Shanum adalah seorang gadis desa yang di besarkan di keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai seorang OB di sebuah perusahaan terbesar di kota Metropolitan. Karena kecerdasan yang di miliki Shanum ia selalu mendapatkan beasiswa hingga ke Perguruan Tinggi. Namun sayang semua yang ia dapat tidaklah cuma-cuma. Di balik Beasiswa yang di dapat Shanum ternyata ada niat terselubung dari sang Donatur. Yaitu ingin menjodohkan sang Putra dengan Shanum padahal Putranya sudah memiliki Istri. Apakah Shanum bersiap menerima perjodohan itu! Dan Apakah Shanum akan bahagia jika dia di poligami??? Ikuti terus ceritanya.... Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Bu Aisyah meminta Bisma untuk tidak menolak perjodohan ini, ia melakukan ini semua demi kebaikan Bisma. Karena Bisma merupakan pewaris tunggal, yang harus memiliki pasangan hidup yang bisa selalu mendampinginya. Tidak seperti menantunya saat ini. Demi karir yang tak seberapa itu dia rela meninggalkan suaminya yang sedang membutuhkan dukungannya secara moril.
Namun Bisma tidak yakin jika kelak ia menikah lagi apakah dia bisa membahagiakan istrinya, sedangkan keadaan saat ini sedang lumpuh, bukan hanya lumpuh di kaki saja, tetapi iya juga mengalami lumpuh di bagian organ intim prianya. Akan tetapi hal ini tidak di ketahui oleh siapapun, termasuk ke dua orangtuanya. Hanya ia dan dokter yang menangani saja yang tau.
******
Hari yang di nanti pun tiba. Semua persiapan pernikahan pun sudah di urus Bu Aisyah melalui orang kepercayaannya. Hari ini adalah akad nikah Shanum dan Bisma. Sebelum akad nikah berlangsung, Bisma memberi persyaratan pada kedua orang tuanya bahwa ia mau menerima Shanum menjadi istrinya, akan tetapi dia tidak ingin ada sebuah resepsi. Baginya menikahi Shanum cukup dengan akad nikah dan di saksikan oleh keluarga kecil Shanum.
Pak Rohman tetap mengundang keluarga besarnya walaupun mereka selalu julid. Hanya keluarga dari ibu Shanum yang bersikap baik pada keluarga Pak Rohman, yaitu adik satu-satunya Bu Lasmi yang bernama Fatimah, dan biasa di panggil Bik Fatim sama Shanum. Mereka tidak pernah saling menghina seperti Bude Retno dan adik-adiknya.
Namun karena penasaran mereka tetap hadir, tentunya tujuan mereka adalah ingin menghina dan mencaci jika ada celah.
Terdengar bisik-bisik tetangga Shanum, ketika pertama kali melihat Bisma. Walaupun pria itu lumpuh, tapi tetap terlihat tampan dan berkelas, dan terlihat bukan dari keluarga susah.
Rasti menatap suaminya sekilas dan mulai membandingkan mereka.
"Tampan, sih. Tapi sayang miskin dan lumpuh. Tetap masih menang suamiku. " ucap Rasti membatin.
"Saya terima nikah dan kawinnya, Shanum Diya Syakira binti Rohman. Dengan seperangkat alat sholat, emas 100gram, uang 1 milyar dan mobil Pajero di bayar tunai. "Ucap Bisma dengan satu tarikan nafas. Suaranya yang berat membuatnya terlihat berwibawa.
Hampir semua orang melongo di buatnya, ketika mendengar mahar yang di sebutkan oleh Bisma.
" Halah itu paling hanya karangan saja, mana wujud barangnya, mobilnya dan uangnya? Uang 1milyar lho. Ingin berbohong, supaya di puji orang banyak. Pengen pernikahannya tidak sah apa? " ujar Bude Retno yang mulai Julid.
Mana mungkin Shanum mendapatkan mahar sebanyak itu mengalahkan mahar dari Rasti yang di berikan suaminya.
Bu Aisyah menatap ke luar untuk memberi kode pada orang yang di utusnya untuk membawa kotak kaca berisi uang tunai, yang datang telat, karena mobilnya terjebak macet. Sedangkan untuk ijab kabulnya harus segera di laksanakan tepat waktu.
Akhirnya orang yang ia percaya pun tiba. Dia adalah Surya Pratama. Adik dari Bu Aisyah. Yang membawakan kotak kaca berisi uang tunai. Para tamu melotot melihat uang sebanyak itu, termasuk keluarga Pak Rohman.
Pak Surya sangat di kenal di kota ini, karena ia memiliki perusahaan tekstil terbesar di kota ini yang pabriknya tidak jauh dari tempat tinggal Shanum, dan termasuk orang terkaya yang ada di kota itu.
