Seorang wanita yang hidup dengan mengandalkan pekerjaannya sebagai seorang pengacara.
Perawakan yang tegas, tak takut apapun dan terkadang Brutal menjadikannya sosok kuat yang sangat di perhitungkan.
Akhirnya mendapat kesempatan emas menjadi salah satu orang kepercayaan Bos Besar yang ternyata punya keterkaitan di masa lalu di waktu kecil.
Bagaimana kisah wanita salah satu kerabat Keluarga Nugraha? Yuk kita ikuti jalan ceritanya.
Salam Sukses, Sehat, Semangat dan jangan lupa Bahagia.
Author Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MB 19
Tiba lima menit kemudian, cepat juga ini Boss, batin Queen sedikit curiga.
"Tuan Arron dari mana?, kok cepet?"
"Kau ini, lihat!" Arron tak menjawab dan terfokus pada lengan Queen yang nampak ada balutan, sengaja kain bajunya di singsingkan karena takut akan mengenai lukanya yang masih basah.
"Saya baik-baik saja Tuan"
"Pulang ke tempatku saja"
Sret
"Ha, apa?!" Teriak Queen terkejut namun tak bisa berkutik saat tangan Arron membawa tangan satunya agar patuh mengikutinya.
"Tu Tuan, sebentar, kenapa saya harus ke tempat Tuan, saya punya kontrakan yang nyaman" ucap Queen berusaha menyadarkan Arron barangkali lupa kalau dirinya cukup mapan dan bukan wanita di pinggir jalan.
"Jangan berisik, kamu tidak aman, jangan bilang itu lukamu karena kecelakaan ya, aku lihat mobilmu baik-baik saja"
Pupus sudah harapan, rupanya Boss nya sudah menyelidiki sebelum berbicara, dan Queen akhirnya terdiam saat ini, mengikuti apa yang dimaui oleh Arron yang sudah menginjak gas dan membawa Queen pergi.
Bukan hunian seperti yang dikira oleh Queen, namun sebuah Vila yang lumayan jauh dan jarak tempuh satu jam baru sampai disana , penjagaan cukup ketat, entah tempat untuk apa yang sekarang dia datangi.
"Kita disini?" Tanya Queen saat memasuki pelataran indah dan nampak rapi.
"Hem, ini kamar mu"
Queen terkejut saat sudah ada di depan sebuah kamar yang cukup besar, masih terdiam dan membuat Arron berbalik kembali.
"Ada apa?" Tanya Arron.
"Saya akan tinggal disini?" Tanya Queen lagi.
"Iya, semua fasilitas lengkap, jangan khawatir, apa ada masalah?"
"Saya lebih suka di tempat saya sendiri Tuan"
"Itu tidak akan aku kabulkan untuk saat ini, sudah nurut saja sampai keadaan aman, nanti kamu bisa pulang, aku akan mencari tau siapa yang menyerang mu"
"Lok, kok anda tau?"
"Bukan hal sulit untuk tau akan hal itu, jadi mulai sekarang hati-hati" Arron mengusap puncak kepala Queen, sontak membuat Queen terkejut dan mundur mengikuti reflek tubuhnya.
"Aku lebih mirip kucing yang harus nurut sama tuannya" gumam Queen setelah Arron pergi meninggalkan dirinya.
Rasa lelah dan kantuk datang bersamaan, Queen tak peduli lagi harus tinggal dimana, saat ini yang di butuhkan adalah segera memejamkan matanya, butuh istirahat untuk kesembuhan dirinya dan aktivitas esok hari.
Sementara Arron merasa khawatir akan keadaan Queen, yang mungkin demam atau pusing karena luka yang ada ditubuhnya, berjalan menuju pintu perlahan dan keadaan tetap hening tak ada jawaban.
Pintu kamar terbuka.
"Ya Tuhan, dia tidak mengunci pintunya?" Heran Arron saat tangannya berhasil membuka pintu kamar Queen dan melihatnya tertidur pulas.
Perlahan Arron membenarkan posisi tangan yang masih berbalut perban, terdiam mengamati dan terbit senyuman.
"Kau masih saja sama, ceria dan punya karakter yang tegas, terimakasih untuk masa lalu yang sudah merubahku" gumamnya.
Bagaimana dengan Queen?, tentu saja tak merasakan apa-apa, jika sedang tidur tidak akan lagi peduli apapun.
Pintu kamar ditutup kembali, Arron tidak bisa memejamkan mata sampai jam tiga pagi, tangannya sibuk menghubungi seseorang untuk menyelidiki sesuatu, dan akhirnya tepat di jam lima pagi kabar yang diharapkan sudah di dapatkan dengan pasti.
"Kurang ajar, berani sekali kamu berbuat sejauh ini, aku pastikan kau menerima balasan yang setimpal!" Ucapnya dengan kilatan amarah yang terlihat di matanya.
Pagi yang dingin, menyapa Queen dalam khusuk doanya setelah melakukan ibadah subuh, lalu segera berkemas merapikan dirinya.
"Mau kemana?" Tanya Arron ketika melihat Queen berjalan keluar kamar sambil membawa tasnya.
"Bukankah hari ini kita harus pergi bekerja tuan?"
"Kamu masih terluka, memang bisa melakukan pekerjaan dengan luka di tangan yang masih basah?"
