kanaya seorang gadis yang baru saja akan merasakan bangku kuliah tiba tiba harus menikah dengan Bumi Mahesa Erlangga teman masa kecilnya yang sudah di anggap seperti kaka sendiri , hari dimana Bumi akan melakukan akad , tiba tiba Nesa menghilang . Pak Arif ayah kandung Bumi meminta Naya untuk menggantikan posisi mempelai perempuan. disinilah cobaan untuk Kanaya di mulai orang yang selama ini ia kagumi , dan selalu melindunginya tiba tiba menjadi orang yang dingin dan tidak berperasaan . luka hati akibat penghiantan Nesa membuat Bumi berubah menjadi orang yang sangat kejam bahkan kepada wanita lembut yang selalu berada di sampingnya. WARNINGGGG!!!!! siapkan tisu dan kanebo setiap membaca karena akan banyak mengandung bawang merah , bawang putih, dan bawang bombay... canda bawang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shadirazahran23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 SIAPA ANAK KECIL ITU?
Sementara di Jakarta,
Karena rasa bersalahnya Bumi pada Naya, ia tidak mempunyai keberaniaan untuk menemui istrinya itu, rasa bersalah karena meninduri wanita lain terus menghantuinya. Padahal dirinya sudah memiliki istri. Nama Nesa perlahan pergi dari fikiranya, berganti dengan sosok kecil yang bernama Kanaya.
“Bum sampai kapan kamu akan membiarkan Naya seperti itu? Jangan samapai dia dihampiri lelaki lain karena suaminya sendiri sudah tidak peduli padanya.” Kata Bu Ningsih di sela-sela sarapan pagi. Ia tahu apa yang terjadi pada putra dan menantunya itu, meskipun mereka tidak mengatakan masalah yang sebenarnya , namun naluri seorang ibu mengatkan jika Kanaya dan Bumi sedang ada masalah.
“ Aku hanya sedang sibuk, Mah. Jika ada waktu luang aku akan menyusulnya ke Bandung.” Jawab Bumi sambil mengoles selembar roti dengan selai coklat. Ia tertegun sejenak, coklat adalah kesukan Kanaya. Perempuan itu selalu menunggunya di depan rumah saat ia pulang kerja dan menagih coklat jika nilai disekolahnya bagus. Bumi merasakan sesak didadanya,kenapa baru sekarang ia baru menyadari. Ada setitik rindu untuk istrinya itu.
“kirim alamat Naya padaku.” Ucap Bumi dingin. ia langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan pada sang ibu. Bu Ningsih hanya tersenyum melihat tingkah sang putra, ia berhasil membuat es batu itu panik dengan sendirinya.
Di kantor, Bumi tidak bisa berkonsentarsi dengan pekerjaanya. Perkataan sang mama yang mengatakan bahwa Kanaya bisa saja pergi dari hidupnya sungguh terngiang ngiang terus dalam ingatanya. Bumi akui dia belum mencintai Naya, namun ia sangat menyayangi gadis itu sedari kecil.
‘Mas minta maaf,Nay. Selama ini Mas udah salah mengabaikan kamu, bersikap dingin dan tak menghiraukanmu. Mas bingung harus bagaimana menghadapimu nanti jika kamu tau Mas telah tidur dengan wanita lain selama pernikahan kita.” Bumi menyandarkan tubuhnya pada belakang kursi, kepalanya menengadah keatas dan matanya terpejam.
Bumi terdampar di sebuah padang rumput hijau yang sangat luas. Ia menoleh kekanan dan kekiri tempat ini sangat asing menurutnya, dia belum pernah berkunjung ke tempat ini sebelumnya. Tiba-tiba Bumi melihat seorang gadis yang sangat familiar sedang menuntun serang anak kecil. Mereka terlihat gembira ,saling berlarian untuk menangkap kupu-kupu. Bumi mendekati perempuan dan anak kecil itu.
‘tunggu anak laki-laki itu kenapa sangat mirip denganku waktu kecil? Siapa anak itu?’
‘Mama…aku berhasil menangkap kupu-kupunya Mah hore….’ Anak lelaki itu terlihat bersorak kegirangangan karena berhasil menangkap hewan buruanya. Membuat Bumi ikut tersenyum menyaksikan anak itu.
“wah… anak Mama hebat sudah bisa menangkap kupu-kupu, sini Mama cium dulu. Anak siapa sich ini?”
Bumi seketika membeku mendengar Naya menyebut dirinya Mama. Jadi anak lelaki itu..?
“Siapa dia Nay?”
Kanaya sangat terkejut dengan kehadiran Bumi yang sangat tiba-tiba itu, ia langsung memeluk erat anak lelaki itu kemudian menggendongnya.
“Tidak, Mas Bumi gak berhak ambil anak ini, dia anakku.Mas mengabaikan kami, Mas gak sayang sama kami. Pergi Mas… Pergi “
Bumi mengejar Kanaya yang tiba tiba pergi dan menghilang dari pandangan. Ia berlari kesana kemari mencari isrinya dan anak kecil itu, namun tidak kunjung ketemu.
“kanaya… kamu dimana? Nay, tolong jangan pergi!”
“Kanaya….”
Bumi Tiba-tiba tersentak, ia membuka matanya seketika dan menoleh kekanan dan ke kiri.Masih berada di ruangannya.mimpi barusan sangat aneh, ia terus berfikir tentang mimpi itu.kenapa ada anak kecil yang memanggil Naya Mama?
‘siapa anak kecil itu?”