Tak ada jalan untuk kembali
Killa Okta Brahmana dan Salpa Radiatul Brahmana merupakan saudara kandung, setelah lulus kuliah di luar Negeri sebagai Desainer profesional, Killa menjadi satu-satunya penerus perusahaan peninggalan mendiang sang Ibunda. Sementara Salpa masih menempuh pendidikan tinggi dengan profesi yang sama dengan Kakaknya, Killa.
Setelah Killa sah menjadi penerus perusahan keluarga besar Brahmana, akhirnya Killa menikahi Diantoro Sultan yg tak lain merupakan keturunan dari sahabat sang Ayah, Joko Brahmana.
Setelah 3 tahun menikah pernikahan Killa dan Diantoro belum dikaruniai keturunan sehingga Diantoro berselingkuh dengan adik kandung Killa.
Lantas bagaimana dengan Killa dan cerita selanjutnya?
Intip terus ya update selanjutnya 😉 siapa tau makin penasaran sama kelanjutan ceritanya 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhyras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saat Suami Mabuk Berat
Sesampainya di rumah, Killa langsung membersihkan diri dan makan malam ditemani oleh Bi Tina.
Usai mengisi perut, Killa segera bergegas pergi ke kamarnya, lalu membaca buku novel hingga akhirnya tertidur pulas.
Pukul 22.30 malam.
Tok tok tok
Diantoro mengetuk pintu kamar dengan terburu-buru. "Buka?" teriaknya dari luar.
Killa yang tengah tertidur pulas terbangun serentak mendengar suara ketukan pintu yang keras dari luar.
"Itu suara Mas Toro!" ucap Killa. "Bentar Mas!"
Kemudian Killa segera bergegas pergi membukakan pintu.
Diantoro tengah berdiri di balik pintu dengan mata merah, wajah yang semrawut dan pakaian yang kusut berantakan.
"Ya ampun, Mas! Kamu kenapa?" tanya Killa kaget melihat tampilan Diantoro yang tampak berantakan. "Kamu mabuk ya?" lanjut Killa karena mencium bau alkohol dari tubuh Diantoro.
"Minggir kamu!" cetus Diantoro sambil menerobos masuk ke dalam kamar.
"Ehh ... hati-hati, Mas!" ucap Killa sambil mengejar Diantoro yang berjalan sempoyongan.
Killa memapah Diantoro hingga ke tempat tidurnya, lalu segera melepaskan sepatu dan jas yang di pakai oleh Diantoro, kemudian menarik selimut untuk menyelimuti Diantoro.
Tapi Diantoro malah menarik tubuh Killa hingga Killa terjatuh di atas tubuhnya, lalu mendekapnya tanpa basa-basi, hingga lanjut melakukan aktivitas malam sebagai pasangan suami-istri sampai akhirnya keduanya sama-sama terlelap.
****
Sinar pagi mulai masuk dari sela-sela jendela membangun kan Killa dari rasa lelah selepas melakukan aktivitas malam bersama suaminya.
Killa terbangun lebih awal dan menyadari tubuhnya tanpa busana, begitupun dengan Diantoro, keduanya sama-sama tertidur dalam keadaan tanpa busana.
Kemudian Killa segera bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai bersolek, Killa keluar menuju ruang makan, sementara Diantoro masih tertidur pulas.
'Mas Toro semalam mabuk berat! Sebenarnya dia kenapa sih? Kenapa dia gak pernah mau cerita ada masalah apa sampai-sampai dia mabuk! Selama menikah sama Mas Toro, aku belum pernah lihat dia mabuk.' pikir Killa dalam lamunannya di meja makan.
tak tak tak
Suara langkah kaki menyadarkan Killa dari lamunan. "Ehh, Mas! Kamu udah bangun? Ayo sarapan dulu, Mas?" sapa Killa pada Diantoro, lalu mengajaknya untuk sarapan pagi bersama.
"Iya ...." Sahut Diantoro.
Kemudian duduk di samping Killa dan Killa segera mengambilkan nasi beserta lauk pauk nya untuk Diantoro. "Ini, Mas!" Killa menyodorkan sepiring nasi goreng dan lauk pauknya pada Diantoro sebelum mengambil bagiannya sendiri.
"Makasih ...." Tak banyak drama, Diantoro segera menyantap sarapan paginya. "Maafin aku ya, Sayang? Kemarin aku lagi banyak masalah di tempat kerja, aku gak pernah bermaksud kasar sama kamu!" ucap Diantoro membuka percakapan lebih dulu dan meminta maaf atas sikap kasarnya terhadap Killa.
"Gak apa-apa, Mas! Jangan terlalu dipikirin, aku paham kok! Tapi lain kali kalau kamu ada masalah, kamu kan bisa cerita sama aku ya? Siapa tau aku bisa bantu ...." sahut Killa seraya tersenyum manis pada Diantoro.
"Makasih ya, Sayang? Kamu udah ngertiin aku!" tutur Diantoro sambil tersenyum pada Killa.
"Iya, Mas! Ya udah, dihabisin dulu makanan nya, Mas!" ucap Killa.
Usai sarapan pagi, Killa membawakan tas dan mengantar Diantoro hingga ke halaman rumahnya. Hatinya merasa senang karena perubahan sikap Diantoro yang sulit untuk ditebak.
"Hati-hati di jalan, Mas! Jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya ya?" pesan Killa sambil menyodorkan tas kerja milik Diantoro.
"Iya, Sayang! Aku pamit ya?" sahut Diantoro berpamitan pada Killa.
Killa mengangguk seraya tersenyum manis.
