Bukan area bocil, harap minggir💃🏻
Divya hanya seorang wanita rumah tangga biasa, berbakti pada suami yang memintanya menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan hanya mengurusi perihal pekerjaan di rumah dan mengurusinya sebagai suami. Meskipun Divya lulusan S-1, namun wanita itu menurut pada lelaki yang sudah sah menjadi suaminya itu dengan tidak menjadi wanita karir.
Namun, seketika rumah tangga mereka yang baru saja menginjak usia 2 tahun hancur karena orang ketiga. Bahkan orang ketiga itu sudah mempunyai seorang suami.
"Kau tega mengkhianati ku dengan wanita murah4n ini, Bang!" Divya menjambak selingkuhan suaminya itu dengan emosi.
Dughh!!!
Tubuh Divya tersentak, bagian belakang kepalanya dipukul dengan benda keras. Tak lama tubuh Divya terjatuh ke lantai, meregang nyawa dengan dendam yang ia bawa mati.
Namun, tiba-tiba Divya terbangun kembali. Dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 18 tahun lalu dengan memakai tubuh gadis yang bernama Ellia itu, Divya membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Menjauh.
Maxime.
Maxime : "Sorry Om Emilio, gue lebih tampan dari Om. Muda lagi, manis juga. Bersaing secara sehat, yuk!" 🤣🤙🏻
.
.
Sekitar pukul dua dini hari, Emilio terbangun setelah tidak sengaja tertidur dengan memeluk Divya.
Lelaki itu memeriksa Divya, menempelkan punggung tangan di dahi dan demam perempuan itu ternyata sudah turun, ia juga merasakan tubuh perempuan itu sudah berkeringat.
"Syukurlah, cepat sembuh baby." Emilio mengecup kening Divya lalu turun dari ranjang, memeriksa jam di ponsel. "Sudah jam 2 ternyata."
Emilio mengambil kaos rumahan yang tadi dia buka lalu memakainya. Dia mendekati Divya membungkus tubuh perempuan itu dengan selimut. "Om ke bawah dulu, mau periksa Bibimu."
Dengan mata masih mengantuk, Emilio pergi ke lantai satu menuju kamar istrinya. Lelaki itu membuka pintu dan tidak terkunci, ruangan kamar Fayyana ternyata gelap mungkin sudah tidur.
Emilio menghidupkan lampu, namun ranjang itu kosong. Emilio mengepalkan tangan, istrinya itu membuat ulah lagi. Pernah beberapa kali pulang larut malam bahkan dini hari, beberapa hari istrinya itu sudah berubah. Kini perilaku buruk Fayyana kembali. "Wanita itu nggak bisa berubah!" rutuk Emilio.
Emilio membuka kunci ponsel, menelepon Fayyana. Namun ponsel istrinya itu tidak aktif, "Sial! Kemana lagi dia pergi?!"
Dengan wajah kesal karena istrinya selalu pergi, dia mulai merasakan kejanggalan.
"Apa aku harus mulai membuntutinya?" Emilio sudah merasa jengah dengan kelakuan Fayyana selama tiga bulan ini, namun karena masih mencintai istrinya itu dia masih bertahan dan tidak pernah berpikir macam-macam. Hanya berpikir jika Fayyana keluyuran karena jenuh atau menenangkan diri karena tidak mendapatkan kepuasan batin darinya.
Tak... Tak...
Suara hentakan high heels terdengar, Emilio yang sedang melamun berbalik ke arah sumber suara.
"Siapa ini? Kesayanganku, Mas Emilio... Mm..." Fayyana berjalan sempoyongan lalu menubruk tubuh suaminya.
"Kau mabuk lagi!" Emilio mencoba melepaskan lilitan kedua tangan Fayyana di belakang lehernya, namun Fayyana tidak mau melepaskan.
"Sayang... ayo kita coba lagi... hekkk... akuhh merindukan tubuhmu yang berotot..." Fayyana mulai menyerang bibir Emilio namun lelaki itu segera melepaskan pagutan bibir istrinya.
"Sampai kapan kau mau begini terus, Fay! Pergi ke kamarmu, tubuhmu bau alkohol!" dengan cepat Emilio berbalik pergi, namun Fayyana memeluknya dari belakang. Bahkan wanita itu mengendus-endus leher Emilio dan sesekali mengecup bahkan menjillattnya.
Langkah Emilio terhenti, nafasnya seketika memburu. Bagaimana pun Fayyana masih istrinya, tapi anehnya bagian bawah tubuhnya tidak bangun seperti saat dirinya bersama Divya.
"Massss, aku merindukan mu..."
