"Jika kamu masih mengaggap Paman, seperti keluargamu. Maka jangan mau menerima lamaran dari Alvin. Karena dia bukan lelaki yang baik untukmu." ungkap Danu paman dari Fira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Datang Ke Resepsi
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu oleh Raya tiba. Hari ini adalah hari pernikahannya bersama dengan Alvin.
Raya tampil cantik dengan baju adat yang digunakannya. Sedangkan Alvin juga terlihat menawan dengan setelan yang digunakannya. Mereka terlihat serasi, dan bisa menghipnotis pandangan semua tamu.
Fira memilih tetap di rumah, dia mengurung dirinya sendiri, walau bagaimanapun. Hatinya tetap sakit, jika melihat pasangan yang diagung-agungkan itu bahagia.
Sedangkan Asma, dia tetap memilih membantu di rumah Danu, karena bagaimanapun, Danu sangat berjasa dalam hidupnya dan tentunya juga Fira. Tetapi, dia tetap tidak memaksa Fira untuk menghadiri acara tersebut.
Suara dentingan musik mendukung melancarkan acara tersebut. Tetapi, bagi Fira, bunyi tersebut bagai nyanyian lagu kematian.
"Bangkit Fira, kamu bisa, kamu harus tunjukkan pada mereka kalau kamu bisa." isak Fira menyemangati diri sendiri.
"Ya, aku harus tunjukkan pada mereka, kalo aku bisa melupakan pengkhianatan yang mereka lakukan. Aku harus bisa." ucap Fira menghapus jejak air matanya.
Fira langsung memutuskan untuk mandi dan bersiap menghadiri acara tersebut. Setelah mandi, Fira memilih baju terbaik menurutnya, dan juga memoles natural wajahnya. Setelah dirasa sempurna, Fira langsung berjalan ke arah rumah Raya.
Kedatangan Fira, tentu saja mencuri pandangan semua orang. Terutama, mereka-mereka yang selama ini penasaran akan cerita yang sebenarnya. Karena saat mereka bertanya pada Asma, Asma selalu bungkam. Bahkan tidak segan meninggalkan orang yang bertanya tersebut.
Alvin langsung terpana pada Fira yang memakai gaun berwarna maroon tersebut. Dimatanya, Fira terlihat lebih bersinar dari pada wanita yang berada disampingnya.
Raya yang menyadari tatapan Alvin tertuju pada Fira langsung mengandeng lengan Alvin.
"Aku lah, istrimu Bang Alvin. Bukan Fira." bisik Raya sambil tersenyum pada tamu yang sedang bisik-bisik.
"Selamat ya." ucap Fira menyalami kedua pengantin. Kemudian turun, ikut membantu keberlangsungan acara.
Dan sepanjang acara tersebut, Alvin tetap fokus pada Fira. Dan itu, berhasil membuat amarah Raya semakin memuncak.
"Jangan terus-terusan melihat Fira Bang, orang-orang sedang menertawakan mu." gumam Raya, langsung membuat Alvin mengalihkan pandangannya.
Sedangkan Fira, yang merasa terus-terusan ditatap oleh Alvin, tersenyum puas. Dia sangat bangga pada dirinya sendiri, setidaknya dia bisa membalas sedikit sakit hatinya.
Asma sibuk dibelakang, langsung dicari oleh Marni. Dia malah menyuruh Asma untuk segera membawa pulang Fira. Karena kedatangan Fira, langsung membuat acara menjadi kacau. Sebab sejak kedatangan Fira, Raya langsung cemberut, karena Alvin terus-menerus melihat ke arah Fira.
Asma tentu saja terkejut, mendengar perintah Marni. Apalagi Marni berkata dengan judesnya, padahal di sekeliling mereka ada beberapa tetangga lainnya yang ikut memasak dan mencuci piring.
Marni mengatakan, kalau Fira sengaja datang untuk menggoda Alvin, dan gara-gara kedatangannya membuat Raya sedih.
Asma langsung pergi menghampiri Fira, yang terlihat sedang mengobrol dengan gadis-gadis seusianya. Bahkan, tidak terlihat jika Fira menatap ke arah Alvin. Hanya Alvin, yang terus saja menatap kagum ke arah Fira.
"Fira ,,," panggil Asma lembut, dia menghampiri anaknya. "Kita pulang!" ajak Asma, dan Fira langsung berdiri, tanpa bertanya alasan apa, pada Ibunya.
Sama dengan Fira, Asma pun sedikit merasa puas saat mendapati wajah kesal Raya. Entah kenapa, dia mendukung keputusan anaknya untuk datang ke acara resepsi Raya dan Alvin.
