Anin akhirnya menemukan alasan yang mungkin menjadi penyebab suaminya bersikap cuek terhadapnya. Tidak lain adalah adanya perempuan idaman lain yang dimiliki suaminya, Kenan.
Setelah berbicara dengan sang suami, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Anin meminta suaminya untuk menikahi wanita itu.
" Nikahilah ia, jika ia adalah wanita yang mas cintai," Anindita Pratiwi
" Tapi, aku tidak bisa menceraikanmu karena aku sudah berjanji pada ibuku," Kenan Sanjaya.
Pernikahan Anin dan Kenan terjadi karena amanah terakhir Ibu Yuni, ibunda Kenan sekaligus ibu panti tempat Anin tinggal. Bertahannya pernikahan selama satu tahun tanpa cinta pun atas dasar menjaga amanat terakhir Ibu Yuni.
Bagaimana kehidupan Anin setelah di madu? Akankah ia bisa menjaga amanah terakhir itu sampai akhir hayatnya? Atau menyerah pada akhirnya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAT 13 Perubahan Sikap Kenan
Menjaga Amanah Terakhir (13)
Sudah lima hari Kenan dan Laras ada di pulau Dewata. Tinggal dua hari yang tersisa. Karena rencana mereka memang honeymoon selama satu Minggu disana.
" Sayang, kita akan pulang hari ini," ucap Kenan tiba-tiba dengan wajah tegang.
" Kan masih dua hari lagi. Kenapa malah pulang lebih cepat?," ada perasaan tak rela di hati Laras.
" Ada masalah di hotel dan keberadaanku disana sangat di butuhkan saat ini," jawab Kenan.
Laras hanya mendengus. Sekalipun ia tahu laki-laki yang kini berstatus suaminya itu punya tanggung jawab besar tas hotel miliknya, namun tetap saja. Meninggalkan liburan yang sangat ia harapkan sangat menyebalkan.
" Aku ganti dengan uang ya. Kamu bisa jalan-jalan ke mall atau kemanapun di sana nanti," bujuk Kenan. Ia merasa bersalah karena harus mempersingkat agenda mereka.
Mendengar bujukan Kenan, Laras langsung tersenyum.
" Ok," jawabnya.
Moodnya langsung berubah seratus delapan puluh derajat.
Kenan sempat tertegun. Laras ternyata sangat begitu mudah di bujuk dengan uang. Sementara Anin justru sering menolak pemberiannya yang ingin mengganti semua kelalaiannya dan ketidakadilan sikapnya dengan uang.
Singkat kata, Kenan dan Laras sudah kembali ke ibu kota. Kenan langsung sibuk dengan masalah yang ada di hotel.
Sementara Laras, keesokan harinya setelah sampai ia mulai shoping di temani dua sahabatnya.
" Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi," pinta Kenan pada Samudera yang sudah ada di ruangannya.
" Berita Bun*h d1ri di salah satu kamar membuat banyak pengunjung mempersingkat rencana menginap mereka. Bahkan banyak juga yang membatalkan untuk menginap di hotel. Padahal mereka sudah membooking jauh-jauh hari,"
" Apa kasusnya belum selesai?," tanya Kenan Frustasi.
" Sebenarnya, sudah. Hanya saja efeknya ini sepertinya tidak akan berhenti begitu saja. Karena banyak rumor yang entah berawal dari mana yang mengatakan ada yang melihat sosok satu keluarga itu berkeliaran.
Padahal, di Cctv tidak tertangkap apapun yang aneh setelah kami selidiki,"
" Memang yang begitu akan selalu tertangkap kamera?," gumam Kenan
Samudera yang di tanya hanya menggaruk alisnya. Baru sadar jika bisa saja semua itu akan luput dari kamera CCTV. Entahlah, siapa yang bisa mengertilah masalah yang ghaib begini.
" Kita harus segera mencari jalan keluarnya," Kenan memijit pelipisnya.
" Ya, kami sedang berusaha,"
" Aku tidak ingin hotel ini bangkrut karena tidak ada yang mau menginap disini" tegas Kenan.
Baru beberapa hari terjadi, tapi sudah membuat keadaan hotelnya goyah.
Saat larut, Kenan langsung pulang ke rumah yang ditempati Anin.
Seperti janjinya, hari Minggu pertama ia akan tinggal di tempat istri pertamanya.
Ceklek
Pintu langsung terbuka saat Kenan baru keluar dari mobil miliknya.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan Anin masih terjaga.
" Assalamu'alaikum,"
" wa'alaikumsalam." Anin mencium tangan Kenan dengan takzim dan mengambil alih tas kerja milik suaminya.
" Kamu belum tidur,An?," tanya Kenan saat melihat Anin.
" Anin barusan akan mengambil minum saat mendengar mobil mas masuk," jawab Anin tidak sepenuhnya berbohong.
Walaupun kenyataannya, ia bukan terbangun karena haus melainkan sengaja menunggu suaminya yang ia ketahui akan pulang ke tempatnya dan saat mobil Kenan masuk ke halaman, Anin sedang mengambil air minum.
" Mau Anin buatkan minum?,"
" Tolong teh jahe saja ya. Bawa ke kamar," pinta Kenan.
