencoba menenangkan anak-anak nya, sementara Jaka masih terlelap dalam tidurnya.
"Ya ampun ayah, kalau begini terus bagaimana kita bisa bertahan hidup."
Ujar Aya yang kesal dengan Jaka.
Aya lebih suka menggerutu jika sedang marah, apapun yang ada didepan matanya menjadi sasaran kemarahan nya.
"Krak".
"Krak".
Terdengar suara benda yang berjatuhan, membuat Jaka langsung terbangun dari tidurnya.
"kamu kenapa sih mah, pagi-pagi sudah marah-marah."
Ujar Jaka yang langsung bangkit dari tempat tidurnya yang hanya beralaskan tikar bekas.
"Aku mau kerumah ibu Dinar yah, kebetulan kemarin dia butuh pembantu yang bisa pulang pergi."
Jawab Aya yang sedang menggantikan baju Nunu.
"Memang warung sepi mah?."
Tanya Jaka pada Aya yang terlihat sangat kesal.
"Iyah, sudah dari pagi sampai jam dua siang,
belum ada yang beli ayah."
Jawab Aya yang tak kuasa menahan air matanya.
"ya elah, kalau tidak makan sehari juga tidak akan mati mah."
Ujar Jaka yang sedang menggendong Nana yang tertidur karena menahan lapar.
"Iyah, tidak akan mati yah, tapi kasihan anak-anak, mereka harus terus menerus menahan lapar seperti ini."
Jawab Aya yang langsung memakai kerudung
nya.
"Terus kamu mau pergi begitu?."
Tanya Jaka yang langsung menghampiri Aya.
"Iyah, aku tidak tega jika harus terus membohongi anak-anak."
Jawab Aya yang langsung pergi meninggalkan warung dan membawa Nunu yang masih dia gendong.
Dikediaman ibu Dinar.
"Assalamu'alaikum,,,".
Ucap Aya yang berdiri di depan pintu rumah Bu Dinar.
"Waalaikum salam,,".
Jawab bu Dinar dari dalam rumah nya.
"Ya ampun, mbak warung kopi."
Ujar bu Dinar yang langsung membukakan pintu rumah nya.
"Ibu, maaf sebelumnya, kedatangan saya ingin menanyakan tentang pekerjaan kemarin.''
Ucap Aya yang sebenarnya malu pada diri nya sendiri.
"Owalah, memang nya ada yang mau kerja mbak."
"Ada bu, lebih baik saya saja yang bekerja bu."
Jawab Aya yang langsung melihat wajah bu Dinar.
"Aduh,masa kamu sih mbak,kan kamu punya warung."
Jawab bu Dinar yang bertanya pada Aya.
"Warung sepi bu, dari pagi sampai sekarang, belum ada yang beli."
ucap Aya yang sedikit curhat pada bu Dinar.
"Ya Allah, silahkan kalau kamu mau, ibu juga butuh untuk membersihkan rumah saja Mbak."
Jawab bu Dinar yang langsung memberi tau tentang apa saja yang harus dikerjakan oleh Aya.
Aya mendengar kan apa saja yang harus di lakukan oleh nya, dan langsung bergegas menuju dapur sesuai dengan apa yang disuruh oleh bu Dinar.
Waktu pun terus berjalan, hingga jam pun menunjuk kan pukul enam sore.
"Aya, makan lah dulu, baru kamu boleh pulang."
Ujar bu Dinar yang menyuruh Aya makan terlebih dahulu.
Aya melihat nasi dan lauk pauk yang sudah di siapkan untuk nya.
"kenapa hanya dilihat Aya, makan lah dengan anak mu."
Ujar bu Dinar dengan senyum nya yang ramah.
"Maaf bu, saya mau pulang saja."
Ucap Aya yang ingin langsung pulang ke warung nya.
"Aya, kasihan anak kamu, sepertinya dia lapar."
Ucap bu Dinar yang melihat wajah Nunu.
"Anak saya dua bu, dirumah Nana juga sedang merasa kan lapar."
Jawab Aya yang tidak kuasa menahan air matanya.
