Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6. Di Jebak
"Iya tuan, maksud saya pelayan yang sudah kerja disini beberapa bulan, Senja namanya, dia sangat rajin dan ramah, pelanggan kita sangat suka dengan keramahan gadis itu." Dinda menjelaskan lebih detail pada Arkan.
''O." Arkan membentuk bibirnya seperti huruf o. Sekarang Arkan mengerti siapa karyawan baru yang di maksud oleh Dinda ternyata Senja yaitu istrinya.
Namun disini berpura-pura tidak mengenal siapa Senja. Kemudian Arkan bertanya pada Dinda.
"Sekarang mana dia? suruh dia kesini, aku mau kenal dan melihat se ramah apa dia." Arkan sengaja tidak memberi tahu Dinda kalau Karyawan yang bernama Senja itu adalah Istrinya. Arkan ingin melihat bagai mana nanti orang di cafe memperlakukan Senja.
"Maaf tuan, hari ini dia tidak masuk, tadi dia telpon saya, dia bilang dia sedang tidak enak badan." jawab Dinda sama seperti yang Senja bilang padanya tadi melalui telepon.
"Oh, begitu ya.?" ucap Arkan.
"Benar tuan." Jawab Dinda lagi.
Sebenarnya Arkan sudah tau kalau Senja tidak bekerja hari ini, namun Arkan sengaja mengatakan ingin kenal sama Senja agar Dinda tidak curiga padanya.
"Kalau begitu aku pergi dulu." Ujar Arkan, kemudian dia melangkah keluar dari ruangan itu. Baru beberapa langkah Arkan berjalan, dia Dia mendengar suara pelayan yang berbicara dengan sesamanya.
Arkan segera menghentikan langkah kakinya setelah mendengar nama istrinya di sebut dalam pembicaraan itu. Arkan menajamkan pendengarannya agar dia lebih jelas mendengar apa yang di bicarakan oleh karyawannya tentang istrinya.
"Hei lihat Damar tidak bersemangat kerja hari ini," ujar salah satu pelayan yang akrab dengan Damar dan Senja. Pelayan yang bernama Arumi itu tau kalau Damar menaruh hati pada Senja, bahkan Arumi pernah memergoki Damar sedang berbicara dengan foto Senja di ponselnya.
"Memang apa hubungannya Damar tidak semangat dengan Senjata yang cuti?" tanya karyawan yang lain karena tidak mengerti dengan perkataan Arumi tadi.
Semua karyawan di restoran itu memang tidak tau kalau Damar menyukai Senja, jangan kan mereka, Dinda aja tidak tau kalau Damar menaruh perasaan pada Senja, kecuali Arumi, Arumi tentu tau karena dia akrab dengan Damar dan Senja, di tambah lagi Arumi pernah memergoki Damar.
"Apa kalian beneran tidak tau kalau Damar suka sama Senja?" tanya Arumi lagi pada mereka semua. Arumi tidak percaya kalau mereka tidak tau Damar menyukai Senja. Namun melihat semuanya menggeleng kepala, Sekarang Arumi percaya dan yakin kalau semua karyawan di kafe ini tidak tau soal Damar sama Senja.
Damar yang ada disitu tersipu malu Karen ketahuan oleh teman-temannya kalau dia mengagumi Senja.
Sedangkan di sisi lain Arkan yang mendengar perbincangan karyawannya.
Wajahnya Arkan memerah, tangan nya mengepal karena cemburu.
Tapi Arkan berfikir positif, Senja sekarang adalah istrinya, jadi untuk apa dia cemburu, apa lagi Senja bukan wanita yang mudah tergoda oleh lelaki manapun. Arkan percaya kalau istrinya itu hanya mencintai dirinya.
Arkan yang sudah redam emosi, kini dia melangkah keluar dari kafe tersebut. Arkan melajukan motornya ketempat pangkalan ojek.
Di sisi lain di rumah sederhana namun begitu bagus dan rapi, seorang wanita masih meringkuk di atas sofa sembari menunggu Mamanya membuat teh jahe. Tidak lama kemudian seorang wanita paruh baya datang dengan segelas teh jahe hangat di tangannya.
"Ini tehnya sudah Mama buat, cepat di minum sebelum dingin!" ucap wanita paruh baya itu yang tidak lain adalah Mama Ratih.
Senja yang tadi masih meringkuk di sofa, dia langsung bangun karena Mamanya sudah membawakan teh yang dia mau. Senja meraih gelas yang berisi teh jahe hangat itu dan segera meminumnya.Senja meminum sedikit demi sedikit sembari mengobrol dengan Mamanya.
Selesai minum, Senja kemudian beranjak dari duduk nya dan menuju dapur di mana Mamanya yang sedang memasak untuk makan siang, setelah mengobrol dengan Senja tadi.
"Mama masak apa?" tanya Senja pada Mamanya. Mama Ratih tidak menoleh pada Putrinya itu karena dia sedang memotong daging. Namun Mama Ratih tetap menjawab pertanyaan Putrinya itu.
"Mama masak rendang dan tumis kangkung untuk nanti siang," jawab Mama Ratih.
" Gimana, apa kamu sudah enakan?" Mama Ratih melanjutkan pertanyaannya.