Ia merasa sangat lelah. Fisiknya bahkan pikirannya.
Anin mengangguk. Mereka pun berpisah di tangga menuju ke lantai atas karena Anin berbelok ke arah dapur.
Kenan langsung membersihkan tubuhnya. Anin yang membawa minum pesanan suaminya dan menyadari suaminya sedang membersihkan diri, langsung menyiapkan pakaian untuk Kenan.
Pakaian baru ia letakkan di atas kasur saat pintu kamar mandi terbuka..
" Mau kemana?," tanya Kenan yang sebenarnya tahu apa yang akan dilakukan istrinya.
Anin selalu keluar kamar saat ia memakai pakaiannya di dalam kamar.
" Anin akan menunggu mas diluar sampai mas selesai berpakaian," jawab Anin yang sebelumnya cukup heran dengan pertanyaan Kenan. Bukankah Kenan seharusnya tahu apa yang akan ia lakukan?
" Sudah malam. Istirahatlah. Aku tidak masalah kamu ada di kamar ini saat aku berpakaian,"
Anin mengerutkan keningnya. Ia sebenarnya heran dengan permintaan Kenan. Karena sebelumnya Kenan sendiri yang meminta Anin untuk menunggu di luar saat ia berpakaian.
" Ah, maaf atas sikapku selama ini. Mulai saat ini, tetaplah berada di kamar ini apapun yang aku lakukan. Aku sudah berjanji untuk adil pada kamu dan Laras," Kenan sadar jika Anin sedang bingung atas sikapnya yang tiba-tiba.
Anin pun mengangguk. Ia kini paham maksud dari permintaan suaminya.
Anin pun naik ke atas ranjang dan tidur dalam posisi miring membelakangi Kenan.
Kenan langsung meminum teh jahe buatan Anin. Setelahnya, ia langsung merebahkan tubuhnya di samping Anin.
Kini, keduanya tidur saling berhadapan. Biasanya Anin tidur menghadap ke kamar mandi karena jika menghadap ke arah pintu kamar, ia akan berhadapan dengan Kenan. Namun, karena tadi ia menghindari Kenan yang sedang berpakaian, jadilah ia menghadap pintu masuk.
Tangan Kenan mengusap pipi Anin yang ia rasa sudah terlelap.
" Maaf," ucapnya pelan.
Ia selalu di hantui rasa bersalah. Apalagi akhir-akhir ini almarhumah ibunya selalu datang ke mimpinya dengan menangis.
Rasanya Kenan merasa sesak saat melihat ibunya menangis. Sang ibu hanya diam saat bertanya alasannya menangis. Namun, di mimpi terakhir, ibunya menunjukkan sebuah foto dimana itu adalah foto pernikahannya dengan Laras.
Kini, ia sadar bahwa ibunya menangis karena ia telah menyakiti wanita pilihannya.
Perlahan, Kenan memasukkan lengannya di leher Anin sehingga Anin tidur dengan berbantalkan lengan Kenan. Lalu, Kenan menarik perlahan tubuh Anin ke dalam dekapannya.
Hangat. Nyaman. Ia merasa tenang saat berada dekat dengan Anin tanpa jarak. Namun, merasa sesak bersamaan. Bagaimana ia bisa melukai hati wanita sebaik Anin. Yang bahkan merelakan ia menikahi wanita lain.
" Maaf, telah menyakitimu terlalu dalam. Aku baru sadar jika aku tidak bisa melihatmu di damba laki-laki lain. Kamu milikku. Aku akan mempertahankanmu bagaimana pun caranya.
Maaf, telat menyadari perasaan ini. Jika benar apa yang aku rasakan adalah cinta, ku harap cinta ini tidak datang terlambat. Maaf kalau serakah karena aku mempertahankan kalian berdua," bisik Kenan di sertai kecupan di kepala Anin yang kini posisinya ada tepat di dadanya.
Rasa bersalah pada sang ibu tak bisa membuatnya serta merta berpisah dengan Laras. Ia sudah membuat keputusan. Pernikahan pun bukanlah mainan.
Karena itu, selama tidak ada hal yang membuat ia harus melepaskan Laras, ia akan mempertahankan Laras. Sementara Anin, baginya tidak ada pikiran melepaskan apapun yang terjadi.
"Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya." Kenan langsung terlelap mengikuti Anin.
Beberapa jam kemudian, Anin terbangun karena mendengar isakan tangis dan juga merasakan hembusan nafas yang sangat panas di atas kepalanya.
Deg
Anin terkejut saat kini posisinya ada di dalam dekapan Kenan.
"Maafkan aku, Bu. Maaf ..." lirih Kenan menangis dalam tidurnya.
Ucapan Kenan membuat Anin sadar kembali atas keterkejutannya.
" Mas, bangun!!. Mas, Bangun!!," Anin menggoyangkan tubuh Kenan setelah sedikit menjaga jarak dengan suaminya hingga pelukan tangan Kenan terlepas.
" Panas," Anin terkejut saat merasakan suhu tubuh suaminya begitu panas.
TBC
...####################...
Oh ya, author ingin mengucapkan selamat hari Raya Idul Fitri 1445 H.
Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Taqabbal Ya Karim
Mohon maaf lahir dan batin