Karena jebakan dari sahabatnya membuat Naya dituduh telah tidur dengan Arsen, seorang bad boy dan ketua geng motor. Karena hal itu Naya yang merupakan anak dari walikota harus mendapat hukuman, begitu juga dengan Arsen yang merupakan anak konglomerat.
Kedua orang tua mereka memutuskan untuk menikahkan mereka dan diusir dari rumah. Akhirnya mereka hidup berdua di sebuah rumah sederhana. Mereka yang masih SMA kelas dua belas semester dua harus bisa bertahan hidup dengan usaha mereka sendiri.
Mereka yang sangat berbeda karakter, Naya seorang murid teladan dan pintar harus hidup bersama dengan Arsen seorang bad boy. Setiap hari mereka selalu bertengkar. Mereka juga mati-matian menyembunyikan status mereka dari semua orang.
Apakah akhirnya mereka bisa jatuh cinta dan Naya bisa mengubah hidup Arsen menjadi pribadi yang baik atau justru hidup mereka akan hancur karena kerasnya kehidupan rumah tangga di usia dini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Naya membuka matanya saat matahari telah bersinar terang. Dia duduk dan meregangkan otot-ototnya. Tersadar dengan selimut yang sekarang dia pakai. "Perasaan semalam gue gak pakai selimut."
Kemudian Naya melipat selimut itu dan memasukkannya ke dalam kamar. Dia melihat Arsen yang masih tertidur dengan kaki yang tertutup jaket. "Sok perhatian banget. Jangan sampai ada maksud terselubung." Dia mengambil baju gantinya di almari dan juga handuk lalu menuju kamar mandi.
Setelah selesai membasuh dirinya. Dia kini berkutat di dapur. Masih ada sisa nasi di dalam rice cooker. Di deretan bumbu juga ada bumbu racik nasi goreng. "Buat nasgor sama telor ajalah. Duh, hidup gue kenapa harus berkutat di dapur terus. Gak bisa bayangin kalau telur dan lainnya habis. Uang saku gue cuma tinggal dikit. Mana tabungan gue juga disita. Pusing banget gue."
Setelah masakannya siap, Arsen baru bangun dan masuk ke dalam kamar mandi.
Naya makan sambil menggerutu. "Dasar cowok gak guna!"
Setelah selesai dari kamar mandi Arsen mengganti pakaiannya dan bersiap untuk pergi.
"Lo gak sarapan dulu!"
"Gue sarapan di jalan." kata Arsen sambil berlalu.
"Dasar! Besok-besok gak bakal gue masakin lagi." Naya menutup sepiring nasi goreng itu untuk dia makan nanti siang. Dia kini berdiri dan masuk ke dalam kamar.
"Kamar berantakan banget kayak gini! Dasar anak manja! Gayanya aja sok jagoan padahal gak bisa apa-apa." Meskipun sambil mendumel Naya menata tempat tidur itu lalu dia beralih mengeluarkan baju Arsen dari koper dan memasukkannya ke dalam lemari.
Buku-buku Arsen juga dia tata di rak dekat dengan bukunya. "Buku semua masih baru. Nih anak benar-benar gak niat sekolah. Mau jadi apa nanti."
Setelah semua rapi, Naya duduk di tepi ranjang sambil melihat ponselnya yang dari kemarin tidak dia lihat sama sekali. "Untung di sini ada wifi."
Naya membaca beberapa pesan dari teman-temannya. Dia juga membaca pesan dari Tika, seketika dia memblokir nomor Tika. "Gue gak akan bisa maafin lo, Tik."
Dia kini juga membaca pesan dari Rani. Rani juga sahabat terbaiknya. Bahkan sebenarnya Rani juga sudah mewanti masalah kedekatannya dengan Tika. Dia kini menghubungi Rani.
"Hallo, Ran."
"Akhirnya lo hubungi gue. Dari kemarin gue coba hubungi lo tapi gak bisa."
"Iya, gue dapat hukuman dari bokap."
"Masalah Tika ya? Gue kemarin denger dari teman gue, katanya lo diajak ke klub malam. Terus lo dijebak. Lo gak papa kan?"
Tentu saja Naya tidak mungkin menceritakan apa yang dialaminya pada Rani. "Gue gak papa. Gue cuma diberi hukuman sama bokap."
"Ya, semua ini gara-gara Tika. Balas aja."
"Gue gak bisa. Biarin dia dapat karma sendiri. Hmm, Ran, btw lo ada info kerja part time gak? Soalnya gue gak dikasih uang saku sama bokap gara-gara masalah ini."