Tak lama sebuah mobil pajero datang memasuki halaman rumah Shanum. Mobil yang di jadikan mahar untuk Shanum. Para tamu semakin heboh melihatnya.
"Pasti itu harta pinjaman dari Pak Surya. Dan bayarannya mereka bekerja seumur hidup jadi babu! " ujar Bude Retno sangat yakin hatinya panas tidak karuan.
"Ha...... Hah! "
"Kok.......bisa, sih"
"Apa ini nyata? "
"Si upik abu beneran mendapat mahar se.....sebanyak itu. "
Ya yang terakhir adalah suara rasti yang belum bisa menerima kenyataan, sedangkan para tamu yang lain juga ikut berbisik-bisik dibelakang Shanum dan keluarganya. Kebanyakan dari mereka juga menunjukkan wajah tidak yakin.
Siapa yang yakin jika Bisma memberikan mahar sebanyak itu? Sedangkan Shanum hanyalah istri ke dua. Perempuan miskin anak dari seorang OB. Walaupun dia lulusan sarjana, dan sekarang bekerja di rumah sakit terbesar. Tapi tetap saja derajatnya rendah di mata keluarganya.
Namun yang namanya jodoh siapa yang tau bukan?
"Ini adalah mahar yang di berikan Bisma untuk Shanum. " ujar Surya sambil menyerah kotak yang berisi uang tunai, yang dia bawa tadi kepada Shanum.
Kotak itu berisi uang tunai yang sangat banyak. Sedangkan Miska istri Surya membawakan kotak sedikit lebih kecil yang berisi perhiasan dan sebuah kunci.
"Kotak ini isinya perhiasan dan sebuah kunci, yaitu kunci mobil. Kata Miska menjelaskan apa yang ia bawa. Jadi tidak ada yang berbohong ya ibu-ibu sekalian. Pernikahan ini sah. Karena maharnya juga nyata. No tipu-tipu! Tegas Miska lagi.
Bukan tanpa sebab ia mengatakan hal itu. Karena sepanjang jalan dari halaman depan menuju ketempat akad nikah ini. Semua orang berbisik, meragukan Bisma dan kedua orangtuanya. Mereka bahkan mengejek Shanum dengan dalih kasihan. Mengatakan kalau dia mendapatkan suami yang buruk. Sudah lumpuh penipu pula.
"E..... Eh! Bukan begitu maksud kami Bu Miska Kami hanya!.........
Kalimat Retno terhenti ketika melihat wajah masam Miska. " Lalu maksudnya bagaimana Bu Retno? Saya juga dengar kok. Bagaimana kalian menggunjing keponakan saya Bisma dan mengatainya sebagai penipu. "Sahut Miska pedas.
Aisyah memberikan tatapan mengingatkan. Tak baik membuat keributan di hari yang sakral ini. Toh mereka memang sedang menyamar jadi apapun yang orang-orang katakan tidak akan berpengaruh pada mereka.
"Kenapa semua orang menunjukkan wajah seperti itu? " tanya Bisma dengan wajah datarnya.
Di tengah keributan para tamu undangan. Shanum kaget mendengar suara bariton Bisma, yang terdengar tegas. Dia segera menoleh dan menatap wajah Bisma yang tengah menunjukkan kebingungan. Shanum langsung mengambil kesimpulan. Kalau Bisma sama sekali tidak tau jika saat ini Aisyah dan suaminya sedang berpura-pura menjadi seorang pembantu di rumahnya sendiri.
"Mereka meragukan mahar yang aku berikan? " tanya Bisma.
Sepertinya dia hanya bergumam. Tapi lagi-lagi Shanum dapat mendengarnya dengan sangat jelas.
"A... Anu, mas. Sebenarnya...... "Shanum hendak menjelaskan namun suaranya berhenti total. Karena tiba-tiba Bisma menoleh ke arahnya. Dengan tatapan yang sulit dia artikan. Alisnya yang tebal saling bertautan. Dan bola matanya menatap Shanum lekat-lekat.
"Ya, mereka kenapa? " tanya Bisma lagi.
Glek......
Shanum menelan salivanya. Bibirnya tiba-tiba kelu. Saat kedua matanya bersitatap dengan Bisma. Wajah itu, seperti tidak asing bagi Shanum.
"Tidak, tidak mungkin itu dia! " Shanum bermonolog sendiri.
Bisma juga terkejut kala melihat wanita yang ia nikahi ternyata bercadar. Karena memang selama ini, Aisyah tidak pernah menceritakan tentang Shanum secara detail. Dan Bisma pun tidak mau tau.