NovelToon NovelToon
Janji CINTA

Janji CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Menikah Karena Anak / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:375.6k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Memiliki anak tanpa suami membuat nama Cinta tercoret dari hak waris. Saudara tirinya lah yang menggantikan dirinya mengelola perusahaan sang papa. Namun, cinta tidak peduli. Ia beralih menjadi seorang barista demi memenuhi kebutuhan Laura, putri kecilnya.

"Menikahlah denganku. Aku pastikan tidak akan ada lagi yang berani menyebut Laura anak haram." ~ Stev.

Yang tidak diketahui Cinta. Stev adalah seorang Direktur Utama di sebuah perusahaan besar yang menyamar menjadi barista demi mendekatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34~ TENTANG LAURA

"Ibu kandung Laura adalah temanku."

#Flashback.

"Cin, besok kamu mau keluar kota ya?"

"Hem, ditugaskan sama Papaku untuk memantau anak perusahaan di sana," jawab Cinta.

"Yah, aku gak ada teman nongkrong lagi, dong." Wanita bernama Laura itu mendesah pelan sambil mengaduk-aduk minumannya. Ia tumbuh besar di panti asuhan, entah dimana keluarganya. Kata ibu panti ia ditemukan dalam sebuah kardus yang ditinggalkan di depan panti asuhan. Ia tidak punya banyak teman setelah keluar dari panti, hanya Cinta yang akrab dengannya dan tidak pernah memandang siapa dirinya.

"Kan bisa telepon," kata Cinta. "Kita nongkrong online." Ia terkekeh melihat Laura menekuk wajahnya.

"Ya gak sama lah. Emang berapa lama sih kamu diluar kota?" tanya Laura kemudian.

"Em, kira-kira satu tahunan deh," jawab Cinta.

"Lama juga, ya. Aku bakal kangen berat sama kamu."

"Biar gak kangen, gimana kalau kamu ikut aku aja? Aku dengar ada restoran gak jauh dari kantor, kamu bisa melamar kerja di sana nanti," saran Cinta.

"Wah, ide bagus, tuh. Aku emang udah gak betah di restoran tempat aku kerja, managernya galak. Udah kumisnya tebal, botak lagi."

Keduanya pun tertawa bersama. Setelah menghabiskan minumannya, mereka lalu meninggalkan cafe dan janjian ketemu di bandara besok.

Keesokan harinya...

Pagi pukul tujuh, Laura tiba lebih dulu di bandara. Tak berselang lama, Cinta pun datang. Keduanya menunggu beberapa menit hingga tiba waktu penerbangan. Lebih dari satu jam menempuh perjalanan udara, mereka pun sampai di kota tujuan.

"Ra, bareng aku aja yuk di hotel," ajak Cinta setelah keduanya keluar dari bandara.

"Enggak, ah. Aku mau cari kost-an dekat kantor kamu aja. Kamu bilang kan, restorannya dekat kantor. Jadi kan enak, dekat ke tempat kerja, dekat juga kalau mau nyamperin kamu ke kantor."

"Ya udah, Deh. Tapi kamu temenin aku check-in hotel dulu. Kita istirahat sebentar, terus aku bantuin kamu cari kost-an dekat kantor," ucap Cinta kemudian.

"Ok."

Keduanya pun menuju sebuah hotel yang tak seberapa jauh dari bandara.

Saat proses pendaftaran, ponsel Cinta berdering. Ia pun sedikit menjauh lalu mengangkat telpon dari manager kantornya.

Cinta masih sedang berbicara melalui sambungan telepon ketika proses pendaftarannya selesai. Petugas resepsionis pun mengembalikan KTP Cinta serta memberikan kunci kamar pada Laura.

Laura pun menyodorkan KTP dan kunci tersebut setelah Cinta selesai menelpon, yang mana kedua benda itu berada di masing-masing tangannya.

Cinta menyambut dengan tatapan terus tertuju pada layar ponselnya, sehingga ia hanya mengambil kunci kamarnya yang berada di tangan kiri Laura.

"Cin, ini... ."

