Setelah mengalami percobaan mesin waktu yang gagal, Han Ziqing tiba di dunia kuno sebagai permaisuri yang siap dikubur di peti mati. Di hari dia membuka mata kembali, dia bertengkar dan bertarung dengan Wei Shiqi, sang Kaisar yang selama ini membencinya.
Di dalam harem yang kejam dan dingin, selain menghadapi sikap dingin Wei Shiqi, Han Ziqing juga harus menghadapi dan mengurus selir-selir yang memusingkan.
Wei Shiqi yang menyadari kepribadian Han Ziqing yang berubah total mulai mengubah pemahamannya. Dia secara tidak sadar melakukan segala hal untuk melindunginya dan membuatnya tetap berada di sisinya.
***
"Yang Mulia, Permaisuri meracuni Selir Yun karena kesal!"
Wei Shiqi menjawab, "Panggil tabib dan obati Selir Yun!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi menemui Sarjana Song!"
Wei Shiqi menjawab, "Batalkan gelar sarjananya, kirim ke perbatasan!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi berkencan dengan Tuan Fu!"
Wei Shiqi mengerutkan kening, "Kirim Fu Dou kembali ke negaranya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30: Berita Baru
Pagi ini, pengadilan kekaisaran mendapatkan informasi dari seorang utusan yang hadir di tengah aula. Utusan itu memakai pakaian aneh yang tidak lazim dipakai oleh masyarakat di Kekaisaran Wei Agung.
Caranya menyapa pun berbeda dari orang-orang kebanyakan. Tidak sama dengan Beiqi, maupun Dongyu dan Nanyu. Kemungkinan besar dia berasal dari negara di barat yang tidak berhubungan dengan Kekaisaran Wei Agung.
"Salam kepada Yang Mulia Kaisar Wei Agung. Namaku Suiyu Erlang, dari suku Suxi di Barat Daya. Tujuanku datang ke Kekaisaran Wei Agung ini adalah untuk menyampaikan surat permohonan kunjungan dari tuan kami, Tuan Ergan."
Orang bernama Suiyu Erlang itu lalu menyerahkan selembar berkas. Jin Bao mengambilnya dan segera menyerahkannya kepada Wei Shiqi.
"Tuan kami sudah lama mengagumi Kekaisaran Wei Agung. Tuan kami berasal dari negara asing, hidup sebagai pedagang dan banyak membantu Suku Suxi. Karena merasa Suku Suxi masih satu leluhur dengan Wei Agung, dia meminta bantuan saya untuk menyerahkan surat permohonan kunjungan kepada Wei Agung."
Wei Shiqi membaca berkas permohonan tersebut selama beberapa saat. Lalu, dia menatap utusan tersebut dan para menterinya secara bergantian.
"Bagaimana menurut kalian, para menteriku?"
Para menteri kabinet berdiskusi sebentar dengan rekannya. Urusan kunjungan tamu dari negara asing tidak bisa diputuskan dengan mudah. Ini adalah masalah serius yang harus dipertimbangkan dengan matang.
"Perdana Menteri, bagaimana menurutmu? Kau yang paling berpengalaman mengenai urusan dengan negara asing."
Wei Shiqi menunjuk seorang pria paruh baya yang berdiri di barisan paling depan sebelah kiri darinya. Dia adalah Yun Shang, Perdana Menteri Wei Agung sekaligus ayah dari Selir Agung Yun, Yun Lin. Yun Shang adalah pejabat veteran dari generasi sebelumnya. Dia belum diizinkan pensiun karena masih mampu menjabat sebagai perdana menteri dan senior dari para menteri kabinet.
"Yang Mulia, berurusan dengan negara asing memang tidak bisa diputuskan begitu saja. Apalagi kekaisaran baru saja menyelesaikan kasus besar mengenai kecelakaan dan percobaan penghilangan Permaisuri. Rakyat belum merasa tenang," ucapnya dengan lantang.
"Tetapi, ini juga bisa menjadi sebuah kesempatan bagus. Wei Agung memerlukan hubungan baik yang luas dengan negara-negara lain. Selama ini Beiqi selalu menjadi ancaman, meski kita sudah menjalin perjanjian damai selama puluhan tahun. Mungkin jika kita memiliki hubungan baik dengan orang dari negara asing, kita dapat memperkuat negara kita."
Seperti yang diharapkan, perdana menterinya memang selalu bisa memberikan saran yang bijaksana. Orang tua itu awalnya membahas kerugian yang dialami kekaisaran, lalu mengatakan sebuah penawaran yang menjanjikan. Sangat pandai berstrategi dan pandai berkata-kata.