"Lepas...!!!" dada Emilio turun naik, emosinya sudah mencapai ubun-ubun. Kesabarannya sudah habis dalam menghadapi kelakuan istrinya itu. "Kalau kau begini terus, sebaiknya kita berpisah!"
"Berpisah kau bilang! Baik! Kau saja laki-laki nggak berguna! Nggak bisa memuaskan ku! Lagipula aku sudah mendapatkan lelaki yang lebih sempurna darimu di atas ranjang!"
PLAK!!!
Tiba-tiba mata Emilio terbuka, nafasnya ngos-ngosan. Dia bangun dari baringan nya, menoleh ke samping ke arah Divya yang masih terbaring. Seketika ia mengingat mimpi nya barusan, entah kenapa saat Fayyana mengatakan wanita itu sudah mendapatkan lelaki penggantinya semua itu seolah-olah nyata.
"Aku juga sepertinya kelelahan, mimpiku buruk sekali." Emilio duduk di tepi ranjang, memeriksa suhu tubuh Divya dan demam perempuan itu sudah turun.
Emilio berjalan ke arah kamar mandi, mencuci wajah lalu kembali teringat akan mimpi barusan. Dia pun keluar dari kamar Divya menuju ke lantai satu untuk memeriksa keadaan istrinya.
Setelah sampai di depan pintu kamar Fayyana, dia ingin mengetuk tapi dia urungkan dan langsung membuka pintu. Di sana di atas ranjang, Fayyana sudah tertidur, Emilio mendekati ranjang. Saat melihat wajah terlelap istrinya itu, rasa bersalah menelusup di hatinya.
"Maafkan aku, Fay. Ternyata aku tidak bisa setia padamu, aku suami bajingan." Emilio mengelus kepala istrinya dengan sayang lalu mengecup keningnya. Namun hidungnya menghirup aroma lain dari tubuh istrinya itu, wangi parfum lelaki.
"Kenapa parfum lelaki ini begitu kuat, apa dia bertemu teman lelakinya?" gumam Emilio seraya menatap wajah Fayyana menerka-nerka.
Dengan pikiran yang entah, Emilio memutuskan keluar dari kamar Fayyana untuk kembali ke kamarnya sendiri.
Esoknya Divya terbangun, dengan pakaian tidur yang sudah membalut tubuhnya. Saat akan mengangkat kepalanya, tiba-tiba kepalanya pusing dan ia kembali merebahkan kepalanya di bantal.
"Nona sudah bangun." Sisil berdiri di samping ranjang, gadis itu masih berwajah khawatir.
"Sil, ada apa denganku?"
"Nona kemarin pingsan di kamar mandi."
"Benarkah? Terus apa yang terjadi?"
"Saya meminta pelayan lelaki membantu Anda, lalu saya mengganti baju Anda yang basah dan segera menelepon Dokter pribadi Tuan Emilio. Dokter bilang Anda kecapean dan kekurangan cairan, jadi tubuh Anda demam. Sekarang sudah turun, apa Anda masih pusing?"
"Sedikit, apa kamu menungguiku semalam dan tidur di ranjang bersamaku?"
"Ya, Nona. Saya menunggu Anda tapi saya tidur di sofa."
"Semalam tidak ada orang lain disini?"
"Tidak ada, Nona. Hanya ada saya."
Aneh, aku ngerasa seseorang dengan tubuh kekar memelukku semalam. Apa aku berhalusinasi karena demam? Lalu dimana Emilio?
"Om Emilio nggak datang?" Divya tidak ingin memendam penasaran nya.
"Tidak Nona, setelah makan malam Tuan Emilio tidur lebih awal. Kami para pelayan tidak ada yang berani membangunkan Tuan. Nyonya Fayyana juga sepertinya pulang larut malam."
"Begitu."
"Nona mau saya bantu membersihkan badan, pasti lengket karena tubuh Nona berkeringat setelah demam turun."
"Boleh."
Emilio melihat situasi di kamar Divya dan mendengarkan obrolan Divya dan Sisil dari rekaman Cctv di kamar itu yang ia pasang sebelum Divya bangun. Mulai hari ini lelaki itu bertekad akan mulai menjauhi Divya, selain merasa bersalah pada Fayyana dia juga tidak ingin berhubungan dengan Divya hanya untuk melampiaskan nafsu seperti perkataan Divya kemarin jika ia memperlakukan Divya seperti budak nafsu.
_____
Nah, gimana nih kok Emilio malah mau menjauh ya?🙄🤔
➡️ Untuk pemenang tebak-tebakan, selamat untuk 👉🏻Kak Meira dengan jawaban (Dari tabungan Divya melalui M-banking dengan mengingat password/email. Congrats Kakak silahkan ambil hadiah 30k, pc aku ya👏🏻 🤭