NovelToon NovelToon
Jodoh Di Tapal Batas

Jodoh Di Tapal Batas

Status: tamat
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Trauma masa lalu / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:5.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Safira

Dokter Heni Widyastuti, janda tanpa anak sudah bertekad menutup hati dari yang namanya cinta. Pergi ke tapal batas berniat menghabiskan sisa hidupnya untuk mengabdi pada Bumi Pertiwi. Namun takdir berkata lain.

Bertemu seorang komandan batalyon Mayor Seno Pradipta Pamungkas yang antipati pada wanita dan cinta. Luka masa lalu atas perselingkuhan mantan istri dengan komandannya sendiri, membuat hatinya beku laksana es di kutub. Ayah dari dua anak tersebut tak menyangka pertemuan keduanya dengan Dokter Heni justru membawa mereka menjadi sepasang suami istri.

Aku terluka kembali karena cinta. Aku berusaha mencintainya sederas hujan namun dia memilih berteduh untuk menghindar~Dokter Heni.

Bagiku pertemuan denganmu bukanlah sebuah kesalahan tapi anugerah. Awalnya aku tak berharap cinta dan kamu hadir dalam hidupku. Tapi sekarang, kamu adalah orang yang tidak ku harapkan pergi. Aku mohon, jangan tinggalkan aku dan anak-anak. Kami sangat membutuhkanmu~Mayor Seno.

Bagian dari Novel: Bening

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 - Luka Masa Lalu (Selingkuh)

Keduanya pun keluar dari gubuk yang sudah porak-poranda itu dengan berjalan kaki menuju jalan besar. Sebab, ponsel Seno mati daya. Dan jangan harap ia meminjam ponsel Dokter Heni untuk meminta anak buahnya menjemput mereka.

Ego dan gengsinya setinggi langit. Terlebih pada yang namanya kaum wanita. Mau dunia runtuh sekali pun sepertinya ego dan gengsinya tidak akan pernah turun. Kecuali pada putri bungsunya yakni Ayana Zafira Putri Pamungkas yang beberapa bulan lagi akan genap berusia delapan tahun. Sikap penyayang dan lembutnya hanya ditampilkan pada Aya.

Sedangkan pada putra sulungnya bernama Aldo Bimantara Pamungkas yang biasa dipanggil Aldo, sikap tegas dan otoriternya masih mendominasi daripada sikap lembutnya sebagai seorang ayah. Sebab, dirinya ingin mendidik Aldo menjadi laki-laki yang kuat dan tidak mudah diperdaya dengan kelembutan seorang wanita.

Tentu bagi Aldo yang saat ini usianya sudah menginjak delapan belas tahun, tak mudah baginya ketika lima tahun yang lalu dirinya menghadapi perceraian kedua orang tuanya. Terlebih ia melihat sendiri perselingkuhan yang dilakukan oleh ibu kandungnya, Amanda Zianida, dengan seorang laki-laki yang ia ketahui sebagai komandan sang Papa.

Untuk Aya yang kala itu masih berusia tiga tahun, belum mengerti apapun perihal masalah orang dewasa. Bahkan gara-gara perselingkuhan yang dilakukan Manda dengan Kolonel Gani Samudera, Seno sempat meragukan jati diri kedua anak mereka.

"Sumpah, Mas. Mereka anak kandung kita. Tolong maafkan, aku. Jangan ceraikan aku, Mas. Kasihan anak-anak," pinta Manda dengan derai air mata seraya bersujud di kaki Seno.

"Kasihan?" desis Seno sekaligus bernada menyindir.

Manda pun menganggukkan kepalanya. Urat malunya sudah ia buang jauh-jauh di hadapan Seno.

"Di mana otakmu saat kamu berselingkuh dan mengkhianati aku serta anak-anak, hah! Saat kamu asyik memadu kasih dengannya, apa kamu kasihan pada kami? Jawab!!" bentak Seno.

Deg...

Manda seketika terdiam membisu tak mampu menjawab cecaran dan makian Seno padanya. Seluruh barang Manda dilempar keluar oleh Seno dan ia diceraikan. Hak asuh kedua buah hati mereka jatuh ke tangan Seno. Setelah ia melakukan tes DNA dan seluruhnya hasilnya positif. Aldo dan Aya adalah seratus persen anak kandungnya bersama Manda.

Tak ada pembagian harta gono-gini yang diberikan oleh Seno. Ketika Manda menikah dengannya, wanita yang kini berstatus sebagai mantan istrinya itu tak membawa harta apa pun. Manda juga tak menuntut apa pun mengenai harta. Sebab ia masih memiliki tambang emasnya yakni Kolonel Gani Samudera, pikirnya. Padahal laki-laki selingkuhannya tersebut juga masih memiliki istri yang sah dengan tiga orang anak.

