Tuan, Nyonya Kabur Lagi!

"Ibu, jangan meminta maaf pada wanita jahat itu!" Suara Xu Yan tiba-tiba terdengar, pria yang memiliki beberapa lebam di wajahnya berjalan mendekati Nyonya Emily dengan menggunakan tongkat.

Nyonya Emily terkejut melihat penampilan Xu Yan, pakaian yang dikenakan putranya sudah compang-camping, ada banyak debu di wajahnya yang sedikit membengkak, dan perban di kaki serta tongkat di antara ketiaknya membuatnya terlihat seperti gelandangan di pinggir jalan yang ingin menarik simpati orang lain.

Jika bukan karena Xu Yan tiba-tiba datang dan berbicara dengannya, Nyonya Emily mungkin tidak akan mengenalinya sebagai putranya.

Sadar dari keterkejutannya, Nyonya Emily bertanya, "A-Yan, apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu jadi begini?"

"Salahkan saja wanita jahat ini!" Xu Yan mengacungkan jari telunjuknya ke arah Shuyi yang menatapnya dengan tatapan iba berbaur cemoohan.

"Aku?" Shuyi bertanya dengan polos, sebisa mungkin menahan diri agar tidak tertawa keras karena melihat penampilan dekil Xu Yan.

Jika bisa, dia sangat ingin mengabadikan momen saat ini untuk dikenang kala dirinya bosan.

"Apa yang aku lakukan?" Shuyi berbalik bertanya dengan memasang ekspresi bingung.

Xu Yan sangat marah, dia semakin emosi saat melihat ekspresi bodohh Shuyi. "Jangan pura-pura tidak tahu! Kau yang mengirim orang untuk memukulku, kan?"

"Bibi, aku tidak melakukannya." Shuyi menggelengkan kepalanya sambil membalas tatapan Nyonya Emily yang juga tengah menatapnya seolah-olah tengah meminta penjelasan darinya, dia pun segera menambahkan, "Untuk apa aku menyuruh orang memukulmu?"

"Kamu pasti sakit hati dan ingin balas dendam karena aku berselingkuh ...." Xu Yan tiba-tiba terbungkam, dia tidak melanjutkan kata-kata amukan yang hanya mengungkap kejahatannya sendiri dan membuat dirinya terlihat bodohh.

Namun, separuh kata-kata yang dia ucapkan sudah memperjelas segalanya bagi Nyonya Emily.

"Jadi kamu benar-benar berselingkuh?" Nyonya Emily tampak marah, dia rasanya ingin memukul Xu Yan juga. Akan tetapi, luka-luka yang terlihat mengenaskan di tubuh sang putra menyentil jiwa keibuannya hingga membuatnya tidak tega. "Kamu pantas mendapatkannya!"

"Tidak ... bukan begitu ...." Xu Yan tidak tahu harus bagaimana membuat pembelaan dan menjelaskan dirinya sendiri. "Ibu, bukan ini masalahnya sekarang. Shuyi ... dia itu wanita jahat! Kenapa kamu membelanya?"

Shuyi memutar bola matanya dengan jengah, dia pun tanpa beban membuat pembelaan yang tidak menimbulkan kecurigaan. "Jika aku ingin memukulmu, aku pasti sudah melakukannya sejak mengetahui kamu berselingkuh dengan Lysa! Apa gunanya melakukannya sekarang?"

Nyonya Emily percaya sepenuhnya pada Shuyi, dia yakin Shuyi tidak akan melakukan hal keji seperti itu. Jika pun benar-benar Shuyi yang melakukannya, Nyonya Emily juga tidak akan marah.

Dia pantas mendapatkannya dan anggap saja sebagai kompensasi atas kerusakan mental dan hilangnya waktu berharga Shuyi.

"Selain kau, tidak ada orang lain yang memiliki motif untuk memukulku!"

"Oh, ya?" Shuyi menatap Xu Yan tanpa rasa takut, dia bahkan bersikap menantang. " Apa kau yakin kau tidak menyinggung orang lain selain aku? Siapa yang tahu berapa banyak musuh yang kau punya di luar sana."

Melihat ucas terbungkam, Shuyi diam-diam tersenyum miring dan berkata dengan provokasi tersembunyi. "Kau ingat proyek di Kota Hujan? Bukan kau satu-satunya orang yang menginginkannya, bahkan ayahku juga ingin menjadi penanggung jawab dan kalau tidak salah ... dia meminta bantuan Lysa untuk mendapatkan proyek tersebut."

"Lysa!" Xu Yan mengepalkan kedua telapak tangannya dengan erat, dia juga tiba-tiba mengingat bagaimana Lysa akhir-akhir ini membujuknya untuk mengajak Jiang Xingxu bekerja sama.

Xu Yan pun menggertakkan giginya dan menggeram. "Jika itu benar-benar kau, lihat saja apa yang akan aku lakukan!"