"Bagaimana dengan yang lain?" tanya Wei Shiqi.
Para menteri kabinet yang tersisa kebanyakan setuju dengan pendapat Yun Shang. Karena perdana menteri sudah berkata demikian, maka tidak ada lagi saran yang lebih bagus daripada itu.
"Kalau begitu, urus persiapannya. Kirim surat resmi kepada Adipati Yongyi agar memberikan izin pada calon tamu kita jikalau mereka melewati perbatasan."
Sun Jiuzhai, Menteri Sekretariat Negara kemudian mengangguk menuruti perintah. Setelah mendapat izin dan konfirmasi dari pihak Kekaisaran Wei, Suiyu Erlang kemudian pamit untuk memberitahukan beritanya kepada tuannya. Dia berkata setengah bulan lagi, mereka akan datang bertamu.
"Laporkan jika ada yang harus dilaporkan, bubar jika tidak ada yang disampaikan!" seru Jin Bao pada semua menteri kabinet.
"Yang Mulia, ada yang ingin saya laporkan," ucap Menteri Ritus tepat setelah seruan Jin Bao berakhir di aula.
Wei Shiqi mengangguk mempersilakan dia bicara. Ini pasti soal posisi menteri pertahanan yang kosong setelah Zhong Xiwei ditangkap karena kasus pembunuhan Permaisuri.
"Yang Mulia, perbuatan Zhong Xiwei tidak bisa dimaafkan. Dia sebagai Menteri Pertahanan malah melakukan hal tercela yang hampir membuat negara ini dilanda kekacauan."
Menteri Ritus yang bernama Yuan Jing tersebut pasti tahu dampak perbuatan Zhong Xiwei yang tidak hanya mempengaruhi harem, tapi juga berdampak pada kestabilan kekaisaran. Dia tahu kalau Permaisuri meninggal, maka Adipati Yongyi pasti akan marah besar dan bisa saja menggoyahkan pemerintahan.
"Sekarang kejahatannya sudah terbukti dan dia mengakui perbuatannya. Posisi menteri pertahanan sekarang kosong dan itu tidak baik jika membiarkannya terus kosong."
"Katakan intinya. Kau mau merekomendasikan siapa?"
"Yang Mulia bijaksana, dapat menangkap maksud saya dengan cepat. Saya memang ingin merekomendasikan seseorang."
"Siapa?"
"Kong Meisun, yang saat ini menjabat sebagai wakil menteri hukum."
Semua orang terkejut. Mereka pikir Yuan Jing akan merekomendasikan siapa. Kenapa dia malah merekomendasikan pejabat muda itu?
Wei Shiqi juga tidak terkecuali. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia ragu. Pemikirannya juga menentang permintaan itu.
Kong Meisun banyak memecahkan kasus rumit untuknya. Dia yang paling berbakat di Kementerian Hukum dan dibesarkan di bawah bimbingan langsung Menteri Hukum yang saat ini sedang dalam perjalanan dinas.
Pengalamannya masih belum cukup, terutama dalam menghadapi persaingan partai di pengadilan kekaisaran. Yang lebih penting, latar belakang Kong Meisun bukan dari militer. Itu akan menimbulkan lebih banyak pertentangan.
"Biarkan aku memikirkannya lagi."
Jawaban Wei Shiqi membuat Yuan Jing agak kecewa. Tapi, dia juga tidak mungkin memaksa sang kaisar menuruti keinginannya. Bisa saja Kaisar punya kandidat lain yang dirasa lebih cocok.
"Ada lagi?" tanya Wei Shiqi.
"Itu saja, Yang Mulia."
"Kalau begitu bubar saja."
Jin Bao berteriak dengan keras. Suaranya yang kencang memecah suasana aula, mengakhiri sesi rapat pengadilan kekaisaran yang lumayan panjang.
"Rapat dibubarkan! Silakan para menteri kembali ke kantor masing-masing!"
Para menteri kabinet sudah bubar. Wei Shiqi sendiri keluar dari aula melalui pintu samping. Langkahnya yang lebar karena kakinya yang panjang tanpa sadar membawanya menuju Istana Ningxi.
Dia berhenti sejenak di pintu gerbang. Suasananya sangat tenang. Jin Bao berkata pagi ini Permaisuri melarang para selir mengganggunya, sehingga salam pagi ditiadakan. Pantas saja di sinu sangat tenang.
