Perjalanan waktu seorang wanita yang sangat luar biasa, penuh dengan talenta di setiap bidangnya bukan hanya itu dia juga menjadi rebutan semua pria dan bahkan dia adalah bos besar dari seluruh mafia.
Namun sayang dia harus berakhir dengan pengkhianatan dari keluarganya sendiri hingga membuatnya tewas, namun takdir berkata lain dia pun kembali tersadar dan berada di tubuh gadis lain yang dijuluki sampah, dengan tekadnya yang sangat kuat dia akan berusaha kembali ke puncak.
" Huff... ternyata tidak hanya di kehidupan sebelumnya bahkan dikehidupan inipun aku masih menjadi rebutan, melelahkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae Linge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nafsu
Setelah kejadian kemarin, hari ini kediaman Su tengah di sibukkan dengan persiapan acara pernikahan nona kedua dengan pangeran pertama (sekarang sebutan pangeran mahkota menjadi pangeran pertama ya readers, karena gelarnya telah di copot) yang sangat mendadak, sehingga membuat semua pelayan di kediaman utama dan kediaman nyonya rumah sangat sibuk.
***
Sedangkan di tempat lain, di kediaman pangeran pertama dia sangat marah atas apa yang kini harus dia alami, tanpa adanya gelar putra mahkota pada dirinya maka dia tidak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan saudara-saudaranya.
"Ini semua gara-gara wanita sialan itu, jika dia tidak menggoda ku mana mungkin aku akan tidur dengannya" ucap pangeran pertama dengan penuh kebencian sembari melempari barang-barang yang ada di kediamannya.
Pelayan yang berada di kediaman itu pun sangat takut atas perubahan yang terjadi pada pangeran pertama, sehingga mereka hanya menundukkan kepala.
"Pelayan cepat ambilkan aku makanan" ucap pangeran pertama dengan suara yang sangat keras.
Para pelayan yang mendengar perkataan pangeran pertama pun segera membungkukkan badan dan bergegas keluar dari ruangan itu.
"Tunggu sebentar, kamu pelayan yang ke lima tinggal dan yang lainnya silahkan keluar" ucap pangeran pertama yang tergoda akan bentuk tubuh pelayan yang di panggilnya.
Mendengar hal itu para pelayan pun mengerti jika saat ini pangeran pertama tidak boleh di ganggu, mereka tau jika pangeran mahkota suka bermain dengan banyak wanita bahkan dengan pelayan sekali pun asalkan mampu memikat matanya.
Itu lah yang membuat para pelayan di kediaman pangeran pertama akan selalu tampil cantik bahkan beberapa sengaja memakai pakaian yang menonjolkan bentuk tubuhnya seperti pelayan yang baru saja di panggil pangeran pertama.
Para pelayan itu selalu berusaha menarik mata pangeran mahkota, karena jika berhasil pangeran pertama tak segan-segan akan memberikan koin emas dalam jumlah yang lumayan banyak, dan di tempat ini koin emas sangat bernilai tinggi.
"Benar-benar wanita yang sangat menggoda, ah aku sudah tidak sabar ingin memakannya, pasti akan membuat kemarahan ku mereda" batin pangeran pertama sembari memandangi tubuh pelayan itu dengan sangat rakus.
Pelayan itu pun mengerti apa maksud dari pandangan pangeran pertama namun dia sengaja berpura-pura tak mengerti, itu semua dia lakukan karena dia tau jika selama ini semua wanita yang berada di sisi pangeran pertama akan dengan senang hati memberikan dirinya sehingga dia mencoba dengan cara lain agar dapat mengait pangeran pertama seutuhnya.
Pangeran pertama pun menyuruh pelayan itu mendekat, ketika pelayan itu mendekat dia menarik pelayan itu kedalam pelukkannya lalu pangeran pertama pun mengangkat wajah pelayan itu dan dengan tiba-tiba menyatukan bibir mereka hingga membuat pelayan itu gelagapan.
Pelayan itu pun seketika mendorong tubuh pangeran pertama sembari mengeluarkan air mata buayanya "Pangeran maaf kan saya, saya tidak bermaksud melakukan hal itu, saya hanya ingin menjaga diri saya untuk laki-laki yang nantinya akan menjadi suami saya".
Pelayan itu pun melihat pangeran terdiam dan tidak mengatakan apa-apa, hingga membuatnya mulai merasa takut jika rencana yang disiapkannya berantakan.
"Benar-benar wanita yang menarik, aku harus mendapatkannya, aku juga tak keberatan untuk menjadikannya salah satu selir ku" batin pangeran pertama yang merasa tertantang akan perlakuan yang di dapatkannya dari pelayan itu.
