NovelToon NovelToon
Duri Dalam Daging

Duri Dalam Daging

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Dendam Kesumat
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Sembilan tahun yang lalu mas Alfan membawa pulang seorang gadis kecil, kata suamiku Dia anak sahabatnya yang baru meninggal karena kecelakaan tunggal.Raya yang sebatang kara tidak punya sanak keluarga.
Karena itulah mas Alfan berniat mengasuhnya. Tentu saja aku menyambutnya dengan gembira. selain aku memang penyayang ank kecil, aku juga belum di takdirkan mempunyai anak.
Hanya Ibu mertuaku yang menentang keras keputusan kami itu. tapi seiring waktu ibu bisa menerima Raya.
Selama itu pula kehidupan kami adem ayem dan bahagia bersama Raya di tengah-tengah kami
Mas Alfan sangat menyayangi nya seperti anak kandungnya. begitupun aku.
Tapi di usia pernikahan kami yang ke lima belas, badai itu datang dan menerjang rumah tanggaku. berawal dari sebuah pesan aneh di ponsel mas Alfan membuat ku curiga.
Dan pada akhirnya semua misteri terbongkar. Ternyata suami dan anak ku menusukku dari belakang.
Aku terpuruk dan hancur.
Masih adakah titik terang dalam kemelut rumah tang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

"Terima kasih yang semalam, Itu pengalaman yang tak terlupakan.."

Aku seketika terhenyak. pikiranku sudah mengembara kemana-mana.

Apakah mas Alfan ada main di belakangku?

AKu amati ponsel di tangan, ku baca sekali lagi dan isinya tetap sama. sayangnya kontak itu tidak ada namanya.

Aku teringat ucapannya barusan saat baru pulang.. "Badanku lemas sekali. Rasanya ingin di pijat di tukang pijat."

Dia memang terlihat lelah, apalagi matanya juga sayu seperti orang banyak bergadang.

Apakah lelahnya itu karena...?

Aish... Pikiranku tambah ngelantur.

Saat yang sama mas Alfan keluar dari kamar mandi, Dia mengibas- ngibaskan rambutnya yang masih basah. aku berusaha bersikap biasa di depannya walaupun mata ini terasa panas dan hendak muntah.

Sembilan tahun kami menjalani bahtera rumah tangga, tidak sekalipun dia bersikap kasar padaku. bahkan dia selalu menentang ibunya Deni aku. Semuanya sempurna di mataku. Sebagai suami ayah dan anak di rumah ini dia pandai memposisikan diri.

"Mas, apa pekerjaannya begitu banyak dan penting hingga kau harus turun tangan sendiri, serahkan saja pada Yono. Jadi kau bisa istirahat." ucapku sambil menyiapkan baju bersih untuk nya.

"Tidak bisa, sayang. Yono memang pintar, tapi dia masih terlalu muda, dia juga butuh waktu untuk hangout bareng teman ya. lagipula aku tidak apa-apa, kok. Kau tidak usah khawatir." dia mengusap kepalaku dengan lembut.

Aku sedikit terhibur.

Mungkin aku saja yang terlalu perasa. Bisa saja itu pesan dari temannya tentang sesuatu yang mungkin mereka bahas semalam.

"Besok aku harus keluar kota selama dua hari. Persiapan buka cabang disana. Tolong kau siapkan semua keperluan ku." ucapnya masih dengan tersenyum. Semua biasa saja. tak ada yang berubah sarinya.

"Besok? Berarti aku hanya dengan ibu saja di rumah. Soalnya Raya juga mau ada study tour selama dua hari." ucapku kecewa.

"Oh, ya?" jawabnya datar. Seolah dia sudah tau sebelumnya.

"Iya, Mas. bahkan aku ku pikir dia sudah minta ijin padamu."

Mas Alfan menggeleng.

"Mungkin dia merasa sudah cukup dengan minta ijin darimu. Tidak apa-apa. Jangan terlalu mengekangnya dengan aturan monoton. Dia sudah besar."

