Bagaimana bila di malam pernikahan mu dengan kekasih mu, kamu malah menemukan calon istri mu sedang bermesraan dengan pria lain dan kamu yang merasa frustasi malah mabuk - mabukan dan dengan tidak sengaja malah merenggut kesucian dari gadis yang sudah kamu anggap sebagai adik kandung mu sendiri.
Itu semua terjadi pada Aydan Atallah Balendra yang merenggut sesuatu yang berharga dari gadis berkaca mata yang cantik dan periang juga sangat menyayangi nya yang bernama Nara Ayesha Razkya sehingga gadis itu berubah jadi gadis dingin yang sangat membenci nya.
Akankah Aydan dapat mengembalikan keceriaan dan kasih sayang Nara pada nya, atau sebalik nya rasa benci yang akan semakin bertambah saat Aydan berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkan maaf dari Nara. Dan apakah cinta akan tumbuh dalam hati kedua nya? Kalian bisa membaca nya dalam novel ini yang merupakan lanjutan dari novel Terjebak Cinta CEO Tampan. Semoga suka🥰🥰🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Liest Holiest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
" Syukurlah Nara, kamu sudah sadar" Nami langsung memeluk tubuh Nara yang masih terbaring lemah di atas blankar dengan wajah yang sangat pucat.
" Maaf" gumam Nara dengan suara lemah di sela pelukan nya saat merasakan tubuh sang bunda yang bergetar dengan isakan tangis yang keluar dari bibir nya. Dapat Nara rasakan bahwa bunda nya saat ini sangat menghawatirkan nya, dapat dia rasakan bagaimana bunda nya kini memeluk nya dengan sangat erat dengan tangisan pilu penuh dengan kelegaan saat mengetahui diri nya yang sudah sadar. Tak terasa air mata Nara ikut mengalir dengan deras nya.
" Jangan pernah melakukan hal bodoh seperti itu lagi!" Ucap Nami setelah dia mengurai pelukan mereka. " Bunda tidak akan memaafkan mu seumur hidup bunda" tangan Nami terulur mengusap air mata yang membasahi wajah pucat putri nya itu dan setelah itu baru dia mengusap air mata nya sendiri seraya tersenyum penuh kelegaan karena putri nya baik - baik saja, namun Nami juga sedih karena Nara hanya menggunakan kata maaf pada nya tanpa memperlihatkan eksfresi apa pun saat ini. Hanya tatapan kosong dan air mata yang mengalir dengan deras nya, bahkan Nara tidak membalas pelukan yang Nami berikan pada nya.
" Ayah juga tidak akan memaafkan mu dan diri ayah sendiri kalau terjadi sesuatu pada mu" Razky mendekati Nara dan memeluk nya setelah Nami agak menjauhkan diri nya untuk memberikan ruang pada suami dan putri nya.
" Maaf" Air mata Nara kembali tumpah dengan isakan tangis yang terdengar memilukan di sela pelukan nya dengan ayah nya itu tanpa mampu berkata apa - apa lagi.
" Kamu harus kuat sayang, ingatlah kamu tidak sendirian" Razky mengurai pelukan nya dan di tatap nya wajah putri nya yang kini terlihat pucat dengan pandangan kosong menatap ke arah nya. " Kamu jangan menyerah hanya karena masalah ini, kamu harus ingat bahwa banyak yang menyayangi mu" Razky mengusap wajah Nara yang masih mengeluarkan air mata nya dengan tatapan kosong nya.
" Maaf" lagi - lagi hanya itu yang di gumam kan Nara saat ini.
" Nara sayang, kamu tidak apa - apa kan?" Yuki yang sedari tadi hanya melihat pun kini maju untuk memeluk putri dari kakak nya itu. " Semua akan baik - baik saja, kamu jangan khawatir kami bersama mu" air mata Yuki mengalir semakin deras saat merasa Nara tidak merespon sedikit pun pelukan dari nya sama seperti pelukan yang tadi di berikan oleh kakak dan kakak ipar nya. Yuki pun mengurai pelukan nya dan dengan tatapan iba nya dia melihat Nara yang masih menatap kosong tanpa eksfresi apa pun, hanya air mata yang mengalir dengan deras di wajah cantik nya.