Selama ini dia tak pernah mendapat penolakan sama sekali bahkan terkadang malah para wanita itu sendiri yang memberikan tubuhnya untuk dia nikmati, begitu pula Lira Su putri kedua keluarga Su yang selalu berusaha menggodanya ketika dia mengunjungi kediaman keluarga Su, hingga ketika dekrit pernikahan mereka keluar Lira Su menjadi lebih berani, dia dengan suka rela menyerahkan tubuhnya pada pangeran mahkota sebelum pernikahan mereka di laksanakan, berbeda dengan wanita yang kini berada di hadapannya yang hanya ingin di sentuh oleh laki-laki yang nantinya akan menjadi suaminya.
"Pengawal, panggil Ren kemari" Teriak pangeran pertama, pengawal yang mendengar hal itu pun seketika berlari untuk memanggil Ren yang merupakan tangan kanan pangeran pertama.
Mendengar nama Ren seketika pelayan itu merasa sangat takut sebab dia tau seberapa kejamnya tangan kanan pangeran pertama itu, dia akan siap melakukan apapun yang di katakan putra mahkota meskipun itu membunuh anak kecil sekalipun.
Ren pun memasuki ruangan itu setelah di persilahkan masuk, dia sempat melihat ke arah pelayan yang berada di samping tuannya.
"Ren urus surat pernyataan untuknya jika dia sudah ku angkat menjadi salah satu selir ku" ucap pangeran pertama sembari menunjuk ke arah pelayan itu.
Mendengar hal itu Ren pun segera pergi dari ruangan itu setelah berpamitan pada pangeran pertama, sedangkan pelayan itu merasa sangat senang karena semua rencananya berhasil.
"Karena kini kau telah menjadi selir ku, maka segera lakukan tugas mu" ucap pangeran pertama yang menatap pelayan itu dengan penuh nafsu.
Pelayan itu pun berjalan ke arah pangeran dengan perlahan sembari membuka satu persatu kain yang melekat di tubuhnya, dan hal itu membuat pangeran pertama semakin menyukainya.
Kini pelayan itu pun telah sampai di hadapan pangeran pertama dengan kain yang hanya menutupi daerah intimnya saja, melihat penampilan pelayan yang kini menjadi selir barunya itu pangeran pertama pun langsung saja mencumbuinya dengan penuh nafsu.
Mendapat perlakuan seperti itu dari pangeran pertama tidak membuat selir baru itu diam saja seperti wanita-wanita yang selalu melayani pangeran pertama, namun dia pun ikut aktif membalas semua yang di lakukan pangeran pertama.
Setelah menjalani waktu yang panjang mereka berdua pun kini telah tergulai lemas di tempat tidur, pangeran pertama benar-benar sangat menyukai pelayanan yang di berikan oleh selir barunya itu, dia merasa seperti sangat di manjakan berbeda sekali dengan wanita-wanita yang selama ini melayaninya, mereka hanya menerima dan mengerang saja.
***
Di kediaman keluarga Su, Selir Zia Le baru saja dibebaskan dari hukumannya karena putrinya akan menikah dengan pangeran pertama, seharusnya dia masih harus tinggal di kediaman timur beberapa waktu lagi.
"Anakku selamat karena tak lama lagi pernikahan mu akan segera di laksanakan" ucap selir Zia Le dengan senyum bahagianya.
"Terima kasih ibu, aku juga sangat bahagia dengan pernikahan ini, tak percuma aku menyerahkan ke sucianku pada pangeran mahkota" ucap Lira Su dengan bangganya.
Dia tau jika gelar putra mahkota telah di copot dari pangeran pertama, tapi dia berfikir jika hal itu tak akan berlangsung lama, dia yakin ketika kemarahan kaisar mereda pasti kaisar akan memberikan gelar itu kembali kepada pangeran pertama apalagi ada permaisuri yang merupakan ibu dari pangeran pertama pasti dia akan membantu anaknya, begitulah yang dipikirkan Lira Su pula dan pangeran pertama.
Selir Zia Le yang baru mengetahui jika pernikahan anaknya di percepat karena mereka telah ketauan berzina malah tidak mempermasalahkannya baginya yang terpenting putrinya itu masuk ke istana dan menjadi permaisuri meskipun dengan mengorbankan kesucian anaknya.
"Memang buah jatuh tak jauh dari pohonnnya" ucap Maeli Su di dalam hatinya yang kebetulan saat itu mendengar semua pembicaraan ibu dan anak itu.
Maeli Su pun segera mengajak Lili melanjutkan perjalanan mereka yang sempat terhenti sesaat karena ingin mendengar apa yang mereka bicarakan.
Maeli Su dan Lili berniat pergi ke pasar untuk membeli kain yang nantinya akan di gunakan di acara ulang tahun kaisar. Untuk melanjutkan perjalanan mereka yang sempat tertunda mereka pun harus melewati dua wanita ular yang tengah bersuka ria itu.
Maeli Su langsung saja melewati keduanya tanpa berbasa basi apalagi menundukkan kepalanya, hal itu membuat selir Zia Le merasa terhina karena sebelumnya Maeli Su akan selalu menundukkan kepalanya dan bahkan tak berani menatap wajahnya.