Wei Shiqi berjalan masuk. Saat memasuki taman utama, dia melihat tumbuhan anggur sudah merambat mencapai teralis yang dibentuk persegi.
"Anggurnya sudah tumbuh. Dia benar-benar bertangan dingin," gumamnya.
"Setiap hari Permaisuri selalu mengingatkan Meixiang dan pelayan lain untuk tidak lupa menyiram tanaman anggurnya. Permaisuri juga memerintahkan para kasim agar bekerja hati-hati dalam memotong rumput, jangan sampai mengenai daun atau sulur anggur." Jin Bao berkata dengan nada ceria.
"Apa dia sangat suka anggur?"
Kalau itu, Jin Bao juga tidak tahu. Yang jelas laporan yang ia terima mengatakan bahwa Permaisuri sangat menyayangi tanaman anggur yang ditanamnya tempo hari.
"Karena Permaisuri tidak ingin Yang Mulia marah karena mengotori tangannya lagi, dia menyuruh para pelayannya melakukannya untuknya."
"Dia begitu penurut?"
"Yang Mulia, Permaisuri selalu menuruti Yang Mulia."
Wei Shiqi berdecak sambil menatap Jin Bao dengan kesal. "Tidak bisakah kau diam dan tidak menyela?"
Jin Bao pun terdiam. Wei Shiqi ingin sekali menyentuh tanaman anggur itu. Dia membungkuk dan mengulurkan tangannya.
"Hei, jangan disentuh! Apa kau ingin menggunting sulurnya?"
Teriakan Han Ziqing yang tiba-tiba kontan membuat Wei Shiqi mengurungkan tindakannya. Dia menoleh sambil menatap heran pada Han Ziqing yang berlari ke arahnya.
"Tidak bisakah kau tidak berteriak sekali saja? Apakah kau selalu punya pemikiran buruk tentangku?"
"Tindakanmu mencurigakan."
"Mencurigakan? Tidak sopan sekali. Apa seperti ini caramu menyapaku?"
Oh, Han Ziqing lupa kalau suaminya adalah seorang Kaisar dan dia adalah seorang Permaisuri. Memang ada tatakrama yang tidak bisa dilupakan untuk setiap pertemuan mereka. Dia tidak bisa sepenuhnya melupakan itu dan melawannya. Han Ziqing pun mengalah.
"Salam pada Yang Mulia," ucapnya dengan enggan.
"Sudahlah. Salammu tidak tulus."
"Ck... Harus setulus apa? Apa harus sampai bersujud dan menempelkan dahi di tanah?"
"Tidak seperti itu juga."
"Sebenarnya apa yang membuat Yang Mulia datang kemari? Yang Mulia pasti sangat sibuk. Tidak mungkin tidak sengaja datang kemari, kan?"
Wei Shiqi memang tidak sengaja, tapi bisakah dia jujur? Han Ziqing tidak akan percaya dan pasti menertawakannya.
Ah, sejak kapan dia peduli pada penilaian Han Ziqing terhadapnya?
"Beberapa minggu lagi akan ada tamu dari negara asing. Kau atur para selir, buatkan pakaian baru untuk mereka agar dapat tampil di perjamuan."
Tamu asing? Apakah orang dari negara asing di bagian barat itu?
"Apa aku juga kebagian?"
"Tentu saja. Kau adalah Permaisuri, ibu negara Kekaisaran Wei Agung. Penampilanmu yang paling utama. Semua orang akan memperhatikanmu."
"Meskipun aku benci menjadi objek perhatian, tapi tidak apa-apa. Aku dengan terpaksa mengatur selir-selirmu."
"Itu saja. Jalankan tugasmu dengan baik. Jangan membuatku malu."
"Siap, Bos!"
"Bos?"
"Ah, bukan apa-apa. Apa Yang Mulia masih ada perintah?"
"Tidak ada."
Wei Shiqi bukannya pergi, dia malah berbaring di kursi malas di bawah teralis anggur dengan santai. Han Ziqing membelalak. Astaga, kursi kesayangannya!
"Yang Mulia! Kursinya bisa roboh!"
"Kau membuatnya sangat kokoh. Ini sangat kuat, tidak akan roboh. Aku tiba-tiba ingin berjemur sebentar."
Melihat kursinya diduduki orang lain, hatinya merasa sakit. Meixiang saja tidak diizinkan duduk di sana. Tapi, dia tidak mungkin melarang Wei Shiqi dengan statusnya. Ini sama saja melawan suami dan atasan.
Dia hanya meratap: kursiku, semoga kau tidak roboh!
wkwkwkwkwk