NovelToon NovelToon
Cinta Dan Pengkhianatan

Cinta Dan Pengkhianatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Jhulie

Vherolla yang akrab disapa Vhe, adalah seorang wanita setia yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kekasihnya, Romi. Meski Romi dalam keadaan sulit tanpa pekerjaan, Vherolla tidak pernah mengeluh dan terus mencukupi kebutuhannya. Namun, pengorbanan Vherolla tidak berbuah manis. Romi justru diam-diam menggoda wanita-wanita lain melalui berbagai aplikasi media sosial.

Dalam menghadapi pengkhianatan ini, Vherolla sering mendapatkan dukungan dari Runi, adik Romi yang selalu berusaha menenangkan hatinya ketika kakaknya bersikap semena-mena. Sementara itu, Yasmin, sahabat akrab Vherolla, selalu siap mendengarkan curahan hati dan menjaga rahasianya. Ketika Vherolla mulai menyadari bahwa cintanya tidak dihargai, ia harus berjuang untuk menemukan jalan keluar dari hubungan yang menyakitkan ini.

warning : Dilarang plagiat karena inti cerita ini mengandung kisah pribadi author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhulie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta Pertama Romi

Satu Minggu kemudian setelah kejadian itu ....

Hari itu adalah hari Minggu dan Vherolla bermalas-malasan di kamar kosnya karena hari libur. Dia masih terbaring di atas tempat tidurnya, memandang layar ponsel dengan penuh kebingungan. Pesan dari mantan Romi itu kembali membanjiri pikirannya, semakin sulit untuk diabaikan. Awalnya, ia tak mau ambil pusing. Vherolla merasa sudah seharusnya percaya pada pasangannya sendiri. Bukankah hubungan didasarkan pada kepercayaan? Namun, ketika pesan-pesan serupa terus berdatangan, dia mulai merasa ada sesuatu yang aneh.

Pesan terbaru itu berbunyi, "Hati-hati dengan Romi. Dia pacaran sama banyak cewek cuma untuk pelampiasan sama diperas duitnya. Dan lebih parahnya lagi, semua cewek-cewek yang dipacarin Romi, sudah diajak tidur sama Romi, tapi Romi nggak pernah mau tanggung jawab sama akibatnya." Kalimat itu membuat perut Vherolla terasa seperti terikat simpul, semakin erat dan menyakitkan.

"Pelampiasan? Maksudnya apa?" batinnya, teringat akan percakapan sebelumnya dengan beberapa mantan Romi yang menyebutkan hal serupa.

Meski awalnya menolak untuk mempercayai hal itu, rasa penasaran mulai menghantui Vherolla. Tidak mungkin semua mantan Romi berbohong. Terutama ketika salah satu dari mereka menyebutkan bahwa semua ini berawal dari cinta pertama Romi, seorang perempuan yang pernah sangat berarti bagi hidupnya. Cinta yang berakhir buruk, meninggalkan Romi dengan kepedihan yang sepertinya belum sepenuhnya sembuh.

Vherolla memutuskan untuk mencari tahu lebih dalam tentang masa lalu Romi. Setelah berjam-jam merenung, dia memutuskan menghubungi Boby, teman dekat Romi yang sudah mengenal Romi sejak kecil. Boby mungkin bisa memberikan jawaban yang lebih jujur dibandingkan Romi sendiri.

---

Keesokan harinya, Vherolla menemui Boby di sebuah kafe yang tak jauh dari kosnya. Boby menyambutnya dengan senyum lebar, tetapi Vherolla merasa hatinya berat. Setelah memesan minuman, Vherolla akhirnya membuka topik yang mengganjal di pikirannya.

“Bob, aku mau tanya sesuatu dong tentang Romi,” ujar Vherolla dengan nada yang ragu.

Boby menatapnya dengan alis terangkat, "Ada apa, Vhe? Soal apa nih?"

“Apakah Romi pernah punya cinta pertama yang dia nggak bisa lupain sampai sekarang?”

Seketika, senyum di wajah Boby memudar. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya berkata, "Ah, jadi kamu sudah dengar, ya? Ya, Romi memang pernah punya cinta pertama. Namanya Suzanti. Waktu SMP, mereka pacaran lama, sampai tujuh tahun. Suzanti adalah segalanya buat Romi."

Vherolla diam sejenak, menelan rasa pahit yang muncul di tenggorokannya. Ia mempersilakan Boby melanjutkan cerita.

"Mereka pacaran selama bertahun-tahun tanpa masalah besar. Tapi kemudian, tiba-tiba Suzanti pamitan mau kerja di luar kota, katanya untuk sementara waktu. Awalnya, Romi percaya. Dia bahkan mengantar Suzanti ke stasiun dan janji akan setia nungguin dia."

Boby berhenti sejenak, memainkan sendok di dalam cangkirnya. "Tapi setelah beberapa bulan, Romi dengar kabar kalau Suzanti udah punya cowok baru di sana. Romi tentu aja marah besar. Dia mencoba minta penjelasan ke Suzanti, tapi dia nggak pernah dapat balasan. Nggak ada kata putus, nggak ada alasan. Suzanti menghilang begitu saja, dan Romi ditinggalkan tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Kata-kata Boby membuat dada Vherolla terasa semakin sesak. “Jadi, Romi pernah disakitin seburuk itu?”

