Seorang istri yang di sakiti oleh suaminya yang memiliki selingkuhan nya yang berkedok sahabat, Fira menikah dengan Ferdi karena di jodoh kan oleh orang tua Ferdi yang merasa berhutang budi pada Fira dan mereka juga sangat menyukai Fira walau fisik Fira yang gemuk.
tapi tidak dengan Ferdi yang sangan membenci fira, hingga kerap kali Fira mendapatkan siksaan batin dan fisik dari Ferdi.
karena tidak tahan Fira pergi dari rumah tapi sangat di sayang kan ia meninggal karena terjatuh.
Sedangkan di posisi lain seorang gadis pianis terkenal meninggal karena di bunuh oleh sang adik atas suruhan orang tuanya sendiri karena mereka menginginkan uang asuransi kematian Gadis itu yang sangat bedar.
ingin tau kelanjutan cerita mereka dan bagaimana nasib mereka berdua?, ayo ikuti kelanjutan ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Duka
Mereka pun menunggu di depan ruang operasi selama Hampir dua jam lamanya, dan akhirnya lampu ruang operasi pun mati keluarlah dokter dari sana dengan wajah sedih.
"Dokter bagaimana keadaan kakak saya? " tanya Brianna buru buru
Dokter mendengar itu pun menggeleng kan kepalanya, "Maaf kami sudah berusaha semampu kami untuk menyelamatkan keduanya tapi hanya anak dari nona Alina yang bisa selamat, karena nona Alina lebih memilih anaknya untuk di selamat kan" jawab Dokter
Mendengar itu jantung Brianna dan tino seakan ikut berhenti,
"Maksudnya kakak saya sudah tiada dokter, kakak saya meninggal" ucap Brianna bergetar
"Benar nona, setelah nona Alina melahirkan dan sempat meminta melihat anaknya dan menciumnya beliau menghembuskan nafas terakhir nya" jawab dokter lagi
"Mbak Alina... gak... gak mau pokoknya hidupkan lagi mbak Alina ku, mbak jangan tinggalin aku..." ucap Brianna histeris
"Anna sabar... tenang jangan seperti ini, kasihan Alina dia sekarang juga sedang melihat kamu dia akan sedih" ucap Tino
"Tapi kak... aku mau mbak alina... aku mau mbak Alina kembali... aku gak mau di tinggal mbak alina" ucap Brianna yang menangis.
"Dokter aku mau lihat mbak Alina" ucap Brianna dan dokter pun mempersilahkan Brianna dan Tino masuk.
Disana terlihat Alina yang wajah pucat tapi terlihat sangat cantik dan wajah yang tersenyum.
Melihat itu membuat Brianna tambah tidak bisa berhenti menangis hingga pinsan.
Membuat Tino semakin panik dan sedih.
Belum lagi anak Alina yang ikut menangis saat Brianna pingsan mungkin ia merasa jika kedua ibunya sedang tidak baik baik saja.
Akhirnya di bantu oleh dokter dan suster mereka membersihkan Bayi Alina dan almarhumah Alina, sedangkan Tino mengurus Brianna agar sadar.
Setelah satu jam semua selesai, jenazah Alina pun sudah ajan di bawa pulang ke rumah duka, orang orang Tino sudah ada disana beserta tetangga menyambut kedatangan jenazah Alina.
Bersamaan itu Brianna sadar dan di tenangkan oleh Tino dan Brianna pun mulai mengerti dan mencoba kuat, sementara anak Alina di titipkan dulu di rumah sakit dan di jaga oleh asisten pribadi Tino.
Sesampainya di rumah sudah banyak tetangga dan karena hari masih siang jadi hari itulah Alina akan di makamkan di sebelah makam Kedua orang tua Alina.
Brianna sudah mencoba untuk menahan tangis dan kesedihan nya tapi tetap tidak bisa.
Bagaimana pun bagi Brianna Alina adalah wanita yang baik dan sudah seperti ibu dan kakak serta sahabat,
Walau mereka bertemu baru beberapa bulan taoi rasanya mereka sudah kenal bertahum tahun itu semua karena kebaikan Alina yang sulit untuk di lupakan.
Malam harinya setelah prosesi pemakaman selesai, Alina masuk kedalam kamar Alina ia mendekati kasur Alina dan tidur disana sembari memeluk bantal Alina karena disana masih tercium bau tubuh alina.
Brianna menangis kembali disana, tanpa bisa di tanah.