Berhasil memprovokasi Xu Yan, Shuyi diam-diam tersenyum miring sambil bergumam di dalam hati. 'Aku ingin lihat bagaimana kalian yang saling mencintai menjadi saling membunuh!'

***

"Kenapa kamu datang?" Meski mengerutkan keningnya saat melihat Zhiming bersandar di badan mobil, kebahagiaan Shuyi terpancar melalui senyum manis yang tak bisa disembunyikan di wajahnya.

Dia pikir Zhiming tidak bisa menjemputnya, sama seperti saat pria itu tidak bisa mengantarkannya ke Kediaman Xu karena memiliki kesibukan lain.

"Pekerjaanku sudah selesai," kata Zhiming sambil meraih pergelangan tangan Shuyi, sebelum akhirnya meniup telapak tangan sang istri.

Uap hangat yang keluar dari bibir Zhiming terasa sejuk menjalar sampai ke lubuk hati Shuyi, membuat wanita itu berdebar.

Shuyi pun tertegun, dia baru bisa bereaksi setelah waktu yang lama. "Apa yang kamu lakukan?"

"Apakah itu menyakitkan?" Zhiming menatap Shuyi, dia juga mengusap telapak tangan Shuyi dengan lembut menggunakan ibu jarinya.

"Hah?" Shuyi kebingungan, dia mengedipkan matanya sambil menatap telapak tangannya yang masih diusap dengan lembut oleh Zhiming.

Baru saat itulah, dia mengerti kenapa Zhiming bertindak dan berbicara demikian.

"Lain kali jangan sakiti dirimu untuk menyakiti orang lain, gunakan saja senjata."

"Aku tidak selemah itu."

Hanya memberikan sebuah tamparan, dia masih bisa menanggung rasa sakitnya.

Lagipula dia juga yakin, rasa perih di telapak tangannya tidak sebanding dengan yang dirasakan oleh Lysa.

Jika tidak dikompres dengan benar, wajah Lysa pasti akan membengkak.

Membayangkannya saja Shuyi sangat senang, dia bahkan lupa telapak tangannya memang sempat memerah dan sedikit nyeri setelah memberikan tamparan keras pada Lysa.

"Tetap saja, aku tidak suka kamu menyakiti dirimu sendiri!"

Suara Zhiming diselimuti ketegasan, tetapi Shuyi merasakan kelembutan dan kehangatan yang membungkus hatinya.

Rasanya, sudah lama sekali dia tidak diperlakukan dengan selembut ini.

Mungkin ... sejak ibunya meninggal dan kakeknya terbaring koma.

Shuyi tidak ingin membantah Zhiming lagi, dia tersenyum kecil dan berkata, "Aku tau."

Zhiming membukakan pintu mobil untuk membiarkan Shuyi masuk ke dalam, sebelum akhirnya dia menyusul masuk.

"Malam itu di World Night Club, aku benar-benar dalam keadaan marah saat melemparkan tubuhku ke pelukanmu." Saat bicara, Shuyi yang tidak berani menatap Zhiming hanya bisa menggenggam sabuk pengaman dan menundukkan kepalanya.

Entah kenapa, dia tiba-tiba merasa bersalah.

Zhiming menghentikan gerakan tangannya yang hendak memasang sabuk pengaman, dia langsung melemparkan pandangannya ke arah Shuyi. "Menyesal?"

Detik selanjutnya, Zhiming juga membuka kembali sabuk pengamannya dan memutar sedikit tubuhnya menghadap ke arah wanita itu. Tatapannya menajam seiring dengan senyumam miring yang terbit di wajahnya, dia pun berbicara dengan tegas. "Tidak ada tempat bagimu untuk menyesal!"

"Bukan begitu." Shuyi memberanikan dirinya untuk menatap Zhiming dan segera menjelaskan. "Kamu menikahiku karena kesalahan malam itu, aku merasa ini tidak adil bagimu."

Shuyi merasa Zhiming tidak harus bertanggungjawab atas kesalahan yang dia perbuat sendiri, tetapi dia juga tidak berniat menyesali apa yang telah terjadi.

Shuyi hanya merasa tak adil bagi Zhiming yang senantiasa menyuguhkan kelembutan untuknya, tetapi hanya dimanfaatkan lagi dan lagi.

"Karena sudah menikah, aku pasti akan menjadi istri yang baik untukmu. Namun, ...." Shuyi kembali menundukkan pandangan, tidak berani membalas tatapan sedalam samudera milik Zhiming. "Jika kamu memiliki seseorang yang kamu sukai suatu hari nanti, ingatlah untuk memberitahuku terlebih dulu ... aku akan bekerja sama."

Jika Zhiming punya wanita lain yang dia sukai, Shuyi tentunya tidak punya pilihan lain selain mengalah dan pergi.

Hanya saja, dia perlu diberitahu langsung oleh Zhiming agar tidak terlalu menyakitkan jika tahu dengan sendirinya.