Aku hanya terdiam. Raya memang sudah besar sekarang.

Jadi kembali teringat sembilan tahun lalu saat Raya datang kerumah ini. Dia masih kecil dan menggemaskan.

Sekarang sudah berubah menjadi seorang gadis cantik dengan postur tubuh yang tinggi. Bahkan dia sudah lebih tinggi dari aku.

 Saat itu Raya masuk ke kamar kami. Itu sudah menjadi kebiasaan baginya saat hendak berangkat sekolah

"Ayah, ibu. Aku berangkat. Ada ulangan soalnya." ucapnya sambil meraih tanganku dan menciumnya.

"Lo, kenapa tidak sarapan dulu? Ibu sudah siapkan." tanyaku khawatir.

"Tidak keburu, Bu." jawabnya sambil menyalami mas Alfan.

Pandanganku fokus pada roknya yang terlalu mini.

"Ray, kan sudah ibu belikan seragam sekolah yang lebih panjang. Ini terlalu mini, nak." tegurku lembut. Raya terdiam. Tapi mas Alfan yang menjawab.

Raya hanya terdiam.

"Eem, karena Raya buru-buru, biarkan kali ini dia memakai yang itu. Tapi besok harus dengar kata ibu." mas Alfan pandai menengahi keadaan.

"Oke, aku akan jaga diri. Ibu tidak usah khawatir." ucapnya sambil berlari kedepan. Karena disana sudah ada Nizam teman sekelasnya.

Tiba-tiba saja mas Alfan menyusulnya.

 "Raya, biar Ayah yang antar...!"

"Tapi, Yah?" Raya masih berusaha protes. Tapi tatapan mas Alfan begitu tajam hingga dia tertunduk.

Raya terlihat ragu sambil menatapku.

Aku mengangguk pelan.

Dengan kasar Alfan menyuruh Nizam pergi dan memperingatkan kalau dia tidak boleh datang menjemput Raya lagi.

Aku agak heran melihat reaksinya yang berlebihan.

"Mas, tidak usah berlebihan begitu, Nizam hanya berniat baik menjemput Raya." ucapku hati - hati.

" Nizam itu berandalan, kau mau Raya terjerumus pergaulan yang tidak baik?" sergahnya agak gusar.

Aku menggeleng cepat.

Mana ibu yang mau anaknya kenapa-napa.

"Dan aku yang paling tau apa yang baik dan buruk buat Raya..!" nadanya sangat kesal.

Sayang sih sayang pada anak. Tapi apa perlu berlebihan begitu? Yang aku lihat sorot mata mas Alfan kepada Nizam tidak seperti seorang ayah yang mengkhawatir kan anaknya. Tapi lebih pada rasa cemburu antara seorang pria terhadap pria lain yang mendekati ceweknya.

Astagfirullah .. ! Aku mengusap. Wajahku. Kenapa aku berpikir terlalu jauh, tentu saja mas Alfan sangat menyayangi Raya seperti aku menyayanginya.

"Selama motormu masih belum keluar dari bengkel, biar ayah yang antar jemput kamu.,. Ayah tidak percaya pada orang lain." desis mas Alfan. Hal itu membuat aku semakin heran. Bulannya dia bilang pekerjaannya sedang menumpuk, apa bisa dia mengantar jemput Raya.

"Terima kasih, Ayah." ucap Raya spontan memeluk pinggang mas Alfan.

Itu bukan hal aneh bagiku, karena Raya sering melakukan itu pada kami sebagai ungkapan terima kasihnya.

Mas Alfan mengecup keningku begitu juga Raya, dia mencium pipiku.

"Aku pergi antar Raya, dulu sayang." ucap mas Alfan.

kejadian aneh lainnya, Raya menghampiri ibu yang merupakan mertuaku yang sedang sarapan. Semua orang tau, hubungan mereka tidak pernah harmonis. Tapi kali ini ibu menyambutnya dengan hangat. Seolah tidak ada lagi jarak di antara mereka.