Mengenai perselingkuhan Manda dan Gani, Seno terpaksa menutup mulutnya sendiri. Tak membuka aib tersebut atau pun menuntutnya. Walaupun ingin sekali rasanya membuka kedok perselingkuhan yang menjijikkan itu. Uang dan kuasa Gani yang membuatnya tak berkutik.

Ancaman datang menerpanya baik dari karir maupun keselamatan anak-anaknya. Alhasil Seno memilih bungkam seribu bahasa dan memendamnya sendiri. Hatinya sudah koyak nyaris tak terbentuk kala itu. Sehingga membentuk jiwanya menjadi sangat dingin seperti sekarang ini. Beku laksana es di kutub.

☘️☘️

Dokter Heni membawa barang seadanya yang masih dalam kondisi bisa digunakan usai kejadian petaka tadi. Sebuah ransel berada di punggungnya dan dua tas jinjing ukuran sedang di tangan kanan serta kirinya memenuhi tentengannya.

"Astaga mimpi apa aku semalam? Kenapa hidupku ketemu lagi sama orang-orangan sawah? Tapi yang ini lebih parah sepertinya daripada Pras," batin Dokter Heni mengeluh seraya terus berjalan kaki mengikuti langkah suami barunya. Ia menatap tajam dan bersungut di belakang punggung Mayor Seno yang ada di depannya.

"Jangan mengumpatiku!" desis Mayor Seno.

"Ya ampun, apa dia cenayang?" batin Dokter Heni terkejut.

"Siapa juga yang mengumpatimu? Jangan ge-er!" sungut Dokter Heni.

"Ayo cepat! Jalan begini saja lambat. Dokter kok loyo," sindir Mayor Seno yang terus berjalan dan tak pernah menoleh ke belakang. Ia tak mau tahu kerepotan istri barunya ini membawa perintilan pribadi maupun barang-barang medis.

"Dasar suami enggak peka! Istrinya bawa tentengan juga, enggak ditolongin. Apa seorang prajurit itu gampang loyo, sampai-sampai bawa satu tas istrinya saja enggak bisa? Tapi kalau bawa ego setinggi gunung sampai puncak Everest pasti bisa," sindirnya.

Sebagai dokter spesialis kejiwaan, sekilas ia bisa langsung membaca karakter Seno yang tegas namun egois, menurutnya. Alhasil lisannya menceplos lebih dulu karena hatinya tengah kesal.

Mayor Seno seketika menghentikan langkah kakinya. Sontak hal itu membuat langkah kaki Dokter Heni yang berada di belakang tubuhnya juga ikut berhenti. Seno memejamkan matanya sejenak dan menghela napas beratnya. Lantas ia pun menoleh ke belakang, lalu menatap Dokter Heni dengan tatapan dingin nan tajam.

"Aku ingatkan sekali lagi. Status kita saat ini bukan seperti suami istri sungguhan. Jadi, jangan berharap lebih. Mengerti?"

"Sangat mengerti Mayor Seno Pradipta Pamungkas yang terhormat. Tenang saja saya akan berusaha tidak protes dengan sikap Anda pada saya. Tetapi Anda juga jangan protes jika saya bersikap layaknya seorang istri sungguhan. Bukan karena saya mengharapkan cinta atau rasa belas kasihan dari Anda. Tetapi mendiang orang tua saya mengajarkan jika seorang istri yang baik harus tetap menjalankan fitrahnya sebagaimana semestinya di dalam rumah tangganya. Manut dan tunduk pada suami selama dalam hal kebaikan. Karena buat saya pernikahan itu sakral bukan seperti mainan dadu yang cuma dilempar dan dibuang hanya untuk menang atau kalah," ucap Dokter Heni penuh penekanan di setiap kalimatnya.

Jlebb...

Seketika ucapan menohok itu tanpa sengaja masuk ke hati Seno. Dokter Heni tanpa menghiraukan tatapan suaminya, ia langsung berjalan melewati tubuh Seno. Bahkan tanpa sengaja menyenggol lengan Seno. Sebab, jalan yang mereka lalui saat ini hanya jalan setapak yang sempit.

Tubuh Seno pun berbalik kembali dan ia menatap punggung Dokter Heni dengan tatapan yang entah. Sedangkan Dokter Heni yang masih kesal dengan Seno, berjalan dengan langkah cepat sambil menggerutu dalam hati.

