Plakk
suara tamparan terdengar menggema di ruangan tersebut.
"Amelia"
"Diamm"
Teriak wanita dengan nama Amelia itu ketika melihat suaminya ingin membela adiknya.
"Ini urusan antara kakak dan adiknya, dan kau tidak berhak untuk ikut campur"
Amelia menunjuk wajah pria itu, menatapnya dengan dingin, tidak ada lagi tatapan cinta untuk suaminya seperti dulu, kini tatapan itu hanya memancarkan sakit, kecewa, dan benci yang menjadi satu.
"Kakak"
"Jangan panggil aku Kakk"
Amelia kembali berteriak dengan keras, wanita itu seolah kehilangan kendalinya.
"Kau ingat? dengan tangan ini aku membesarkanmu, membesarkan adikku dengan penuh cinta dan air mata"
Amelia menatap kedua tangannya dengan berkaca kaca.
"Tapi siapa sangka jika selama ini yang ku anggap adik ternyata seekor landak yang menusuk orang yang memeluknya"
Pandangannya kembali jatuh pada Liliana adiknya.
"Kau adik yang ku besarkan dengan segala perjuanganku, ternyata menusukku tanpa ampun"
"Kau bermain dengan suamiku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kami bertiga menyukainya
"Noah kau curang menyembunyikan gadis secantik ini di apartemen mu"
Robert berkata dengan cepat.
"Keluar kalian dari apartemenku"
Sahut Noah dengan sedikit keras yang mengacuhkan perkataan Robert.
"Kami tidak mau, bukankah kami sudah biasa datang kemari, kenapa sekarang kau mengusir kami"
Timpal Vidi dengan cepat.
Noah mengusap wajah kasar, Berurusan dengan ketiga temannya itu akan membuatnya lelah.
"Kalian kenapa bertengkar? Bukankah kalian berteman?"
Meilan bertanya dengan heran melihat ke empat pria itu.
"Tidak, mereka bukan temanku"
Jawab Noah cepat.
"Yakk Noah bagaimana bisa kau tidak mengakui jika kita berteman, perlu ku perlihatkan foto foto kebersamaan kita waktu di pantai, di hotel, di club dan saat kita bersama para ga empphhhh"
Belum sempat Robert menyelesaikan kalimatnya, Noah segera berlari membekab mulut sahabatnya itu.
"Aihh tanganmu kotor"
Ucap Robert yang mengusap mulutnya bekas tangan Noah dengan geli.
"Jangan katakan apapun padanya"
Noah sedikit menggeram ke arah Robert.
"Maka jangan bertingkah, jika ingin rahasiamu aman"
Robert menyeringai senang ke arah temannya, dia mengacuhkan Noah yang menatapnya seolah ingin memakannya hidup hidup.
"Jangan heran Amelia, Noah biasa bersikap rada gila, padahal kami ke sini hanya ingin makan, kami lupa membawa uang tadi"
Robert berkata dengan sedih ke arah Amelia.
"Noah tidak baik seperti itu, Mereka makan di rumahmu tidak akan membuatmu rugi"
Ucap Amelia ke arah Noah dengan sedikit kesal.
Nafas Noah naik turun, rasanya ingin menendang pantat Robert yang mengatakan omong kosong.
"Tidak membawa uang? Cihh kau bahkan bisa membeli sebuah mobil baru hanya dengan uang jajanmu perhari"
Geram Noah dalam hati, namun dia tidak bisa melakukan apapun saat ini, karna bisa saja Robert mengatakan yang tidak tidak pada Amelia tentangnya.
"Kalian datang di waktu yang tepat aku baru saja selesai memasak untuk Noah, Ayo masuk aku akan menyiapkan piring untuk kalian"
Ketiga pria itu senang bukan main, mereka mengikuti langkah Amelia tanpa peduli dengan Noah yang tertinggal di belakang.
Di dalam sana, Robert, Vidi dan Verel tampak antusias ketika melihat makanan yang tersaji di meja makan.
"Aromanya benar benar menggugah selera"
Verel berkata dengan tatapannya yang tidak lepas dari sepiring ayam goreng di hadapannya, tangannya kemudian menarik kursi dan duduk dengan siap di ikuti dengan yang lainnya.
"Kau dan Noah sama sama bermulut manis"
Ucap Amelia yang tersenyum sembari meletakkan piring di hadapan ketiga pria itu.
Mereka tanpa membuang buang waktu mulai mengambil makanan dan melahapnya tidak peduli dengan Noah yang baru saja duduk bergabung dengan mereka.
"Noah kau memakan bekalmu bukan?"
Tanya Amelia memastikan sambil meletakkan sebuah piring untuk Noah.
"Sudah aku habiskan"
Jawab pria itu dengan patuh.
"Makan dengan baik"
Gadis itu secara perlahan mengambil makanan untuk Noah.