Setelah kepergian mereka aku kembali melanjutkan aktivitas seperti biasanya.

Walaupun hatiku tidak tenang memikirkan pesan di ponsel suamiku.

"Tari..Cepat kesini sebentar.." suara ibu menyadarkan ku.

"Ada apa, Bu?" tanyaku sopan. Kulihat dia sedang bersiap.

" Ibu mau kemana? Dan apakah mas Alfan sudah tau?"

"Bu de Darmi mau mengadakan syukuran cucu pertamanya. Dia mengundang ibu untuk datang menginap. Ibu pikir kenapa tidak, siapa tau dengan begitu bisa ketularan punya cucu juga." ucapnya ketus.

Aku hanya bisa menghela nafas berat.

"Kalian boleh menyusul besok." suaranya terdengar sumbang kalau menyangkut soal cucu.

"Acaranya kapan, Bu?"

"Besok.. tapi ibu mau berangkat sekarang. Lagi pula ibu sudah bilang pada Alfan tadi."

Aku membantunya berkemas.

Baguslah kalau ibu pergi, paling tidak dia tidak aku bisa istirahat dari semua sindirannya.

"Ingat. Jangan suka membantah suami mu. Hal jelek itu yang akan membuat Alfan bosan dan bisa saja dia berpaling pada wanita lain. Apa lagi kau tidak bisa memberinya seorang anak." ucapan mertuaku itu sangat tajam dan penuh arti.. Tapi bukan itu yang membuatku kaget. Justru kenapa tiba-tiba dia menyinggung soal itu lagi setelah beberapa lama tidak pernah ribut masalah anak. Apakah ini ada kaitannya dengan isi pesan itu?

"Kau dengar ibu?" dia kembali bicara karena melihat aku hanya bengong.

"Iya, Bu. Hati-hati di jalan." ucapku akhirnya. Padahal saat itu ibu sudah di atas andong yang akan membawanya kerumah Bu de Darmi tapi dia kembali turun dan mendekatiku

"Ingat kalau ada sesuatu yang terjadi selama ibu pergi, jangan terlalu di besar-besarkan."

Astaga.. Kenapa ibu mertua berpesan seperti itu?

"Memangnya ada sesuatu yang aku tidak tau, Bu?" tanyaku heran dan penasaran.

" Sudah, sudah. Ibu mau pergi." wanita tua itu pergi dengan meninggalkan banyak teka-teki di kepalaku.

💞Tolong tinggalkan jejaknya ya say..

1
cinta semu
mentari ibarat kata keluar dari kandang macan masuk sarang buaya😧😜dah tau fajar ada istri ..mana Wanda dpt dukungan dari mertua ...kok mau2 ny menikah dgn fajar ...u mengudang badai mentari ...
Machmudah: bener kak, ndak Tau may dibawa kemana mentari sm si othor, judul nya duri dlm daging msh cocok dgn cerita nya alfan raya mentari
total 1 replies
Ira
Ada ya wanita menjijikan kyk mentari .. Dia korban suami nikah lg.. Trs dia nikah sama suami orang.. Apa bedanya dia dgn mantannya ..
Machmudah
pgn Tau ending nya aja Thor.
balqis: sabar ya😊
total 1 replies
cinta semu
kalo tari mau menikah sm fajar ...sm artinya membangun derita ny sendiri ...g ada alasan ada dua ratu ..awal ny aja semua terlihat baik tp selanjutnya pasti ada yg terluka
cinta semu
bagus
Anonymous
Ini cerita bodoh sakit di bikin sendiri
Machmudah
seru thor
Syahid cha
bagus
Syahid cha
menantang kayaknya
Machmudah
semoga ceritanya bkn ttg anak angkat berkhianat dgn bpk angkat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!