Sebuah pengkhianatan seorang suami, dan balas dendam seorang istri tersakiti. Perselingkuhan sang suami serta cinta yang belum selesai di masa lalu datang bersamaan dalam hidup Gladis.
Balas dendam adalah jalan Gladis ambil di bandingkan perceraian. Lantas, balas dendam seperti apa yang akan di lakukan oleh Gladis? Yuk di baca langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu teman lama
"Crhistian,"
"Crhistina,"
Ucap kedua wanita cantik itu dengan berbarengan, namun mengucapkan nama yang berbeda, membuat pria yang tak lain adalah Cristian berdecak kesal.
"Wah, sudah delapan tahun'pun kamu tetap menyebalkan ya, San!" kata Cristian sambil tersenyum mengejek ke arah Sandra. Wanita yang selalu memanggilnya dengan sebutan Cristina, bukan Crhistian. Sungguh menyebalkan sekali bukan?
Sandra langsung memukul lengan Crhistian, pria yang dulu menjadi teman berantemnya di kala kedua mahluk itu bertemu. Ntahlah, mahluk berbeda jenis kelamin itu tidak pernah akur sekalipun.
"Cristina! Wajahmu juga tetap menjengkelkan sama seperti dulu." Balas Sandra tidak mau kalah. Wanita cantik itu lantas berdiri mensejajarkan tubuhnya dengan Cristian.
Menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Kemana temanmu yang bajingan itu. Meninggalkan Gladis tanpa kejelasan sedikit'pun. Apakah dia sudah mati sekarang?" tanya gadis itu frontal.
Gladis langsung menarik tangan Sandra, ia tersenyum kepada Cristian, pria yang menghilang berbarengan dengan kekasihnya dulu.
"Jangan ungkit masalah dulu lagi. Semua itu sudah berlalu, Sandra!" bisik Gladis membuat Sandra memutar kedua bola matanya dengan malas.
"Apa kabarmu, Dis? Sudah lama kita tidak bertemu." Crhistian mulai menyapa Gladis. Ia pun tersenyum kepada Gladis, perempuan yang sudah membuat temannya jatuh cinta sedalam-dalamnya. Juga perempuan yang sudah membuat temannya hampir hilang akal sehatnya. Sungguh menakjubkan sekali perempuan ini.
"Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja." Jawab Gladis dengan tatapan mata yang masih tertuju pada Cristian. "Sedang apa kamu di sini? Apakah kamu sedang menemani istri dan anakmu bermain di sini?" tanya Gladis membuat Cristian tertawa pelan. Tentu hal itu membuat Gladis merasa aneh. Bukannya menjawab, Crhistian malah tertawa.
"Apakah pertanyaanku begitu lucu?" tanya Gladis lagi ketika melihat Crhistian yang masih tertawa tanpa suara.
"Tentu saja sangat lucu. Aku belum menikah, kamu malah menanyakan istri dan anak. Bukankah itu sebuah lelucon yang sangat lucu?" ucap Crhistian sembari menatap Gladis, yang terlihat semakin cantik walau sudah delapan tahun berlalu. Mungkin benar kata orang, istri orang itu akan terlihat cantik di mata orang lain. Sedangkan di mata suami, dia terlihat biasa saja, sehingga banyak pasangan yang berselingkuh hanya karena istrinya sudah tak menarik lagi.
"Maaf, aku tidak tahu. Aku hanya sekedar bertanya, lagian sangat aneh kamu berada di tempat ini, kalau.... " Ucapan Gladis tercekat di tenggorokan.
"Aku menemani anak sepupuku bermain di sini. Ya sebenarnya aku malas, tapi mau bagaimana lagi, sepupuku tidak ada, dan anaknya hanya mau di temani sama aku." Crhistian nampak menghela nafasnya kasar, ia menatap Gladis dengan Sandra secara bergantian. Pria tampan yang dulu sering memakai topi hitam itu, kini menjelma menjadi pria tampan dengan postur tubuh yang ideal. Bahkan, Sandra saja tadi sempat mengaguminya, namun dengan cepat ia mengenyahkan rasa kekagumannya itu.
"Ah begitu rupanya," ucap Gladis sambil tersenyum tipis.
"Cih... Mana mungkin dia belum menikah, lihat saja tampangnya sudah bapak-bapak, dia pasti sudah menikah. Hanya saja, dia tidak mau memberitahu kepada kita." Celetuk Sandra sambil tersenyum mengejek ke arah Crhistian. Sontak saja Crhistian terkejut mendengarnya. Bagaimana mungkin pria tampan sepertinya di katai sudah bapak-bapak? Apakah mata gadis itu rabun sehingga tidak bisa membedakan mana yang sudah bapak-bapak, sama yang masih muda dan tampan. Benar-benar menyebalkan sekali gadis satu ini.
"Sepertinya temanmu ini butuh kaca pembesar. Biar penglihatannya tidak salah. Ah apa mungkin mata dia sudah katarak?" Crhistian melirik sekilas ke arah Sandra, hatinya merasa sangat kesal karena gadis itu mengatainya sudah bapak-bapak. Sedangkan Sandra, ia juga tak kalah kesalnya di katai matanya sudah katarak oleh pria tampan itu.
"Kau yang katarak! Dasar tuan ubur-ubur." Seru Sandra sambil menatap tajam ke arah Crhistian.
"Astaga... Apakah perangai nona belanda ini tidak bisa di ubah? Ah tidak, maksudku, perangai nona Belanda ini semakin buruk saja. Pantas saja sampai saat ini masih menjomblo. Mana ada yang mau sama nona Belanda yang memiliki perangai buruk sepertinya." Ejek Crhistian membuat Sandra geram, dan ingin memakannya hidup-hidup. Lihat saja, matanya hampir terlepas, saking kesalnya dengan ucapan Crhistian barusan.
"Dasar sok tahu! Aku tidak jomblo ya. Aku sudah punya pacar," ucap Sandra dengan lantang. Padahal, yang di ucapkannya hanyalah sebuah kebohongan, toh dia memang masih jomblo sampai saat ini. Dia hanya tidak ingin di ejek saja oleh si Crhistian itu.
"Haha... Aku mendengar semua pembicaraan kalian tadi. Sudahlah, mengaku saja kalau kau itu masih jomblo." Kata Crhistian sambil tertawa renyah. Dia memang mendengar semua pembicaraan Gladis dengan Sandra tadi. Bukannya menguping, dia tidak sengaja saja berdiri tepat di samping di dekat sebuah pohon buatan yang berdiri tegak di samping tempat duduk Sandra.
"Kau!!! Dasar ayam jantan gila! Lebih baik kamu pergi saja dari sini, bikin mood ku hancur tahu, gak." Seru Sandra yang sudah hilang kesabarannya.
"Moodku juga hancur gara-gara gadis seperti dirimu. Dasar perempuan bermulut tajam." Ketus Crhistian tidak mau kalah.
Kedua manusia berbeda jenis kelamin ini, memang tidak pernah mengenal tenang untuk saling mengatai. Gladis jadi sedikit malu, karena beberapa emak-emak yang berada di sana langsung melirik ke arahnya, di saat dua mahluk itu beradu mulut dengan nada bicaranya yang cukup kencang.
makasih Thor🙏💪