"Sebentar, Ra." Cinta mengangkat sebelah tangannya sebagai isyarat agar Laura tidak mengajaknya berbicara, sebab ia sedang fokus pada file yang sedang diperiksanya.

Laura pun memasukkan KTP Cinta ke dalam tasnya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, jujur saja ini adalah pertama kalinya ia memasuki wilayah hotel.

"Ra, aku harus ke kantor sekarang. Ada yang harus aku urus di sana. Kamu ikut gak apa-apa, kan? Cuma sebentar kok, setelah itu aku bantu kamu cari kost-an," ucap Cinta beberapa saat kemudian.

"Boleh," ujar Laura.

Cinta pun terlebih dahulu membawa barangnya ke kamar, sementara Laura menunggu di lobi. Setelah itu keduanya langsung menuju kantor.

Beberapa jam kemudian, setelah urusannya di kantor selesai. Cinta pun membantu Laura mencari kost-an, ia masih sempat membujuk agar temannya itu tinggal di hotel saja bersamanya, namun Laura menolak. Hampir satu jam mereka mencari, akhirnya menemukan kost-an yang jaraknya tak jauh dari restoran.

Cinta pun memilih istirahat sebentar di kamar kost Laura, setelah itu kembali ke hotel.

Malam hari, Cinta baru menyadari jika KTP nya tidak ada di tas. Teringat jika Laura yang mengambilkan kunci serta KTP dari resepsionis, ia pun langsung menghubungi temannya itu.

"Ra, KTP aku ada sama kamu ya?"

"Oh, iya. Sorry, aku lupa ngasih tadi," jawab Laura. "Kamu lagi butuh ya? Biar aku anterin sekarang."

"Enggak, sih. Tapi kalau kamu mau kesini juga gak apa-apa, aku juga lagi suntuk ini gak ada teman ngobrol. Kesini dong bentar, sekalian beliin siomay dekat kost-an kamu tadi, kayaknya enak tuh."

"Duh, anak sultan lagi ngidam siomay," gurau Laura. "Iya, aku beliin terus aku bawakan kesana. Tapi aku gak bisa lama, peraturan di kost gak boleh lewat dari jam 11 malam."

"Ok, aku tunggu. Di lantai 11, kamar nomor 169 ya, Ra."

"Ok, siap."

Laura pun pamit pada ibu kostnya untuk keluar sebentar. Begitu diizinkan ia langsung mendatangi penjual siomay yang tak seberapa jauh dari kostnya, beruntung ia tak kehabisan. Setelah itu ia langsung menuju hotel.

"Duh, tadi Cinta bilang di kamar nomor berapa ya? 196 atau 169?" gumamnya setelah berada di lantai 11. Ia pun menghubungi Cinta, namun nomor temannya itu tidak aktif.

Ia menyusuri koridor sembari terus mencoba menghubungi Cinta. Hingga ia berhenti di depan kamar nomor 196 yang pintunya tidak tertutup rapat.

"Pasti yang ini kamarnya, pintunya sengaja gak ditutup rapat biar aku bisa langsung masuk." Ia pun masuk ke kamar itu dan menutup pintunya. Namun, ia tidak mendapati Cinta di dalam.

"Oh, kayaknya dia di kamar mandi," gumamnya begitu mendengar suara gemericik air yang berasal dari kamar mandi. Ia pun duduk di tepi tempat tidur. Sembari menunggu Cinta ia mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar yang luas itu.

Tak berselang lama pintu kamar mandi pun terbuka. Laura terkejut saat melihat yang keluar dari sana bukanlah Cinta. Melainkan seorang laki-laki yang hanya mengenakan handuk yang dililitkan di pinggang. Rambut dan sekujur tubuhnya masih terlihat basah. Sepertinya ia sudah salah masuk kamar.

Laki-laki itupun sama terkejutnya melihat wanita yang tiba-tiba ada di kamarnya, namun ia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas sebab pandangannya sedikit berkunang. Dan sialnya, wanita itu membuat sensasi ditubuhnya semakin memanas. Ia rasa merendam tubuhnya saja tidak akan bisa menghilangkan rasa panasnya, ia membutuhkan wanita itu untuk membantunya terlepas dari sensasi yang menggerayangi tubuhnya saat ini.