Boby mengangguk pelan. “Setelah itu, Romi benar-benar hancur. Dia mulai mabuk-mabukan setiap hari, bahkan sempat nyoba narkoba. Semua karena dia nggak bisa move on dari Suzanti. Sejak saat itu, dia jadi beda, Vhe. Romi nggak pernah serius lagi sama siapa pun. Pacaran sama cewek-cewek cuma buat pelampiasan rasa sakitnya. Kayaknya dia masih belum bisa nerima kenyataan kalau Suzanti ninggalin dia.”

Vherolla tertegun mendengar semua itu. Boby menatapnya dengan prihatin, melihat wajah Vherolla yang tampak shock dengan kebenaran yang baru saja terungkap.

“Jadi, maksudmu, aku hanya pelampiasan Romi juga? Karena dia belum bisa lupain Suzanti?” gumam Vherolla dengan suara yang hampir tak terdengar. Matanya mulai terasa panas, air mata menggenang tanpa bisa ia tahan lagi.

Boby tak langsung menjawab, ia hanya menatap Vherolla dengan penuh simpati. “Aku nggak tahu pasti, Vhe. Tapi satu hal yang aku tahu, Romi itu masih belum sepenuhnya sembuh dari luka masa lalunya. Dia marah sama cinta pertamanya, dan sayangnya, orang yang ada di dekat dia sering jadi sasaran.”

Vherolla mencengkeram tangan di atas meja, berusaha mengendalikan emosinya. "Tapi kenapa harus aku? Aku nggak tahu apa-apa. Kenapa aku harus jadi sasaran dari semua ini?"

Boby tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu. Yang bisa ia lakukan hanyalah menatap Vherolla dengan simpati. Vherolla merasa dunia di sekitarnya mulai runtuh. Segala hal yang dia percayai tentang Romi perlahan-lahan terbongkar, dan apa yang ia temukan sangat jauh dari ekspektasinya.

Vherolla meninggalkan kafe dengan langkah berat. Dia tak lagi yakin dengan apa yang harus dia lakukan. Mungkin benar, Romi hanya menjadikannya sebagai pelampiasan. Namun, meskipun demikian, kenapa hatinya masih berat untuk melepaskan?

Vherolla melangkahkan kakinya dengan pikiran kacau. Rasanya sulit baginya untuk mempercayai bahwa Romi, seseorang yang selama ini ia cintai dengan sepenuh hati hanya melihatnya sebagai pelampiasan rasa sakit dari masa lalu. Kata-kata Boby terus terngiang di telinganya, mencabik-cabik hatinya sedikit demi sedikit.

"Kenapa harus aku?" gumam Vherolla berulang kali dalam pikirannya, seolah mencari jawaban yang tidak pernah ia temukan. Selama ini, ia merasa bahwa ia dan Romi memiliki hubungan yang nyata, meski terkadang Romi memang sering bersikap egois dan menyakitinya. Tapi cinta pertamanya? Suzanti? Kenapa nama itu baru muncul sekarang?

Langkah Vherolla tak menentu. Entah mengapa kakinya justru membawanya kembali ke tempat pertama kali dia dan Romi bertemu. Sebuah taman kecil yang kini terasa penuh kenangan, tetapi juga terasa seperti tempat yang asing baginya. Vherolla duduk di bangku taman, memandangi sekeliling dengan mata kosong.

Ia mengingat bagaimana dulu Romi selalu datang menjemputnya di sini. Bagaimana mereka tertawa bersama, berbagi mimpi, dan membicarakan masa depan. Tapi apakah semua itu hanya ilusi? Apakah Romi pernah benar-benar mencintainya, atau hanya menjadikannya pelampiasan seperti yang dilakukan pada perempuan lain?

Rasa sesak itu kembali menghimpit dadanya. Vherolla menunduk, menatap ponselnya yang masih berada di genggamannya. Notifikasi dari mantan-mantan Romi berderet di sana, seolah ingin terus mengingatkan Vherolla akan kenyataan pahit yang coba ia hindari.

"Apa yang harus aku lakukan?" pikir Vherolla. Di satu sisi, ia tak ingin mempercayai semua cerita ini. Romi mungkin punya masa lalu yang kelam, tapi Vherolla ingin percaya bahwa dia adalah orang yang bisa mengubah Romi. Namun, di sisi lain, dia merasa lelah selalu menjadi korban, selalu memberi tanpa pernah benar-benar mendapatkan cinta yang tulus dari Romi.

Air mata yang sejak tadi ditahan akhirnya mengalir di pipinya. Vherolla sadar, tidak peduli seberapa besar ia mencintai Romi, ia harus menghadapi kenyataan bahwa cinta saja mungkin tidak cukup untuk mempertahankan hubungan ini.

Namun, di saat yang sama, hatinya masih terlalu berat untuk melepaskan.

1
kenkenzouyou Hiatus 🖤
dh mampir thor semangat🔥
Jhulie: makasih kak
total 1 replies
🔮⃝⃝🤎➳ᴹᴿˢAguca🔰π¹¹🥑⃟ kancil
lanjuttt kaaaa ku suka ceritanya
Jhulie: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!