Hidup Anna berubah setelah dirinya diadopsi seorang lelaki tampan dan awet muda bernama Victor. Karena saking tampannya Victor, Anna sampai tak bisa menahan diri untuk tidak jatuh cinta pada ayah angkatnya sendiri.
Namun suatu hari, Anna mengetahui fakta mengejutkan tentang Victor. Ternyata Victor adalah seorang vampir dan dianggap raja oleh sebuah sekte setan. Saat itulah Anna juga menemukan fakta kalau alasan dirinya diadopsi oleh Victor karena akan dijadikan tumbal. Bagaimana kelanjutan cerita Anna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18 - Menuju Ritual Pembersihan
Malam itu Anna dan Victor bercinta lagi di atas ranjang. Ketika pagi telah tiba, Anna menemukan dirinya terbaring di ranjang Victor. Dalam balutan selimut yang menutupi tubuh polosnya.
Buru-buru Anna bangkit. Ia ingin mengenakan pakaian. Akan tetapi Anna tidak menemukan pakaiannya dimana-mana.
"Kemana dressku kemarin?" gumam Anna seraya mengedarkan pandangan ke sekitar. Bukannya menemukan dress, dia justru melihat Beth yang berdiri di depan pintu. Anna tentu kaget.
"Akhirnya anda bangun, Nona. Pakailah ini." Beth mendekat sambil menyodorkan lipatan kain putih yang tampak seperti baju.
"Apa kau sudah lama berdiri di sana?" tukas Anna yang merasa heran.
"Saya baru saja masuk. Kebetulan sekali Nona bangun," tanggap Beth tenang.
Anna membuang segala perasaan janggalnya. Dia lalu mengenakan kain putih yang disodorkan oleh Beth. Kain itu ternyata berupa bathrobe berbahan kain sutra. Bathrobe itu sangat panjang hingga kainnya sampai menyentuh lantai.
"Setidaknya biarkan aku pakai bra dan celana dulu. Agak tidak nyaman memakai bathrobe berbahan kain begini tanpa memakai apa-apa di dalam," ucap Anna.
"Tidak boleh, Nona. Karena itu adalah permintaan Tuan Victor," sahut Beth. "Ayo, Nona. Semua orang sudah menunggu," ajaknya.
"Semua orang?" Anna mengerutkan dahi. Dia sekarang ingat tentang acara yang diberitahukan Victor tadi malam. Padahal tadinya Anna nyaris saja ingin bersiap pergi ke sekolah.
Bertepatan dengan itu, ponsel Anna berdering. Dia langsung mengambil benda pipih tersebut. Dirinya melihat nama Tara tertera di layar ponselnya. Tanpa pikir panjang, Anna angkat panggilan telepon Tara.
"What's up?" ujar Anna.
"Kau dimana? Apa kau sudah di sekolah? Ada yang ingin aku bicarakan. Ini penting!" kata Tara dari seberang telepon.
"Aku tidak sekolah hari ini. Ada acara keluarga. Kau ingin bicara apa? Bicara saja sekarang!" sahut Anna.
"Apa? Tidak sekolah? Acara keluarga? Acara apa?" Tara langsung mencecar Anna dengan pertanyaan.
"Entahlah. Kata Daddy acaranya sejenis--"
"Nona... Sebaiknya bicaranya nanti saja. Semua orang sudah menunggu." Beth menyela perkataan Anna.
Anna menoleh ke arah Beth. Wanita itu seketika menundukkan kepala. Karena baru pertama kalinya Beth berani bersikap tidak sopan begitu pada Anna.
"Anna! Kau masih di sana kan?" Tara bertanya dari telepon. Dia cemas saat mendengar Anna mendadak berhenti bicara.
"Kita lanjutkan nanti saja, Tara. Aku akan segera menghubungimu," ujar Anna.
"Tapi--" ucapan Tara terpotong karena Anna mematikan telepon begitu saja.
"Sini, Nona. Biar saya simpankan ponselnya untuk anda," ucap Beth.
"Tidak! Aku ingin tetap memegangnya," tolak Anna tegas. Dia segera berjalan keluar kamar lebih dulu.
Beth tidak mengatakan apapun lagi. Ia hanya berjalan mengiringi Anna dari belakang.
"Aunty Beth, apa kau tahu acara seperti apa yang akan aku lakukan ini?" celetuk Anna.
"Saya tidak bisa menjelaskannya, Nona. Nanti anda sendiri akan tahu," sahut Beth.
Kini Anna berjalan menuruni tangga. Kain bathrobe yang dia pakai menjuntai dengan indah saat Anna melangkah. Anna berusaha keras menutupi pahanya yang terekspos. Terlebih dia tidak mengenakan apapun dari balik bathrobe itu.
Saat di lantai bawah, Anna bingung. Karena dia tidak melihat ada seorang pun di sana. Keningnya pun mengernyit.
"Katanya semua orang menungguku? Mana?" cetus Anna.
"Mereka tidak menunggu anda di sini, Nona. Ikutilah saya, Nona," balas Beth yang segera berjalan lebih dulu ke tempat yang benar.
Anna mengikuti Beth. Wanita itu membawanya masuk ke dalam basement.
"Kenapa ke sini? Tempat ini sangat sempit sekali. Acaranya tidak mungkin ada..." ucapan Anna terhenti saat melihat sosok Bibi Laura yang sudah menunggu di basement. Bibi Laura tampak berdiri di depan pintu gudang.
"Kau sangat sehat dan segar," ungkap Bibi Laura.
"Apa?" Anna semakin dibuat bingung.
critanya bagus bikin kyk ada didunia legenda vampire beneran hehe...