Seolah gelap mata laki-laki tersebut berjalan dengan cepat menghampiri wanita itu yang hendak keluar, dan langsung mendorongnya keatas tempat tidur kemudian dengan gerakan cepat menindih tubuhnya.

Laura memberontak berusaha melepaskan dirinya dari laki-laki itu sambil berteriak berharap akan ada yang menolongnya. Namun, tanpa di duga laki-laki itu malah menciumnya dengan beringas sehingga ia kesulitan untuk bersuara.

Laura terus melakukan perlawanan, akan tetapi tenaganya kalah kuat dengan laki-laki itu. Semakin ia berontak, laki-laki itu malah semakin beringas dan membuatnya tak berdaya. Ia hanya bisa pasrah menerima nasibnya yang tragis.

Di sudut tempat tidur, ia duduk meringkuk memeluk tubuhnya yang sudah tak mengenakan sehelai benang pun. Ia menangis sesenggukan dan menggelengkan kepalanya, berharap apa yang sudah terjadi padanya hanyalah sebuah mimpi.

Tatapan nya kembali terarah pada sosok laki-laki yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Kepalanya kembali menggeleng pelan kala teringat kejadian beberapa saat lalu, sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya direnggut dengan paksa. Kehormatan yang selama ini ia jaga telah hancur hanya dalam sekejap saja.

Perlahan, ia pun turun dari tempat tidur dengan langkah tertatih sambil meringis menahan perih di bagian intimnya. Ia memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai lalu memakainya. Setelah itu mengambil tasnya yang tergeletak dan memasukkan beberapa benda yang tercecer keluar dengan asal. Ia tidak tahu lagi apa saja yang ia ambil, setelahnya ia pun keluar dari kamar itu dan langsung kembali ke kost-an.

Di sisi lain....

Cinta bangun dengan nafas tersengal, ia ketiduran saat menunggu Laura. Ia pun dengan cepat meraih ponselnya di atas nakas yang yang sedang di charger, ponselnya kehabisan daya setelah menelpon Laura tadi. Setelah menghidupkan ponselnya, ia pun segera menghubungi Laura.

Panggilan pertama tak terjawab, ia mencoba kembali sampai akhirnya terhubung.

"Ra, sorry banget aku ketiduran dan hapeku mati tadi. Sekarang kamu di mana?"

Tak ada sahutan dari Laura selain hanya suara isak nya yang terdengar. Membuat Cinta pun terkejut.

"Ra, kamu nangis? Ada apa?" tanya Cinta cemas.

"Cinta, aku ... di perkosaa!"

"Apa?" Cinta sampai menjatuhkan ponselnya. Tanpa berpikir panjang, langsung mendatangi kost-an Laura.

Setibanya di sana, ia mendapati Laura duduk di sudut kamar, menangis dengan memeluk kakinya. Ia langsung memeluk temannya itu, dapat ia rasakan tubuhnya bergetar.

"Ra, cerita sama aku apa yang terjadi?" tanya Cinta. Namun, Laura tak dapat berbicara apapun selain hanya menangis.

*****

"Dia depresi, Van. Dia selalu menangis dan histeris setiap kali aku tanya siapa laki-laki itu dan dimana kejadiannya. Apalagi saat tahu dirinya hamil, dia sering mencoba untuk bunuh diri." Cinta terisak-isak menceritakan kisah pilu temannya. Saat itu, ia pun harus menyewa apartemen agar ia bisa leluasa memantau Laura, dan menjauhkan semua benda tajam dan benda-benda berbahaya lainnya.

Vano merasa sesak di dadanya mendengar apa yang diceritakan Cinta. Ia pun memeluk erat istrinya yang terisak. Kini, ia sedang dilanda dilema besar.

Tujuan awalnya adalah bertanggung jawab pada wanita yang telah ia nodai. Dan sekarang ia telah terlanjur jatuh cinta pada istrinya yang ia kira adalah wanita itu.

