Arga, seorang pemuda kampung yang hidup dengan peraturannya sendiri. karakternya yang tak kenal takut, dingin, tanpa ampun membuat dirinya sering terlibat dalam pertarungan. mampukah seorang gadis desa bernama Anya menumbuhkan cinta di hati arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aimar Khalila Albani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persiapan Menuju Kebahagiaan
Suasana fajar Di dalam rumah terasa hangat meskipun kekhawatiran masih menyelimutinya, Arga duduk di depan teras, tak lama setelah itu datang lah Anya dengan membawa secangkir teh hangat dari dapur untuknya.
Anya datang dengan wajah bahagia. "aku sudah memikirkan tempat untuk pernikahan kita, tempatnya mungkin kecil... namun aku sangat menyukainya."
Arga menanggapi dengan senyuman, meskipun sebenarnya ia masih memikirkan hal lain. Ia tak ingin merusak suasana kebahagiaan Anya.
Dengan suara lembut. "aku setuju Anya, kita hanya butuh tempat kecil yang sederhana untuk pernikahan kita."
Rencana untuk melindungi Anya terus berputar, ia tahu proses ini tidak akan semudah yang ia pikirkan, namun Arga yakin bisa melaluinya.
Setelah berbincang lama mengenai rencana pernikahan Arga pergi dari rumah untuk bertemu dengan Rudi pada malam hari. Arga memilih tempat yang jauh dari perhatian banyak orang.
Rudi bertanya. "jadi kau sudah yakin untuk menikahi Anya? "
"iya, Anya sudah mulai merencanakan banyak hal, aku tidak ingin membuatnya kecewa, namun kali ini aku meminta bantuanmu untuk membantuku mempersiapkan proses pernikahan ku dengan Anya. "
"tentu saja, saat ini aku sudah memikirkan hal itu juga, untuk saat ini kau harus segera menentukan lokasi pernikahannya dan hanya orang orang tertentu saja yang boleh mengetahuinya. Dan untuk keamanan disana aku akan mencoba menghubungi kawan lama kita."
"aku setuju Rudi, aku akan mengatakan hal ini pada Anya, aku ingin ia merasa aman dan bahagia di hari pernikahan nanti."
Rudi menatap wajah arga, ia tahu beban yang dipikul oleh temannya sangat berat sebab disituasi seperti ini, menikah bukanlah solusi yang ideal sebab bahaya masih rentan menghampiri mereka, namun ia juga mengerti bahwa sosok Anya adalah orang paling penting di dalam kehidupan arga."
"iya aku mengerti Arga, kau begitu menyayangi Anya, namun kau juga harus tahu bahkan harus siap dengan resiko terburuknya. walaupun sebenarnya aku tak ingin hal buruk terjadi namun kali ini aku hanya sekedar mengingatkan saja. "
Arga mengangguk."kau benar Rudi, namun apapun resikonya aku pasti siap menerimanya... aku juga berterima kasih kepadamu, kau sudah seperti saudara ku sendiri kau banyak membantu ku... membantu Anya juga."
Rudi menepuk bahu arga, dirinya merasa lega mengatahui karakter temannya yang tegas dan berani mengambil resiko demi membahagiakan orang yang dia sayangi.
Setelah pertemuan singkat dengan Rudi, Arga kembali pulang ke rumah, ia menemukan Anya yang sudah tertidur di sofa dengan secarik kertas di tangannya, itu adalah kertas undangan pernikahan mereka. Arga tersenyum kecil saat melihat secarik kertas itu dan ia pun kemudian menyelimuti Anya memastikan agar Anya merasa nyaman.
Arga berjalan ke balkon, menatap langit yang penuh bintang dengan hati yang berbahagia, namun disisi lain ia juga masih merasa rentan akan bahaya yang bisa saja sewaktu waktu mendatanginya. Ia menyesali perbuatannya di masa lalu, sebab kehidupannya dulu membuatnya saat ini berada di ambang bahaya dan ketidakpastian.
Arga Menyendiri, merenungi nasibnya seraya berbicara dalam hati. "bagaimanapun caranya aku akan melindungi Anya, apapun yang terjadi, apapun juga resikonya aku akan siap menerimanya. Dengan tekad yang sangat kuat arga meyakinkan dirinya sendiri, Ditengah persiapan pernikahannya yang sedang berlangsung, arga dan Rudi bekerja sama memastikan pernikahan yang digelar berlangsung lancar tanpa ada bayang bayang bahaya yang mengintai mereka