Di tumbal kan oleh sang paman untuk menjadi penebus hutang membuat Anya ketakutan secara orang yang menginginkan nya adalah bos besar yang terkenal kejam.
Anya sudah merencanakan pernikahan yang nya dengan sang kekasih tapi justru paman nya meminta Anya membalas budi karena selama ini dia yang membesarkan Anya setelah kematian kedua orang tua nya.
Bagaimana dengan kekasih Anya saat tau Anya akan di ambil oleh orang lain?
Akan di jadikan apa Anya oleh bos besar Edrick?
Apakah Anya menerima atau justru memilih kabur?
Yuk mampir di cerita terbaru ku Gadis penebus hutang hanya di Nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerumah sakit
Edward membawa bubur kedalam kamar dan meletakkan nya di atas nakas terlebih dahulu lalu Edward berjalan ke arah jendela untuk membuka gorden agar sinar matahari pagi bisa masuk.
Anya membuka mata nya perlahan karena terkena sinar matahari membuat nya sedikit silau.
"Maaf jadi membangunkan mu" ujar Edward
"Kau pulang?" tanya Anya serak.
"Ya aku semalam pulang setelah mendapatkan kabar kamu terjatuh"
Anya hendak beranjak tapi kaki nya terasa kaku dan sakit.
"Awww." ringis Anya
"Jangan bergerak dulu, pasti masih sakit kita ke dokter hari ini ya"
"Tidak usah, nanti akan sembuh sendiri"tolak Anya
"An,ini pasti sakit dan kamu akan merasa tidak nyaman,kita periksa dulu ke dokter aku takut malah infeksi An" bujuk Edward lagi
"Tapi ak-u takut"
"Takut apa?"
"Takut jarum suntik" ucap Anya jujur,dia phobia dengan jarum suntik sejak kecil karena dulu Anya pernah mengalami sakit dan di suntik hingga mengeluarkan darah, sejak itu Anya jadi takut melihat jarum suntik.
"Tenang saja ada aku,kamu makan dulu setelah itu mandi kita berangkat ke dokter" ajak Edward hendak beranjak pergi tapi tangan nya di tahan oleh Anya.
"Kamu akan pergi lagi?" tanya Anya pelan
"Kamu ingin aku pergi?" tanya balik Edward dan di jawab gelengan oleh Anya malu-malu.
"Aku akan menemanimu" bisik Edward
****
"Kamu kenapa Nit?" tanya bu Wati melihat Anita yang dari tadi menyeringai kesakitan.
"Perut ku kram bu"
"Astaga Nita,kamu kenapa? Pak Anita sakit" pekik Bu Wati,semalam Anita benar-benar pulang ke rumah orang tua nya meninggalkan Arga sendiri di kost.
"Anita kenapa buk?" tanya pak Suryo yang berlari ke luar kamar melihat Anita kesakitan.
"Nggak tau pak, tiba-tiba dia kesakitan, panggil taksi pak atau minta tolong pak mamat antarin Nita ke rumah sakit takut nya kenapa-kenapa dengan kandungan nya"
"Iya bu"sahut pak Suryo cepa
Pak Suryo segera berlari keluar untuk mencari bantuan.
****
"Bik,saya bawa Anya kerumah sakit dulu untuk periksa kaki nya"
"Iya tuan dari semalam sudah saya sarankan tapi nyonya terus menolak mungkin memang menunggu tuan" ujar Bik Sum membuat Anya malu sedangkan Edward menarik sudut bibirnya kecil.
Sesampai nya di mobil Edward menurunkan Anya perlahan, sebenarnya Anya bisa berjalan meskipun tertatih tapi Edward tak mengizinkan istri nya ini untuk berjalan alhasil Edward menggendongnya Anya hingga ke dalam mobil.
"Apa yang membuat mu sampai terluka seperti ini?" tanya Edward
"Aku yakin kau pasti sudah tau penyebabnya jangan sok bertanya"
"Tapi aku ingin mendengar penjelasan dari mu langsung"
"Ini semua karena kamu" tunjuk Anya membuat Edward mengerutkan keningnya.
"Aku!"
"Ya,kamu lelaki yang tidak punya perasaan, membiarkan ku terjatuh mengejar mobil mu"
"Tapi aku tidak tau kamu datang ke kantor,kenapa tidak menghubungi ku,kamu masih menyimpan nomor ponsel ku bukan, atau jangan-jangan-" Edward tak meneruskan ucapannya tapi dia justru memeriksa tas Anya untuk melihat ponsel istri nya ini.
"Kenapa?" tanya Anya
Edward menghela nafas lega,dia pikir Anya menghapus nomor kontak nya.
"Kenapa tidak menghubungi ku?" tanya Edward lagi
"Aku tidak mau"
"Kau lebih memilih terluka dari pada menghubungi suamimu" goda Edward
"Kau menyebalkan,apa harus melihat ku terluka dulu baru kau pulang" ucap Anya memukul dada Edward pelan, Edward mengambil tangan Anya untuk menghentikan pukulan sang istri,mata mereka saling tatap membuat jantung Anya berdetak kencang.
Anya terlihat malu-malu saat wajah Edward mulai mendekat ke arah nya,saat bibir keduanya hendak bersatu tiba-tiba mobil berhenti.
"Bos kita sudah sampai" lapor sang sopir membuat Anya gelagapan,dia segera mengalihkan pandangannya dan terlihat keduanya menjadi salah tingkah.
"Sebentar aku turun duluan" ujar Edward dan diangguki Anya pelan.
Edward segera beralih arah membuka pintu mobil dan membantu Anya untuk keluar dari dalam mobil.