"Kasihan banget, nanti gue tanya deh sama Rangga. Dia kan kerja juga di restoran."
"Rangga? Gak enak ah."
"Kenapa? Ya ampun Naya, Rangga kan cuma mantan lo. Lagian lo udah putus satu tahun yang lalu."
Ya, Rangga memang mantan Naya. Mereka hanya pacaran dua bulan lalu putus. Entah apa sebabnya tiba-tiba Rangga memutuskannya begitu saja.
"Tapi tetep aja gak enak."
"Lo lebih mentingin gengsi atau uang? Ya anggap aja dia teman lo."
"Oke deh. Tapi kalau masih ada kerjaan di tempat lain selain tempatnya Rangga bilang sama gue ya."
"Oke."
Setelah itu Naya mematikan panggilannya. Dia menyandarkan punggungnya di headboard dan kembali mengenang kenangannya bersama Rangga.
Rangga adalah salah satu siswa pintar, bahkan sampai sekarang dia mendapat beasiswa penuh. Dia juga rajin bekerja. Sejak SMA dia sudah berkerja part time di restoran.
Waktu awal kelas sebelas, Naya dan Rangga jadian. Naya kira hubungannya dan Rangga akan bertahan lama tapi ternyata Rangga memutuskan hubungannya hanya dalam waktu dua bulan. Rangga hanya bilang, jika dia tidak ada waktu untuk bersama Naya. Dia juga tidak ingin mengganggu sekolah Naya.
"Andai saja gue bisa tetap bersama lo." Naya menghela napas panjang. "Sekarang hidup gue udah berantakan. Meskipun gue gak pernah ngapa-ngapain sama Arsen, tetap saja kalau gue berpisah dengan Arsen status gue janda."
Naya kini merebahkan dirinya. Pikirannya melayang jauh kemana-mana. Bagaimana nasib dia selanjutnya bersama Arsen?
...***...
Hingga malam telah larut, Arsen baru saja pulang. Dia mengunci pintu rumah itu lalu masuk ke dalam rumah. Dia menghela napas panjang saat melihat Naya sudah tertidur sambil meringkuk di atas sofa dengan televisi yang masih menyala.
"Kebiasaan banget." Arsen mematikan televisi itu lalu dia melangkah masuk ke dalam kamar. Dia melihat pakaiannya sudah tertata rapi di dalam almari. Buku-buku dan barang lainnya juga.
"Berguna juga tuh anak."
Arsen mengambil pakaiannya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh dirinya. Tak butuh waktu lama Arsen keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya.
Dia kini masuk ke dalam kamar dan duduk di tepi ranjang. Dia merasa kasihan juga jika setiap hari Naya harus tidur di atas sofa.
Akhirnya dia berdiri dan menghampiri Naya. Perlahan dia mengangkat tubuh Naya dan membawanya masuk ke dalam kamar. Kemudian dia menurunkan tubuh Naya di atas ranjang.
Kebo banget kalau tidur.
Arsen menatap wajah Naya sesaat lalu dia mengambil bantal dan membawanya ke sofa. Dia kini merebahkan dirinya. Beberapa saat kemudian dia sudah terlelap karena tubuhnya juga sangat lelah.
Keesokan harinya, Naya terbangun. Tidurnya sangat nyenyak dan nyaman. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, "Kok gue tidur di kamar?" Naya melihat dirinya yang masih berpakaian lengkap. Dia takut sekali jika Arsen menyentuhnya saat dia terlelap.
Naya menghela napas panjang karena sepertinya aman. Naya turun dari ranjang lalu mengambil tasnya dan memasukkan buku pelajaran hari itu.
"Hari pertama masuk sekolah. Gue gak mau berangkat bareng Arsen, nanti ada gosip di sekolah. Kalau naik gojek mahal, gue harus irit. Yah, terpaksa naik angkot."
Setelah itu dia menuju dapur untuk membuat sarapan terlebih dahulu sebelum mandi. "Telur udah menipis." Naya menghela napas panjang. "Di sini ada yang jual masakan murah gak ya? Nanti berangkat sekolah biar sekalian gue cari. Untuk sementara makan telur aja."
Setelah selesai berkutat di dapur, Naya masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh dirinya.
Sampai dia berseragam rapi dan sarapan, Arsen belum juga bangun.
"Biarin aja tidur. Dasar pemalas." gumam Naya. Tapi sebelum berangkat dia menulis pesan terlebih dahulu pada Arsen di kertas.
💕💕💕
.
Like dan komen ya...
🥰😘