" Nara kamu harus kuat sayang!" Adzriel mengusap dengan lembut kepala Nara dengan tatapan iba menatap putri dari kakak nya yang biasa nya berwajah ceria dengan senyum yang selalu dia berikan pada semua orang kini menjadi wajah pucat tanpa eksfresi dengan air mata yang membasahi seluruh wajah nya. Tangan Yuki terulur mengusap air mata di wajah Nara yang tak kunjung kering karena terus saja mengalir dengan deras nya. " Ingatlah kami sangat menyayangi mu" Yuki pun mengecup kening Nara dengan sayang.
" Kami keluar dulu, biar yang lain nya bisa bergantian menjenguk nya, siapa tahu saja mereka bisa menghibur Nara" Adzriel pun merangkul pundak istri nya dan memapah nya keluar dari ruangan Nara.
" Kami juga akan keluar setelah yang lain nya masuk" Razky yang menjawab sedangkan Nami tak henti - henti nya menangis dalam pelukan Razky.
Tak lama Alea, Rifki dan Angga masuk dan Razki pun keluar bersama dengan Nami untuk memberikan ruang pada ke tiga anak itu untuk menghibur Nara.
" Nara, kamu baik - baik saja kan?" Alea memeluk tubuh Nara yang masih saja terbaring lemah dengan keadaan yang sama tanpa eksfresi di wajah nya. " Cepatlah sembuh, aku tidak punya teman curhat kalau kamu di sini. Banyak sekali yang ingin aku ceritakan pada mu" Alea mengurai pelukan nya dengan tubuh yang bergetar dengan isakan tangis yang keluar dari bibir nya. Sungguh Alea tidak sanggup melihat sahabat nya dengan keadaan seperti itu sedangkan Nara masih enggan mengucapkan kata apa pun.
" Nara, cepatlah sembuh agar kita bisa berkumpul lagi. Bukankah bulan ini giliran di rumah mu kita berkumpul" Rifki mengusap kepala Nara dengan lembut. Bukankah kamu berjanji akan membuatkan kue yang enak untuk kami" Rifki mengusap mata nya yang sudah tidak bisa lagi membendung air mata nya yang sejak tadi berdesakan ingin keluar saat melihat kakak sepupu nya yang terlihat sangat menyedihkan.
" Nara, cepatlah sembuh! Siapa yang akan membantuku menjalankan perusahaan kalau kau ada di sini" Aydan memegang tangan Nara yang ter pasang selang infus di sana. " Aku pasti akan kewalahan kalau kau tidak ada" Angga mengusap sudut mata nya yang basah karena jujur saja dia tidak sanggup melihat keadaan Nara yang seperti itu. Sedangkan Nara masih tidak menunjukan ekspresi apa pun dan hanya mengeluarkan air mata nya saja tanpa mengatakan apa pun.
" Ingatlah, kami sangat menyayangi mu" Ale kembali berucap.
" Kami akan selalu bersama mu apa pun yang terjadi" tambah Rifki.
" Kamu jangan khawatir, yang melakukan ini pada mu sudah mendapatkan bogem mentah dari ayah" ucap Angga berharap Nara akan merespon ucapan nya, namun Nara masih saja tidak menunjukan respon apa pun.
Rifki, Angga dan Alea saling melempar pandangan mereka setelah berbagai cara dan kata - kata yang mereka ucapkan pada Nara untuk membuat Nara merespon mereka sambil menggelengkan kepala mereka. Mereka tidak tahu lagi harus mengatakan apa agar Nara merespon terhadap mereka. Ternyata sebegitu besar luka yang sudah di torehkan oleh Aydan pada Nara sehingga Nara yang biasanya ceria berubah menjadi Nara yang tidak punya eksfresi apa pun di wajah nya.
Jangan lupa like, vote dan komen. Jangan lupa juga klik tanda hati untuk menambahkan ke favorit kalian dan berikan hadiah yang buanyak untuk karya ini. Terima kasih 🙏🙏
spill visual aydan dan nara dong plis 🙏🏼🥰🥰