"Kenapa hidupku dipertemukan dengan laki-laki yang namanya hampir mirip? Prasetyo Pambudi, eh sekarang Seno Pradipta Pamungkas. Sama-sama namanya double huruf P. Sikapnya juga 11-12. Walaupun mendiang Pras sepertinya masih lebih baik daripada dia. Semoga hati ini tetap seperti ini saja. Jangan sampai aku masuk ke lubang yang sama. Sadar Heni, sadar. Mereka berdua sama-sama tak akan pernah bisa mencintaimu Heni Widyastuti," batin Dokter Heni seraya menertawakan dirinya sendiri akan pahit kehidupan cintanya.

Berusaha membentengi diri dan hatinya agar cinta tak lagi tumbuh dan hidup di dalamnya. Sudah cukup pengalaman pahit akan yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan hingga dirinya susah move on dari seorang Prasetyo Pambudi, ayah kandung Bening, di masa lampau. Ia tak mau mengalami hal yang sama kembali. Karena rasa kecewa akan cinta, tidak ada obat maupun dokternya di dunia ini.

Padahal sepasang suami istri ini sama-sama memiliki luka di masa lalu. Walaupun luka dan porsinya berbeda. Namun keduanya belum menyadari bahwa mereka bisa saling mengobati. Terkadang manusia tak sadar bahwa yang bersamanya saat ini bernilai harganya. Akibat tergerus luka masa lalu, sering membuat diri terlupa akan makna kehadiran orang yang berada di sisinya.

Tuhan tidak selalu memberikan apa yang kita mau. Tetapi yakinlah bahwa Tuhan pasti memberikan apa yang kita butuhkan.

Ketika dirinya sibuk menggerutu dalam hati tentang mendiang ayah kandung Bening dan juga suaminya sekarang ini, tiba-tiba suara Seno terdengar memanggilnya dari kejauhan.

"Tunggu!" teriak Seno hingga langkah kaki Dokter Heni otomatis berhenti. Lalu, ia menoleh ke belakang melihat suaminya yang sedang berjalan ke arahnya.

Bersambung...

🍁🍁🍁

1
nurul holisoh
Pasti ceritanya mengandung bawang seperti cerita bening semangat berkarya tetap sehat mba safira
Nina Samsimah
singgah ah,.. langsung penasaran
Ari Peny
rujuk aq sdh baca
Ari Peny
tp emang goblok kedua org tu masa kerja lepas baju
Ari Peny
moga bayi dan maknya gpp
Ari Peny
waduuuuuh
Ari Peny
aq mampir
echa purin
/Good/
Jumi Eko
bagus
Nia nurhayati
mampir thor
Mozarellaaa
deep banget iniii!!!!!
i love it 😍😍😍😍😍😍😍😍
Heryta Herman
The best story dari author/Good/..
lagi fokus"nya baca..tau" udah ending aja..
thank you so much thor.../Pray/
sangat terkesan dgn gombalan"receh di karyamu ini thor/Good/
Heryta Herman
hahaha...thor..istilah kata" mu garing banget...lope lope aekebon untuk authorku.../Heart//Heart//Heart/
Heryta Herman
pak komandan si kulkas 12 pintu bisa romantis juga gara"kena virus cinta nya bunda heni...si es kutub yg super dingin sdh mencair nih.../Chuckle/
Heryta Herman
pak komandan mesumnya minta ampun..efek lama puasa ya pak...
kasihan anak" manda..takutnya nti di kemudian hari ada pembalasan dendam dari seseorang yg terkait masalalu manda...
jangan sampai aldo dan aya menderita krna nya..
Heryta Herman
hhaaaa..si kirana ni dendam tapi salah sasaran...bukan keturunan manda yg jahat..ingat kirana...cuma manda yg jahat..
waah..ga sanggup aku mau baca ni klo sampai aldo dan aya yg kena getahnya...
Heryta Herman
pak komandan yg bucin akut,cemburumu mengalahkan tinggnya gunung everest..
nih si manda sprtinya pengen minta maaf sekalian pamit..
pak jendral langsung mati,dan si art yg gatal juga ga dpt teguran?
Heryta Herman
hahahaha...efek cemburu berat nih pak komandan...jadi bersih" aroma mantan bu dokter...naaah klo aroma mantan pak komandan,bersihinnya gimana pak.../Chuckle/
harus di basmi juga itu pak...pakai karbol dan clorox biarputih bersih tiada noda tertinggal...hahaha.../Curse/
Heryta Herman
hari anak kecil se usia Aya,masih bersih,masih polos...apa yg di rasa,iru yg di kata..ikut terharu thor..bikin persaan pembaca sprti naik roller coaster...
Heryta Herman
thor...bnyk banget kwjuran daeimu...aku ngebut bacanya...
sayang mau tinggalkan kisahnya walaupun cuma sekejap...
ayo lanjuuut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!