Hari hari SMA, adalah hari yang menyenangkan, Namun tidak dengan seorang Adelia Fitriani, masa SMA nya harus terenggut, karena hutang hutang orang tuanya, dia harus putus sekolah, dan itu menjadi awal penderitaan untuknya, akankah dia mendapatkan titik kebahagiannya lagi.
Disamping kesedihannya, ada Mahatur, yang selalu memberinya dukungan, begitupun dengan Meidina, yang sudah ia angap sebagai kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon latifahsv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Biarkan mengalir.
Keesokan harinya benar adanya Lea di antar oleh Artur, saat ini Lea sedang berseteru dengan Rahma
"Yakin, ga aku anterin," ucap Rahma, berkacak pinggang.
"Yakin dong," ucap Lea, menenteng tasnya.
"Mau sama pacar ya, makannya ga mau aku yang anter," ucap Rahma, menatap Lea.
"Belom si, belom jadi pacar," ucap Lea, dengan yakin.
"Terus, apa dong," ucap Rahma, menatap penuh selidik.
"Masih, pdkt lah, udah lah, aku mau berangkat, tolong bawain barang, kalau ga mau yaudah aku sendiri aja," ucap Lea, setelah melihat pesan Artur.
"Iya sini aku bawa, dan aku anterin," ucap Rahma, membawakan tas Lea.
Mereka berdua berjalan menuju depan gang rumah, dan saat hampir sampai di depan Artur, Rahma langsung menyenggol lengan Lea, dan berbisik.
"Itu kak kelas, yang disekolah ya," ucap Rahma berbisik.
Lea menangapi dengan menganguk saja.
"Aku balik ke kota lagi ya, dadah" ucap Lea, bersalaman pada Rahma, saat sudah di hadapan Artur.
"Iya hati hati" ucap Rahma.
Lea lalu melambaikan tangan nya, setelah menaiki motor Artur.
Tidak da obrolan antara Artur dan Lea, selama di perjalanan, kini mereka sudah tiba di tempat dekat angkot.
"Kamu ga takut sendirian," ucap Artur, dengan mata teduhnya, setelah Lea turun dari motor.
"Ga ko, udah biasa aku mah" ucap Lea, meberikan senyum kamu nya.
"Oh yaudah bagus, kalau pun takut, ga akan aku anterin ko," ucap Artur, dengan nada mengejek.
"Ya lagian juga siapa yang mau dianterin, ini juga kan yang mau kamu," ucap Lea, memutar bola matanya malas.
"Jangan cemberut dong, nanti jelek," ucap Artur.
"Ga papa, jelek juga," ucap Lea, membuang muka.
"Ih jangan marah dong, hati hati ya dijalan, ayo sana naik angkot," ucap Artur, sambil mengehentikan angkot.
"Iya makasih ya," ucap Lea, sembil memasukan barang bawaan nya diangkot.
"Inget, hati hati, barang barang takut ada yang tertinggal, harus di cek ya," ucap Artur,eng ingatkan, sambil menatap Lea yang hendak masuk angkot.
"Cuman 2 tas doang ko, dadah ka, terimakasih sedang mengantar," ucap Lea, dia masuk angkot, lalu melambaikan tangan setelah didalam angkot.
Artur masih memperhatikan Lea, sampai angkot itu berjalan menjauh.
Lea yang melihat itu tersenyum, bunga bunga cinta di hatinya makin tumbuh, pada Artur, yah sebenarnya dia memang masih suka pada Artur, apalagi saat ini Artur perhatian padanya, dan dengan tiba tiba datang.
...----------------...
Singkat cerita, kini Lea sudah sampai di bandung, kenapa dibandung tidak dibekasi, karena ibunya yang menghampiri Lea kebandung, karena kan akan ada acara pertunangan tantenya.
Lea saat ini sedang berkirim pesan dengan Artur.
^Udah sampai?.
^Alhamdulilah udah.
^Syukur deh, kalau gitu, istirahat dulu aja.
^Iya ka, makasih.
^Sama sama
Lea tidak membalas lagi pesan dari Artur, kini dia memilih untuk istirahat, sebelum acara pertunangan tantenya dimulai.
Pertunangan Tantenya telah dimulai, Kini Lea mendengarkan dan melihat prosesi itu, semua berjalan lancar. Kini seluruh keluarga sedang makan.
Lea saat ini di hampiri ibunya.
"Lea," ucap bu Romlah berbisik.
"Kamu keluar aja kerja, urus murni, kan dia tahun ini juga masuk tk, jadi kamu di kampung, daftarnya dideket rumah nenek," ucap Bu Romlah.