"Astaghfirullah Aya, kenapa kamu tidak bilang kalau kamu dan anak-anak mu belum makan."
Ujar bu Dinar yang langsung membungkus semua makanan yang ada dimeja makan nya.
"Bawalah ini, makan lah bersama dengan anak-anak mu."
Ujar bu Dinar yang memberi kan rantang berisi nasi dan lauk pauk.
"Terima kasih bu, semoga rezeki ibu dilimpahkan oleh Allah."
Jawab Aya yang langsung berpamitan pada bu Dinar.
"Tunggu Aya, ini uang hasil kerja keras kamu,
dan besok kamu boleh bekerja kembali."
Ujar bu Dinar yang langsung memberi kan uang pada Aya.
"Terima kasih bu, padahal dengan ibu memberi saya makanan saja, saya sudah cukup bu."
Jawab Aya yang sempat menolak pemberian dari bu Dinar.
"Tidak boleh menolak Rezeki Aya, ini juga sudah jadi hak kamu, maaf jika jumlah nya sangat kecil, nanti jika ada rezeki lebih,gaji kamu juga naik Aya."
Ujar bu Dinar yang langsung membukakan pintu rumah nya.
Aya pun langsung bergegas pulang kembali ke warung nya, setelah berpamitan pada bu Dinar.
Dengan perasaan nya yang senang, Aya pun langsung bergegas menuju warung kopi milik nya.
"Mamah,,,dede,,, kenapa pergi tidak ajak Nana."
Ujar Nana yang langsung mendatangi Aya dan Nunu yang masih digendong nya.
"Mamah kerja sayang,nih lihat, mamah bawa apa?."
Ujar Aya yang memperlihatkan rantang nasi yang dibawa oleh nya.
"ihhhhh, mamah bawa makanan kah?."
Tanya Nana yang langsung mengambil rantang nasi yang ada ditangan Aya.
Didalam kamar, Jaka sedang duduk bermain gitar.
"Dari siapa itu Na?."
Tanya Jaka yang langsung bangun dari tempat duduk nya.
"Dari mamah yah, mamah udah pulang."
Jawab Nana yang langsung kembali keluar mencari ibunya.
"Dengan warung bu Aya?."
Tanya salah seorang yang datang membawa mobil ke warung kopi milik Aya.
"Akhirnya, ada juga yang mau beli.''
Ucap Aya didalam hati nya, dan langsung datang menghampiri orang yang datang pada nya.
"Iya pak, saya sendiri."
Jawab Aya yang tersenyum pada orang itu.
"Ibu saya dari mayora, selamat karena ibu telah berhasil mengumpulkan bungkus kopi dengan jumlah yang sudah memenuhi syarat."
Ujar seseorang yang datang dari promosi kopi langganan Aya.
"Oh iya, memang nya saya bisa dapat apa pak?."
Jawab Aya yang sekaligus bertanya pada salesman kopi itu.
"Silahkan ibu pilih hadiahnya sendiri,ada termos panas dan termos es, silahkan ibu mau pilih yang mana."
Ujar salesman yang membawa hadiah untuk Aya.
"Alhamdulillah, saya mau ambil termos es nya pak."
Jawab Aya yang memilih untuk mengambil termos es yang sudah lama dia idamkan.
"Baik bu, silahkan tanda tangan nya, dan saya minta foto ibu bersama dengan hadiah nya."
Ucap salesman yang terdengar sangat ramah dan baik itu.
Setelah berfoto bersama dengan hadiah nya,
Salesman itu pun langsung berpamitan untuk kembali bekerja.
Rezeki memang tidak kemana, kini Aya bisa mendapatkan apa yang sudah lama dia ingin kan.
Mendapatkan hadiah dari hasil nya menabung sampah kopi Merk tertentu, membuat Aya bisa berjualan minuman es yang bisa dia jual di warung nya.
Sedikit demi sedikit, kita akan tau lebih banyak tentang kisah Aya dan Jaka.
Like and komen di kolom ya kak , 🙏🙏🙏