"Tenang Tuan , semua aman!" Seru Queen dengan senyuman yang nampak dipaksakan.
"Jangan bercanda, hari ini kamu libur sampai tiga hari ke belakang, paling tidak menunggu luka jahitan di tanganmu itu kering, dan keadaan di luar cukup aman buatmu"
"Apa?, tiga hari?, itu berarti saya sudah rugi berapa rupiah Tuan"
"Ck, jangan khawatir khusus untukmu tetap aku bayar penuh"
"Ha, benarkah?" Tanya Queen.
Arron mengangguk, dan selesai sudah semua kekhawatiran Queen, senyuman pun tanpa ragu diberikan, itung-itung bonus kebaikan sang Tuan.
Sarapan pagi sudah selesai dilakukan, hari itu Arron nampak terburu, dan Queen hanya bisa melihat kepergian boss nya begitu saja, mau tanya juga ragu, takut dikira mencampuri urusan orang, apalagi seorang Arron yang merupakan Boss besar di perusahaan.
Arron kembali bekerja, sementara Queen kini tengah berselancar di dalam laptopnya, menghandle semua pekerjaan yang bisa dilakukan, dengan harapan tidak terlalu banyak PR pekerjaan nantinya, maklum, Queen adalah sosok wanita yang perfec dalam bekerja.
"Alhamdulillah lumayan, sudah beberapa email aku balas dan aku kerjakan, tinggal melakukan koordinasi di perusahaan saja, semua Akan segera beres" ucapnya lirih sambil tersenyum puas.
Dilihatnya jam sudah hampir sore, merasa bosan berada di kamarnya, Queen keluar mencari angin di sekitaran Villa, bertemu beberapa penjaga dan sedikit berbincang, lumayan bisa menyegarkan otaknya kembali, lalu duduk di dekat kolam ikan yang nampak indah dengan taman kecil di sekitarnya.
Ponsel di buka, melihat perkembangan zaman hari ini, dan _
Queen terkejut, hampir saja menjatuhkan ponselnya, melihat kabar seorang Rusman Harim yang kini tengah dikejar pemburu berita karena kasus pelec-ehan se-ksual dan juga wanita simpanannya, ditambah dengan bisnis pro-stitusi yang diambang kehancuran.
"Apa ini?" Tangan Queen terus mensecrol kabar beritanya, heran seheran-herannya, bagaimana semua ini bisa terbongkar dan menghebohkan jagad raya tentunya.
"Ini gila, laki-laki ini benar-benar baji-ngan!" Gumam Queen terus membaca kabar berita, dan berakhir dengan tertangkapnya Rusman beserta antek-antek nya oleh pihak kepolisian sebagai tersangka.
"Rupanya kamu disini?"
"Tuan Arron?!" Queen terkejut melihat Arron sudah ada didekatnya, lalu mengambil ponselnya dan tersenyum melihat apa yang tengah di baca oleh Queen.
"Kabar Tuan Rusman" ucap Queen lalu berdiri menyeimbangi.
"Hem, Dia sudah mendapatkan balasan yang setimpal" lalu Arron memberikan ponsel Queen sebelum pergi begitu saja.
Ada sesuatu yang mengejutkan, dan alam pikiran Queen seketika langsung bekerja.
"Jangan-jangan_??"
Beberapa saat yang lalu_
Tiba di suatu tempat, Arron melihat beberapa bukti cctv, tidak nampak jelas, namun dirinya yakin bahwa itu adalah sosok sang Paman.
"Orang ini yang menyerang anak buah ku?" Tanya Arron.
"Iya Tuan, kita sudah meyakinkan hal itu, tapi alat bukti ini tidak cukup kuat untuk menyeret Tuan Rusman ke ranah hukum"
"Siapa bilang aku akan menyeretnya ke ranah hukum, itu terlalu mudah bagi baji-ngan sepertinya akan lolos, ada yang lebih pantas dari itu"
"Maksud Tuan?"
"Ikuti petunjukku, lakukan segera dan aku tunggu kabar siang ini, seharusnya ini semua tidak sulit kalian lakukan, pergilah!"
"Siap Tuan!" Ucap seseorang yang sudah ditugaskan untuk mengatur sesuatu, lebih tepatnya membalas perbuatan Rusman hari itu juga.
Dan tepatnya siang hari yang dijanjikan, kabar tentang hancurnya karir Rusman merebak di semua dunia Maya, bahkan menjadi tranding topik di setiap media yang ada, tak ada yang takut lagi.
Ponsel berbunyi, Arron menghentikan kegiatan di depan laptopnya dan segera menjawab.
"Tugas sudah kita selesaikan seperti petunjuk yang tuan inginkan"
"Aku tau, kerja yang bagus, lihat rekening kalian, lebihnya anggap sebagai bonus" ucap Arron.
"Terimakasih Tuan"
Sebuah senyuman terbit dari bibirnya, bukan senyum biasa, tapi sebuah amarah yang puas sudah terlampiaskan.
Bersambung.
Jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
udah tamat aja ceritanya masih candu sih ama semua cerita2 athor pingin ny gk habis2 klw bsa klw boleh lanjut terus 🥰🥰🥰
saudara yg lain ka....
seru...
buat cerita baru thor...
request Thor buat cerita keluarga ailina dong ..
selalu kutunggu