"Mbak jadi ini alasan mbak meminta ku untuk pindah rumah, karena mbak tau akan jadi begini... hiks... hiks... hiks" ucap Brianna sembari menangis
"Mbak apa aku bisa menjalani hidup ini tanpa bimbingan mbak, kenapa cepat sekali mbak pergi, baru kemarin malam kita bercerita banyak hal, tapi sekarang mbak sudah gak ada" ucap Brianna masih menangis
Karena kelelahan menangis akhirnya Brianna tertidur, saat itu Tino yang masih di rumah mencari Brianna, saat melihat Brianna tertidur ia pun tenang lalu menyelimuti Brianna lalu keluar.
Keesokan harinya, rumah itu terasa sepi karena biasanya Alina akan bernyanyi sembari membuat susu intinya sendiri sedangkan Brianna akan memasak sarapan.
Tapi pagi ini rumah sangat sepi, membuat Brianna lagi dan lagi menangis.
Tino yang melihat itu pun menjadi tidak tega dan memutuskan memindahkan Brianna kerumah baru yang sudah dj siapkan oleh Alina.
"Dek ayo kerumah sakit, kita ambil baby karena dokter bilang tubuh nya sudah kuat dan boleh di bawa pulang" ucap Tino
"Kasihan dia, dia sudah ingin bertemu kamu" ucap Tino yang menyadarkan Brianna
"Maaf kak aku lupa baby, ayo kita kerumah sakit sekarang" ucap Brianna
Mereka pun pergi kerumah sakit, setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit akhirnya mereka sampai di rumah sakit.
Mereka langsung menuju ruang dokter untuk meminta izin membawa anak dari Alina.
Melihat anak Alina, Brianna pun menangis lagi karena ia sedih melihat bayi itu masih sangat kecil dan baru terkahir sudah harus kehilangan orang tuanya.
Saat sudah menggendong nya ia pun semakin menangis lalu menciumi nya.
"Sangat cantik seperti ibunya, sayang mulai sekarang panggil aku mama ya karena ibu mu dulu ingin di panggil bunda, tapi bunda sudah ada di surga kita diakan agar bunda bahagia disana " ucap Brianna sembari sesegukan.
Anak alina seakan tau apa yang di ucapkan Oleh Brianna pun menangis walau tidak kuat.
Setelah melengkapi semua prosedur akhirnya Mereka pun pulang dari sana menuju rumah.
"Kak kok arahnya berbeda? " tanya Brianna
"Iya kamu akan pindah rumah di rumah baru yang sudah di siapkan alina" jawab Tino
"Loh kok mendadak kak, kan aku belum beres beres" ucap Brianna
"Sudah kamu tenang saja semua sudah di kerjakan oleh orang orang ku, baju Alina juga sudah di sumbangkan hanya beberapa yang di ambil yang memang di siapkan oleh Alina" jawab Tino
"Barang kamu juga sudah di bawa semuanya, rumah itu sudah ajan di tempati oleh pemilik baru" ucap Tino lagi
"Tapi kak barang beharga kak Alina seperti brangkas dan lainya bagaimana, di situ ada surat surat untuk baby" ucap Brianna
"Itu sudah di kirim kerumah baru beberapa hari lalu oleh Alina, jadi tenang saja, nah kita sudah sampai ayo turun" ucap Tino.
Brianna yang melihat rumah di depan nya pun terkejut karena rumah ini sangat besar bagi Brianna yang hanya akan tinggal berdua bersama baby,
"Ini rumahnya kak, kok ada mobilnya" tanya Brianna
"Iya ayo kita masuk, ini mobil kamu yang baru, mobil lama sudah di jual oleh Alina" Jawab Tino dan Brianna terdiam, ia sangat sedih.
Ia ingin Alina kembali bukan kemewahan ini, rasanya ingin Brianna menangis sekencang kencangnya tapi tidak bisa.
Saat pintu rumah di buka ia seperti melihat bayangan Alina yang tersenyum cantik seperti biasanya menyambut kedatangan Brianna saat briana pergi ke toko Perhiasan.
setelah puas mengelilingi rumah, Brianna pun menidurkan Baby girl di tempat tidurnya yang di letakan di sebelah tempat tidur Brianna.
" Dek kakak pulang sebentar ya nanti sore kakak kesini bawa makanan, kamu tidur saja dulu gak usah masak" ucap Tino
"Iya kak terima kasih maaf merepotkan kakak" jawab Brianna
"Gak ada yang di repot kan kamu adikku kan, ya sudah kakak pulang dulu" pamit Tino yang keluar rumah.
Melihat Tino yang jalan kaki tidak bawa mobil membuat Brianna bingung
"Kak kok gak bawa mobil, apa kakak lupa? " tanya Brianna
" Gak lupa, ini rumah kakak jadi biarkan saja dulu mobilnya kakak jalan saja " jawab Tino yang berjalan kesebelah rumah Brianna. Dan itu membuat Brianna kaget,
Bersambung
mungkin keluarga Daffa malu bertemu dengan Brianna