Menjadi penanggung jawab atas kesalahan yang tidak dia lakukan, itulah yang harus dilakukan oleh Arumi. Menanggung luka atas goresan yang tak pernah dia ciptakan. Terlebih lagi orang yang menyebabkan lukanya adalah lelaki yang dia cintai. Setiap pembelaan yang dia ucapkan hanya dianggap omong kosong. Kekuasaan membungkam semuanya.
Bintang, polisi tampan yang menangani kasus kematian adik kandungnya sendiri. hingga sebuah fakta dia dapatkan sehingga memaksanya untuk memilih antara cinta dan keluarga.
Pengorbanan, cinta, air mata, dan siksa akan menjadi satu dalam cerita ini. selamat membaca
ig : @nonamarwa_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Marwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
HAPPY READING
Bintang mengayunkan Langkah kakinya menuruni tangga satu persatu. Lelaki itu sudah lebih segar dan tampan dengan celana jeans dan kaos yang dilapisi dengan jas santainya.
Saat sampai dibawah, bintang berdecak melihat gaya daddynya yang sama dengan lelaki itu. Bedanya hanya warna saja.
“bukan daddy yang niru, ya. Daddy yang besar lebih dulu dari kamu dan kamu yang niru daddy,” ucap ali sebelum bintang melayangkan protesnya.
“Udah jangan mulai debat. Kalian sama-sama tampan dengan ciri khas sendiri. Sekarang ayo berangkat. Kita harus jemput ayah dan ibu lebih dulu,” ucap sasmita menengahi yang dianggukki oleh kedua lelaki berbeda usia itu.
Lima menit berkendara, mobil bintang sampai di depan rumah nenek dan kakenya. Jarak rumah ali dan hutama yang tidak jauh membuat mereka sampai dengan cepat.
“kamu gak turun, nak?” tanya sasmita yang duduk di belakang dan ali yang duduk disebelah kemudi, sebelah bintang.
Bintang menggeleng. “bintang tunggu sini aja,” jawab bintang yang dianggukki oleh sasmita dan ali.
Tidak berapa lama, para orang tua itu kembali masuk ke dalam mobil. Mobil alpard milik ali yang bintang kendarai dapat mengangkut mereka berlima. Setelah semua siap, bintang menjalankan mobilnya menuju rumah harun.
Selama di perjalanan, bintang lebih banyak diam. Dia hanya membalas sesekali pertanyaan kakek dan neneknya atau hanya sekedar berdehem. Laki-laki itu masih terlalu malas meladeni kakeknya yang terlewat egois.
…..
Sedangkan di tempat lain, agnes baru sampai dirumahnya.
“sudah ayah bilang agar kamu pulang lebih awal,” ucap sebuah suara saat agnes akan menaiki tangga rumahnya.
Agnes menghentikan langkahnya. Dia menoleh kebelakang dan menatap ayahya itu. “pekerjaan agnes lebih penting,” ucap Wanita itu sekenanya.
“sekarang siap-siap. Keluarga pak hutama akan datang sebentar lagi,” ucap harun dan berbalik meninggalkan agnes yang masih terdiam menatap punggung ayahnya itu.
“andai mama masih ada,” gumam agnes sendu. Dengan segera Wanita itu melanjutkan langkahnya menaiki tangga.
…..
Sedangkan di sel tahanan, arumi sedang menikmati makan malamya. Pikiran Wanita itu sedikit lebih tenang sejak pertemuannya dengan agnes tadi.
Gak papa Cuma sayur sama tempe ya, nak. Semoga kamu cukup dengan ini. Batin arumi makan dengan lahap. Arumi tahu, anaknya butuh sangat banyak nutrisi untuk tumbuh kembangnya di dalam perut arumi. Tapi apa yang bisa dia lakukan, arumi hanya bisa mengandalkan vitamin yang diberikan oleh dokter Yuniar. Jika nanti vitaminnya habis, maka arumi bisa berpura-pura sakit agar dibawa lagi ke dokter yuniar. Memang pandai sekali.
“apa kau memang tak punya keluarga sama sekali?” tanya polisi yang menjaga arumi.
Arumi menggeleng. “saya yatim piatu, bu polisi,” jawab arumi jujur.
“kerabat yang lain?” tanya polisi itu lagi.
Arumi kembali menggeleng.
“jika ada, mungkin kau bisa makan yang sedikit lebih bergizi dari ini. Keluarga akan diiznikan mengirim makanan di jadwal yang telah ditentukan untuk tahanan,” ucap polisi itu memberitahu.
“dapat makan dari sini saja saya sudah bersyukur, bu polisi. Bukan hal yang sulit bagi saya untuk menerima makanan disini,” jawab arumi tenang dan kembali menyuapi nasi ke mulutnya.
“ya, semua memang harus kita syukuri,” ucap polisi itu menjawab.
Arumi hanya tersenyum. Dia kembali melanjutkan makannya sampai tak tersisa. Jangan minta tambah ya, nak. Bunda gak punya makanan lagi. Tunggu besok pagi, ya. Batin arumi Ketika merasakan perutnya yang masih meminta untuk diisi.