"Lumayan Ma, tapi masih pening sedikit." Jawab Senja lagi. Setelah meminum teh buatan Mamanya tubuh Senja sudah terasa enak. Namun kepalanya masih agak pusing sedikit.
"Nanti kalau kamu belum enakan, kamu oleskan Fresh care, nanti kamu ambil di kamar Mama!" ucap Mama Ratih. Mama Ratih begitu peduli pada Putri bungsunya itu.
"Iya Ma, kalau begitu aku ke kamar dulu, Mau istirahat. Senja langsung ke kamarnya
"Sebentar lagi Mama mau ke undangan, kamu tidak usah pergi, Lebih baik kamu istirahat aja di rumah!" Senja hanya mengangguk
"Iya Ma," jawab Senja, kemudian langsung ke kamarnya.
Selesai dari aktivitas memasak, Mama Ratih bersiap-siap pergi ke undangan.
Sedangkan Amira yang sejak dari tadi berada di kamarnya, kini dia keluar karena perutnya sudah merasa lapar. Amira berjalan menuju dapur dan langsung duduk di meja makan. Amira melihat makanan yang sudah tertata rapi di meja makan begitu menggugah selera.
Amira langsung menyantap makanan itu karena perutnya keroncongan minta di isi.
Sedangkan di kamar Senja yang merasakan perutnya semakin sakit, dia langsung keluar dan menuju kamar Mamanya untuk mengambil fresh care.
Setelah mendapat fresh care, Senja segara keluar dari kamar Mamanya dan kembali ke kamarnya.
Senja tidak menyadari ada sepasang mata yang melihat dan merekam dirinya yang masuk ke kamar Mamanya tadi..
Amira tidak mau membuang kesempatan. Amira langsung menyimpan rekaman nya dengan baik di ponselnya. setelah berhasil menyimpan rekaman itu, dia langsung masuk ke kamar Mamanya.
Sekarang dia akan menjalankan ide dari suaminya semalam. Sesampai di kamar Mamanya, Amir langsung meng obrak Abrik lemari pakaian Mamanya. Tidak lama kemudian Amira menemukan dompet Mamanya dan segera membukanya.
ternyata di dalam dompet itu ada uang satu juta rupiah milik Mamanya. tanpa pikir panjang Amira langsung mengambil uang itu dan menata kembali pakaian Mamanya serapi mungkin, tidak lupa juga dompet yang sudah tidak ada isinya dia letak kembali ketempat asalnya tadi.
Setelah itu Amira segera kembali ke kamarnya. Sampai di dalam kamarnya dia tertawa puas. karena sudah berhasil menjebak Senja.
"Ternyata ide mas Firman jitu juga." Amira tertawa senang sambil bersandar pada kepala tempat tidur itu.
"Sebentar lagi kamu akan di usir oleh Mama dan Papa, aduh kasihan sekali adik ku." Ejek Amira sembari tersenyum senang.
Di acara resepsi pernikahan
Mama Ratih yang teringat kalau dia lupa membawa uang. Mama Ratih segera pulang, dia ingin mengambil uang yang lupa dia bawa tadi.
Sesampai di rumah dia langsung masuk ke kamarnya untuk mengambil uangnya. Mama Ratih membuka lemari dan mengambil dompetnya, ketika membuka dompetnya dia langsung syok ketika melihat dompetnya sudah kosong tak ada uang sepeserpun lagi di dalam dompetnya.
Mama Ratih segera keluar dari kamarnya, lalu dia berteriak memanggil kedua Anaknya itu.
"Amiraaaaa, Senjaaaa." Teriak Mama Ratih sangat keras memanggil kedua Putrinya tu.
Mata Mama Ratih sudah berkaca -kaca, dia takut suaminya akan marah. Bagai mana tidak takut? itu uang yang di kasih suaminya untuk belanja kebutuhan dapur, dan yang sisa hanya itu saja. Sedangkan suaminya dua Minggu lagi baru gajian.
Amira yang mendengar teriakan Mamanya, dia tertawa, dia tidak terkejut sama sekali, malahan dia senang karena sebentar lagi keinginan nya untuk mengusir Senja dan suami miskinnya akan terwujud.
Berbeda dengan Senja dia begitu terkejut mendengar Mamanya berteriak,karena tidak biasanya Mamanya berteriak seperti itu. Senja dengan langkah terburu -buru dia langsung menghampiri Mamanya.
"Ma, kenapa Mama berteriak dan menangis?" tanya Senja. Dia menghampiri dan mengusap-usap pundak wanita yang telah melahirkannya itu. Mama Ratih masih tidak bergeming, air matanya terus mengalir.
Tidak lama kemudian Amira pun keluar dari kamarnya, dia juga menghampiri Mamanya yang sedang menangis.
"Ma apa yang terjadi, kenapa Mama menangis?" tanya Amira berpura-pura tidak tau, padahal dalam hatinya dia ingin tertawa. Melihat Mamanya tidak menjawab, dia langsung menghardik Senja.
"Senja, kamu apakan Mama, kenapa dia menangis?" Amira menatap adiknya itu dengan begitu tajam. Senja yang mendapatkan tuduhan tiba-tiba dari Mbak nya, dia terkejut dan melongo karena dia juga tidak tau apa yang sedang terjadi dengan Mamanya.
Like dan komen ya..?
Agar author semangat untuk berkarya.
Terimakasih
Bersambung