Setelah Diantoro bergegas pergi, Killa pun bersiap untuk pergi ke perusahaan nya.
Sebelum pergi, tak lupa Killa lebih dulu menghubungi Salpa dan mengajaknya untuk pergi bersamanya ke perusahaan.
Telepon berdering ....
"Halo, Kak?" Salpa menerima panggilan telepon dari Killa.
"Pagi adik ku yang paling tersayang?" sapa Killa.
"Pagi juga, Kak! Tumben nih Kak Killa hubungin aku, ada apa, Kak?" tanya Salpa.
"Gak apa-apa, kamu gak rindu emang sama aku? Kamu juga kemana aja selama ini gak pernah hubungin Kakak?" Killa memberi pertanyaan beruntun sekaligus pada Salpa.
"Iya, maafin aku ya, Kak? Akhir-akhir ini aku sibuk sama masalah bisnis, jadi gak sempat deh hubungin Kak Killa!" jawab Salpa.
"Ya udah gak apa-apa, nanti kita lanjut ngobrolnya ya? By the way hari ini kamu sibuk gak? Aku mau ajak kamu ke butik! Soalnya udah lama kita gak pernah barengan lagi ke sana, sekalian aku mau kasih kamu sesuatu!" ucap Killa. Killa mengajak Salpa untuk bertemu pagi ini.
"Boleh, Kak! Kebetulan hari ini aku santai sih, Kak!" cetus Salpa tak menolak ajakan kakaknya.
"Ya udah, kalau gitu kita ketemu dimana?" tanya Killa.
"Gimana kalau aku tunggu Kak Killa di tempat biasa aja?" Salpa memberi ide.
"Oke, 15 menit lagi aku on the way ya? Sampai ketemu nanti di sana!" ucap Killa tak sabar ingin segera bertemu dengan Salpa.
"Oke, Kak! Sampai ketemu ...." Tutur Salpa.
Setelah mereka membuat janji sesuai waktu yang telah ditentukan, Killa segera bergegas pergi menuju tempat yang sudah dijanjikan bersama dengan Salpa.
Sebuah Cafe yang paling sering mereka kunjungi bersama dan menjadi tempat tongkrongan saat masa-masa dulu, tak jauh dari tempat tinggal Killa saat ini.
Tak butuh waktu lama untuk Killa sampai di lokasi janji temu dengan Salpa. Akhirnya Killa sampai di lokasi, sementara Salpa sudah menunggu lebih awal di sana.
"Hi, Kak?" sapa Salpa sambil melambaikan tangannya pada Killa.
Killa pun segera bergegas menghampiri. "Hi, adikku yang paling tersayang ...." Sahut Killa.
Kemudian mereka saling berpelukan setelah sekian lama tak saling bertemu ataupun bertukar kabar.
Killa tak mau membuang waktunya dan langsung mengajak Salpa untuk segera bergegas pergi ke butik miliknya.
"Kemana aja kamu selama ini, Sal?" tanya Killa sambil mengendarai mobil mewahnya.
"Maafin aku ya, Kak? Aku beneran fokus sama bisnis aku kemarin, sampai-sampai aku gak sempat hubungi Kak Killa ...." Jawab Salpa.
"Emang sesibuk itukah sampai kamu lupa sama kakak sendiri?" tanya Killa penasaran dengan kesibukan Salpa selama itu.
"Pokoknya ada deh! Nanti aku kasih kejutan buat Kak Killa!" jawab Salpa sambil menampakkan wajah imutnya.
"Hmm ... oke lah kalau mau main rahasia-rahasia an, tapi kejutannya aku tunggu loh!" ucap Killa.
"Ok, pokoknya Kakak gak usah khawatir deh!By the way Kak Killa katanya tadi mau ngasih sesuatu buat aku? Emang mau ngasih apa sih?" tanya Salpa.
"Ada deh! Nanti kamu juga bakal tahu sendiri ...." Jawab Killa.
"Tuh, kan! Kak Killa juga main rahasia-rahasiaan sama aku ...." cetus Salpa.
Killa terkekeh. "Kamu sih yang duluan main rahasia-rahasiaan sama aku! Pokoknya nanti kamu bakal tau sendiri deh!" ucap Killa.
Killa dan Salpa berbincang-bincang selama perjalanan membuat suasana menjadi hangat.
Tak terasa mereka sudah sampai di halaman perusahaan busana terbesar di kalangan perusahaan-perusahaan menengah ke atas.
"Kita udah sampai aja nih, Kak!" cetus Salpa.
"Iya, ya udah yuk kita masuk?" Killa mengajak Salpa untuk segera masuk ke perusahaannya.
Lalu keduanya berjalan masuk hingga akhirnya sampai ke ruang kerja Killa.
"Wah ... sekarang perusahaan ini udah banyak berubah ya?" cetus Salpa sambil melihat-lihat setiap sudut ruang kerja Killa. "Semua ini pasti hasil kerja keras Kak Killa! Kakak ku sekarang semakin hebat aja ...." Lanjutnya.
"Enggak lah, ini semua milik kita, Sal! Perusahan ini kan peninggalan mendiang ibu dan ayah ...." Ucap Killa. "Walaupun aku yang mengelola tapi kamu juga kan punya hak yang sama disini! Jadi kamu gak usah sungkan gitu dong ...."
"Makasih ya, Kak? Kak Killa emang gak pernah berubah dari dulu, walaupun sekarang udah sesukses ini!" ucap Salpa.
Killa mengangguk sambil tersenyum, kemudian merangkul Salpa.
jangan lama² lah thor