Arumi menatap polisi Wanita yang sibut dengan ponselnya. Dengan cepat arumi mengeluarkan vitamin yang dia sembunyikan di dalam bra nya. Mengambilnya sebutir dan menyimpan kembali di tempat aman itu. Bukan apa, tapi jika tidak disembunyikan disana maka polisi akan mengetahuinya.
Dengan Gerakan cepat arumi menelan vitamin disertai dengan air putih yang melancarkan jalan vitamin menuju perutnya.
“Alhamdulillah,” gumam arumi setelah selesai dengan mulus.
“saya sudah selesai, bu polisi,” ucap arumi memberitahu.
Polisi itu menoleh. “letak saja di ujung itu. Nanti akan ada yang mnegambilnya,” ucap polisi Wanita itu dan kembali melanjutkan pekerjaanya.
Arumi menurut. Setelah meletakkan piring, arumi kembali duduk di sudut selnya. Wajah arumi yang awalnya cerah kini Nampak sedikit kusam. Rambutnya juga sedikit tak terawat selama di penjara. Tapi itu tidak penting bagi arumi. Yang penting badannya tetap sehat agar anak yang ada dalam perutnya ikut tumbuh dengan baik.
“kamu adalah pelita bunda, nak.”
…..
Kini kedua keluarga itu sedang menikmati makan malam Bersama. Agnes Nampak malas menelan makannya. Dia sangat risih berada dalam kegiatan seperti ini. Dia kesal sekali dengan sang ayah yang tiba-tiba menjodohkannya dengan bintang. Polisi yang kini duduk dihadapannya.
Setelah selesai makan, mereka duduk di ruang keluarga.
“jadi agnes, kamu menyetujui perjodohan ini?” tanya hutama dengan tersenyum menatap agnes.
“kakek belum tanya persetujuan bintang,” ucap bintabg menyela.
“bagaimana agnes?” tanya hutama bersuara tanpa menghiraukan perkataan bintang.
Agnes terdiam. Dia dapat melihat jika bintang tidak menyukai perjodohan ini. “bisa agnes bicara dengan bintang berdua?” tanya agnes meminta izin.
“tentu boleh,” jawab hutama.
“ajak bintang ke taman depan saja, nak,” ucap harun lembut yang tak ditanggapi agnes. Agnes sangat malas melihat ayahnya yang tiba-tiba berperilaku sangat lembut seperti ini. Cari muka. Batin agnes.
“ayo,” ajak agnes berdiri mengajak bintang.
Bintang menghela nafas pelan. Dia mengikuti Langkah kaki agnes keluar rumah untuk menuju taman depan.
“gue gak mau dijodohin,” ucap agnes tanpa basa-basi saat mereka sudah duduk di kursi taman.
“gue juga gak mau!” jawab bintang tegas.
Agnes mengangguk. “Kita harus bilang gimana sama para orang tua itu?” tanya agnes lagi.
“kakek bukan orang yang mudah menerima penolakan. Bisa dibilang kakek anti dengan yang namanya penolakan,” ucap bintang mengatakan faktanya.
Agnes mengangguk. “kita bisa mengatakan untuk menerima perjodohan ini di depan mereka. tapi di belajang. Kita Cuma teman. Gua udah punya calon sendiri. Ogah gue sama polisi,” ucap agnes melirik tak minat pada bintang.
Bintang berdecak. “gue setuju. Di depan mereka semua kita bakal nerima perjodohan ini,” ucap bintang menyetujui.
Bintang dan agnes sama-sama terdiam. Entah apa yang ada di pikiran mereka. saat ini bintang, langit malam dan bulan adalah objek mata mereka.
“tang,” panggil agnes tanpa mengalihkan pandangannya dari langit.
“panggil gue bintang!” ucap bintang tak suka.
“ck. Bintang,” panggil agnes lagi.
“hem.”
“lo mau keadilan buat adik lo?” tanya agnes yang membuat bintang menoleh.
“tentu,” jawab bintang.
Agnes mengangguk. “tapi tentu itu harus ditujukan kepada pelaku pembunuhan yang sebenarnya,” ucap agnes yang membuat bintang bingung.
“lo tahu kalau gue pengacarakan?” lanjut agnes bertanya yang dianggukki bintang.
“gue yang bakal lawan keluarga lo dan ayah di pengadilan nanti,” ucap agnes yang membuat bintang menatap tak percaya setelah mendengar apa yang gadis itu sampaikan.
“ya, gue pengacara yang akan bantu arumi tirani dalam kasus ini,” jawab agnes menyelesaikan kebingungan bintang.
“dengan cara yang jujur gue bakal lawan kekuasaan yang kakek lo gunaian dalam kasus ini,” lanjut agnes dan berdiri meninggalkan bintang yang masih terdiam ditempatnya.
Bintang tersenyum sendu. “semoga lo bisa ngasih jalan baik buat arumi.”
...****************...
anakku setiap harinya juga gitu "dedek sayang mama"
"mama lebih sayang dedek"
yg sabar ya jihan. derita ibumu berat
cerita yang alurnya banyak menguras emosi dan sumpah serapah karna kelakuan dua pria. yang satu bintang nyaris tak berhati. kedua kakeknya yang emang ga punya hati. harus off lama? ahh semoga saja setelah ini kamu ator akan rajin Up