"Dimana Ibunya Laura sekarang?" tanya Vano kemudian. Ia sudah telanjur menikahi Cinta, dan tak mungkin menikahi wanita lain. Maka ia bisa bertanggung jawab dengan cara lain.

"Saat melahirkan Laura, dia mengalami pendarahan hebat dan nyawanya tidak bisa tertolong." Cinta semakin terisak mengingat temannya itu.

"Andai saja aku tidak mengajaknya ikut denganku ke luar kota, dia tidak akan mengalami kejadian itu. Untuk menebus rasa bersalahku. Aku berjanji di depan jasadnya akan menjaga anaknya dan mengakui sebagai anakku. Aku tidak peduli semua orang menatapku wanita hina. Aku tidak peduli Papa menarik semua fasilitas ku karena dianggap pembawa aib. Semua itu belum sebanding dengan penderitaan Laura gara-gara aku. Untuk selalu mengenangnya, aku memberi nama anaknya dengan namanya, Laura."

"Itu semua gara-gara aku, Van."

"Jangan menyalahkan dirimu atas kejadian itu. Semua itu sudah menjadi takdirnya." Vano pun semakin erat memeluk istrinya dengan mata terpejam. Sungguh berat penderitaan yang dialami wanita yang telah ia nodai. Dan dibalik itu, ia merasa bersyukur sebab ada Cinta yang merawat darah dagingnya.

Sekarang, bagaimana ia akan menjelaskan pada Cinta, bahwa dirinyalah laki-laki yang telah menodai ibunya Laura.

"Semoga kamu tidak membenciku jika tahu, aku lah Ayahnya Laura," gumam Vano dalam hati.

******

Note: Jadi begitu ya gaes kesimpulan dari judul novel ini. "Janji CINTA." Love sekebon buat kakaknya yang kemarin udah bisa nebak maksud dari judulnya.

Yang lainnya yuk semangat menebak alur selanjutnya. 😁🙈🙈🙈

1
Eva Karmita
Indri terus yg jadi prioritas pak Haris apa ngk buat cinta makin sakit hati kalau melihat 😤😏
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
Eva Karmita
kasih vote untuk babang Vano
Putri Chaniago
mo nya Indri tewas deh gitu jg dg ibunya stroke
Rina
🫢🫢🫢🫢
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuut thoor
Sugiharti Rusli
si pak Haris belum tahu yah kalo si Cinta yang uda sumbang darahnya ke Indri,,,
LANY SUSANA: ya belum tau, sepertinya Vano mau kasih tau ni besok
gm ya reaksi pak Haris kl tau Cinta yg sumbang darah unt indri
Tarwiyah Nasa: kek nya lom tau..

sepertinya p.haris lebih sayang ke indri dari pada Cinta.
gk bisa adil dianya..Cinta nya yg sll menderita
total 2 replies
Rina
Semoga kalian berdua selalu bahagia ya Vano dan Cinta 🙏
Waduh Vano mau ngomongin apa nih sama papa Haris apa soal Cinta yang sudah mendonorkan darahnya buat Indri 🫢🫢🫢
yulianthi Bakri
keren
Sugiharti Rusli
apa Vano akhirnya mau mengeluarkan si Indri yah🤔🤔🤔
Safni Mardesi
jadi penasaran apa yg akan di katakan Vano sama Haris ya .😇😇
tina
lanjut kak
amilia amel
ada rencana apa ya Vano 🤔🤔🤔
Dwi Rustiana
tujuannya dikasih nama "cinta" emang biar selalu dicintai sama semua yang mengenalnya Vano 🤭🤭🤭
Van mau kamu apain mertua kamu
Nurlinda: mau dijadiin menu buka puasa Mak 🤪
total 1 replies
sweetpurple
Luar biasa
Aditya HP/bunda lia
biar couple Sean kan yang nikah tuh mantan kamu
Lovita BM
luar biasa
amilia amel
karena calon pengantin wanita pak Heri masih ada hubungannya denganmu, sean
tina
lanjut kak
Terisna Keinarra
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!