"Yaudah mah, boleh," ucap Lea, dia pasrah.
"Berati Lea balik lagi ke kampung," ucap Lea, menatap ibunya.
"Iya, tapi nanti aja sekarang ya kerja sebulan dulu, sekalian nyari gantinya kamu ka Bayu nya," ucap bu Romlah.
"Iya deh kalau gitu mah," ucap Lea pasrah.
"Iya, yaudah mama kedepan dulu," ucap bu Romlah.
"Iya mah," ucap Lea.
Cinta adalah anugrah, setiap orang berhak jatuh cinta, dan berhak memilih siapa yang pantas dicintai.
Dia bukan cinta pertama, tapi dia adalah pengalam pertamaku dicintai begitu hebat.
Mungkin itulah gambaran yang akan Lea ungkapkan, saat ini dia merasa bersemangat, ternyata jatuh cinta sesemangat itu ya.
Hubungan nya dengan Artur semakin intens, dan dekat, Artur yang sering memberikan perhatian perhatian kecil, pada Lea, seperti menelpon saat malam hari, istilahnya adalah sleep call, lalu selalu menanyakan kabar setiap hari.
Seperti malam ini, Lea sedang sleep call bersama Artur.
"Lea, aku boleh ngomong sesutu ga," ucap Artur, dengan mendayu.
"Ngomong apa ya, ka," ucap Lea.
"Sebenernya kakak dulu suka sama kamu cuman pelampiasan, sekarang kakak beneran suka deh sama kamu, setelah tidak komunikasi selama beberapa bulan ko kakak makin inget sama kamu, " ucap Artur dengansuara pelan.
"Hah" ucap Lea, jujur dia kaget dengan ungkapan Artur, sekaligus bingung.
"Lea mau ga kalau kita pacaran lagi, tapi kali ini serius," ucap Artur, dengan hati hati.
"Kakak, ga salah ngomong, atau malah nge prank," ucap Lea yang tampak syok.
"Ga lah, buat apa aku nge prank coba," ucap Artur.
"Yah kan, takutnya nge prank, padahal mah mau ngomong sama orang lain," ucap Lea.
"Ga dong, kamu inget ga, terakhir kali aku chat kamu, bilang apa," ucap Artur.
"Inget," ucap Lea.
"Apa coba," ucap Artur.
"Kaka bilang, tunggu aku, terus ga nge chatt chatt lagi," ucap Lea.
"Nah itu, terus kaka juga dulu pernah ngilang kan, karena mau fokus sekolah," ucap Artur.
"Iya ka aku inget banget, pas itu," ucap Lea, sambil hatinya bicara " terus Faktanya malah deket yang lain, dan tadi bilang pelampiasan"
"Nah kaka disitu sebenrnya ya hati kakak masih sama yang lain, terus soal yang kaka bilang tunggu ya, karena kaka udah beneran ngeyakini perasan kakak, bahwa kaka emang suka sama kamu," ucap Artur.
"Hah speechless banget," ucap Lea, dengan kaget, tidak menyangka Artur akan sejujur itu.
"Bener, sekarang kaka tanya, gimana perasaan kamu," ucap Artur.
"Yah aku, ya sama ada rasa suka juga, sama kakak, cuman ya gimana yaa ka, pas itu kaka tiba tiba ngilang, dan disitu aku bener bener ngerasa hampa banget hidup, apalagi pas liat kakak pernah pos sama cewe," ucap Lea.
"Tuh berarti kamu juga punya rasa sayang dong sama aku, jadi ayo kita pacaran aja" ucap Artur, dengan paksa.
" hum gimana ya, " ucap Lea bingung, takut dia dijadikan pelampiasan lagi.
"Kamu kan juga suka aku, aku juga suka sama kamu, apa salahnya kita menjalani hubungan," ucap Artur, masih memaksa.
"Aku si sebenernya takut di jadiin pelampiasan lagi, terus kan kalau kita pacaran, kita bakalan ldr, apa kaka bakal siap," ucap Lea
"Gak ko sekarang mah, kakak bakal siap ko, kakak orangnya kan setia," ucap Artur.
"Oh gitu yaa" ucap Lea.
"Iya, jadi kita pacaran ya," ucap Artur, memohon.
"Yah gimana kakak, aja deh, jalani mengalir," ucap Lea, dia saat ini ragu.
"Yaudah kalau gitu, udah malem tidur sana," ucap Artur.
"Iya, kakak juga tidur," ucap Lea.
"Yaudah ayo tidur, ga usah dimatiin aja telpon nya," ucap Artur.
"Iya ka," ucap Lea, lalu dia perlahan memejamkan matanya.