Ketiga pria itu hanya menatap Noah dengan tatapan kosong, Sikap Noah dan Amelia seperti suami istri, bukan terlihat sebagai majikan dan pelayan, apa lagi Noah yang terlihat begitu patuh dengan setiap apa yang dikatakan gadis itu.
"Kau tidak makan Amelia?"
Robert bertanya ke arah gadis itu.
"Aku baru selesai makan tadi, kalian makanlah aku akan membuatkan kalian cemilan lebih dulu"
Jawab gadis itu dengan senyum menggantung di bibirnya, membuat lesung pipi indahnya terbentuk dengan sempurna.
Lagi lagi ketiga pria itu terpesona dengan gadis itu.
Prangg
Noah yang menyadari tatapan ketiga temannya menjatuhkan sendok nya ke lantai dengan sengaja.
"Berhenti menatapnya"
Geram Noah ketika Amelia telah pergi ke meja pantry.
"Cih menatapnya saja tidak boleh"
Robert berkata dengan ketus kemudian kembali menyantap makanannya.
"Hehh pantas saja setiap kelas selesai kau cepat kembali ke apartemen mu, rupanya ada bidadari cantik yang kau sembunyikan di sini"
Seloroh Verel ke arah temannya itu.
Dia pikir pantas saja beberapa hari terakhir ini Noah bersikap tidak biasa, dimana terkadang pria itu yang jarang kembali ke apartemennya, karna mereka berempat biasanya menghabiskan waktu di luar semalam. Dan kini pria itu selalu pulang terburu buru.
"Bukan urusanmu"
Sarkas Noah yang mulai memakan makanannya.
"Aku menyukai Amelia aku akan mendekatinya"
"Aku juga"
"Aku juga"
Ketiga pria it menyahut membuat dada Noah bergemuruh.
"Tidak, Dia milikku"
Jawab pria itu dengan tegas.
"Ya ya ya dia pelayanmu, untuk kekasih bukan, Amelia sendiri mengatakan jika dia belum memiliki kekasih"
Timpal Verel dengan acuh yang membuat Noah meradang.
"Dia akan menjadi kekasihku"
Ucap Noah kembali dengan tegas, ya tidak sekarang tapi nanti, dia tidak mungkin mengungkap perasaannya pada Amelia dengan begitu tiba tiba, dia akan membangun pendekatan lebih dulu.
"Akan, berarti belum bukan, berarti kita semua memiliki kesempatan"
Timpal Robert dengan acuh.
Dan dalam beberapa jam berlalu, Noah benar benar merasa gerah dengan sikap dan kelakuan ketiga sahabatnya, dimana mereka dengan tingkah gilanya benar benar berusaha mendekati Amelia.
Seperti sekarang, Robert tengah membantu Amelia membuat teh untuk mereka, Vidi yang tengah membantu Amelia menyiapkan cemilan, Dan Verel yang terus saja mengekor di belakang Amelia.
"Sial"
Umpat Noah, sekarang saingannya tidak hanya Reyhan tapi ketiga sahabatnya juga. dia benar benar merasa gila memikirkannya.
Dan tepat saat pukul 10 malam, Akhrinya ketiga pria brengsek itu Akhrinya pulang.
"Mereka bertiga menyukaimu"
Ucap Noah dengan kesal.
"Jangan mengada ngada mereka tidak mungkin seperti itu, apa yang dia lihat dariku? Tidak ada yang istimewa"
Jawab Amelia dengan terkekeh sambil membersihkan bekas makanan teman teman Noah tadi.
"Kau mungkin tidak melihat keistimewaan dirimu Amelia, tapi para pria bisa melihatnya"
Batin Noah yang menatap Amelia dengan dalam.
"Kamu cantik, kamu baik, dan kamu pekerja keras"
"Kurasa itu cukup untuk membuat mereka menyukaimu"
Ucap pria itu kembali dengan nada yang sama
"Di luar sana masih ada banyak gadis yang lebih cantik, dan lebih baik dariku Noah, kau terlalu melebih lebihkan pandanganmu"
Amelia terkekeh ringan.
"Sekarang minum susumu lalu tidur, kau baru saja sembuh dan tidak di izinkan untuk begadang"
Ucap Amelia kembali.
"Rasanya aku seperti anak kecil"
Desah pria itu yang tetap meminum susu yang di buatkan oleh Amelia, dia tidak di izinkan meminum kopi lagi oleh gadis itu, karna selain menjaga pola tidurnya kopi tidak baik untuk lambungnya.
"Ini untuk kebaikanmu"
Ucap gadis itu kemudian.
Dan selama bersama Amelia, gadis itu benar benar merawat seluruh keperluan Noah dengan baik, naik itu dari pakaian makanan dan rumahnya, semuanya di atur dengan baik oleh Amelia.
Bahkan Noah merasa jika berat badannya bertambah kali ini, Namun entah mengapa dia merasa bahagia dengan semua yang di lakukan Amelia untuknya