Sampai di rumah, Asma langsung menuju ke dapur. Sedangkan Fira memilih duduk lesehan di ruang tamu. Karena memang, mereka tidak memiliki sofa, ataupun kursi, di ruang tamu.
"Ternyata, aku harus terlihat kuat. Baru bisa membalas Raya." gumam Fira.
"Apa yang kamu lakukan di resepsi Raya, nak?" tanya Asma setelah mengantikan pakaian, karena tadi dia ke dapur untuk mandi. Sebab mereka hanya ada satu kamar mandi, yang berada didekat dapur.
"Hanya ingin membuktikan, kalo aku sudah tidak apa-apa. Aku udah bisa melupakan Bang Alvin," sahut Fira.
"Ibu bangga, jika kamu beneran bisa melupakan Alvin. Sekarang sudah saatnya kamu menata hidupmu kembali. Bangkit lah, buktikan kamu bisa walaupun tanpa Alvin di sisimu." nasihat Asma, mendapatkan anggukan dari Fira.
Malam harinya, di kamar sang pengantin. Raya masih saja mengingat tentang bagaimana pandangan Alvin terhadap Fira.
"Kamu kenapa sih?" tanya Alvin melihat istrinya bermuka masam.
"Aku tuh sebel sama kamu Bang, kenapa tadi kamu menatap Fira, sampai kayak gitu?" tanya Raya.
"Kamu ngomong apa sih?" ucap Alvin pura-pura gak ngerti.
"Jangan pura-pura bodoh Bang, semua tamu sadar, kalo kamu menatap kemanapun Fira pergi. Kamu masih cinta sama dia hah?" pekik Raya tidak terima.
"Jangan di permasalahkan, lebih baik kita nikmati malam pertama kita." rayu Alvin.
"Aku ingin kamu Jujur Bang, kamu masih cinta sama Fira? Jawab!" seru Raya.
"Iya aku masih cinta sama dia, dia mempunyai tempat istimewa di hatiku." sahut Alvin menarik rambut frustasi.
Dan Raya hanya bisa menelan ludah pahit. Nyatanya, menghapus Fira di hati Alvin tidak semudah yang dikiranya.
"Sekarang juga, aku minta sama kamu. Lupakan Fira Bang, lupakan Fira. Aku ini istrimu, aku yang wajib kamu cintai, bukan Fira, gadis miskin tidak tahu diri itu." jelas Raya.
"Jangan sekali-kali kamu menghina Fira Raya, walaupun miskin, Fira wanita terhormat, bahkan tidak sekalipun dia meminta sesuatu barang padaku. Malah, dia berusaha untuk mendapatkannya sendiri. Tidak seperti kamu, yang mana baru saja tunangan, sudah minta dibelikan tas baru." ujar Alvin tidak sengaja, membandingkan Raya dan Fira.
"Jadi, maksud kamu Fira lebih baik, dari pada aku, istrimu sendiri? Gila kamu Bang."
"Aku memang Gila, bisa-bisanya aku yang mencintai Fira, tapi menikah denganmu, sepupu dari pacarku sendiri."
"Tapi aku tidak memaksamu, bukan aku yang memaksamu, kamu datang dengan suka rela."
"Tahu ah, aku keluar dulu. Pusing aku, ngadepin istri kayak kamu." cetus Alvin keluar dari kamar.
Kebetulan malam ini, mereka berdua menginap di hotel. Karena itu, merupakan hadiah dari orang tuanya Alvin, supaya mereka bisa lebih tenang, dalam menjalankan ritual malam pertama.
"Aku harus bisa buat Bang Alvin jatuh cinta padaku. Aku gak mau, Fira tahu, kalo Bang Alvin masih cinta padanya. Aku gak mau di anggap kalah oleh Fira." gumam Raya, setelah ditinggal sendiri oleh Alvin.
Alvin sendiri, memilih untuk menikmati pemandangan malam hari, diatas rooftop. Masih terbayang bagaimana manisnya Fira, dan anggunnya Fira, saat mendatangi acara resepsinya.
"Fira, datang lah, lagi, dan mohon maaf lah, padaku. Akan aku ceraikan Raya, dan kembali padamu. Ku mohon datang lah." batin Alvin.
Bahkan tanpa sadar, Alvin menitikkan air matanya. Dia merasa kesal pada keluarganya, terutama sang Ayah, dan juga pada dirinya sendiri, yang tidak bisa memperjuangkan Fira. Seharusnya, dia mendengarkan penjelasan dari Fira terlebih dahulu, bukan malah mengikuti gengsi dan emosi.
tp klo crta romantis2 ga ada konflik jg mls bacanya.
berti othor berhasil klo bs menciptakan emosi pembaca kaya aku ini.. gemeshh kali sama org yg ga tau diri dan ga ngaca kaya jalan raya ini.