Kesalahan satu malam yang tak disengaja membuat dirinya terpaksa mengandung anak dari mas ipar nya .
Akibat kehamilan itu , satu persatu rahasia mulai terbongkar .
"Kenapa harus serumit ini jalan yang harus aku lalui ".- Naretta
"Meskipun seluruh dunia mencaci dan menolak mu . Ingatlah , masih ada aku yang menjadi garda terdepan untuk melindungi mu ".- Xabiru Kaivan Winata.
"Apapun cobaan nya , kita hadapi sama-sama ".- Dean Agani
akan kah Naretta mampu bertahan dengan segala cobaan dan mempertahankan rumah tangganya ?
simak kelanjutannya cerita nya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
"Mau kemana ?" tanya Kaivan yang akan berangkat kerja dan melihat Sasya hendak keluar dari penthouse .
"Mau ikut Naretta kak ". Jawab Sasya
Kaivan mengerutkan keningnya ."Kemana ?"
"Katanya mau kerumah orang tua nya , dia bilang kangen sama mama papanya ". Sahut Sasya dan langsung pergi meninggalkan Kaivan
Sesampainya dilobi Sasya sudah melihat Naretta yang tengah menunggu kedatangannya .
"Berangkat sekarang Nar ?" tanya Sasya
"Iya kak , nanti keburu siang panas ". Jawab Naretta
Sasya langsung menggandeng tangan Naretta dan masuk kedalam taksi online yang sudah Naretta pesan .
Kaivan memperhatikan kedua wanita itu dari kejauhan , kemudian ia mengambil ponsel nya dari saku dan menelpon seseorang .
"Awasi dua wanita yang baru saja keluar dari apartemen , pastikan tidak terjadi apa-apa ". Titah Kaivan dan segera mematikan panggilannya .
.
.
.
Kini Dean sedang menemani Sani memeriksakan diri .
"Mohon maaf ibu , saya menyarankan untuk anda periksa di dokter kandungan terlebih dahulu ". Ucap seorang dokter wanita yang memeriksa Sani .
"Maksud dokter saya hamil?" tanya Sani
"Saya belum bisa memastikan , jadi lebih baik anda memeriksakan diri di dokter kandungan ".
Dean terdiam mendengar perkataan dokter tersebut . Bagaimana jika Naretta tau tentang kehamilan Sani ? Apa Naretta akan minta pisah dari nya ?
Tidakk !! Dean tidak mau berpisah dari Naretta . Dia sangat mencintai istrinya itu . Tapi bagaimana dengan Sani yang kini telah mengandung anak nya , tak mungkin dia menelantarkan Sani . Ah ! Sial dia bingung sekarang .
Tapi berbeda dengan Sani yang kini merasakan bahagia , akhirnya keinginannya untuk bisa mengandung anak Dean pun terwujud . Yang artinya dia tidak akan pernah berpisah dari pria yang ia cintai itu .
Senyum nya terus mengembang sambil tak henti-hentinya mengelus perut nya yang masih rata .
Dean dan Sani sekarang sudah mengantri di dokter poli kandungan . Sembari menunggu nama nya dipanggil Sani terus bergelayut manja dilengan Dean .
"Apa kamu tidak senang mas aku hamil anak mu ?" tanya Sani mendongakkan kepala nya menatap wajah Dean yang sedari tadi diam .
Dean balik menatap Sani dengan ekspresi datar ."Senang" jawabnya singkat .
Sani mendengar jawaban Dean yang seperti terpaksa langsung melepas rangkulannya dari lengan Dean .
"Atas nama ibu Sani .." panggil perawat
Mendengar nama nya dipanggil Sani langsung bangkit dan berjalan masuk kedalam ruangan dokter kandungan . Dean mengikuti nya dari belakang .
"Silakan duduk ibu .." ucap dokter dengan lembut
Sani segera mendudukkan dirinya dikursi depan meja dokter .
"Apa ada keluhan yang dirasakan Bu Sani ?" tanya dokter tersebut
"Saya sering mual akhir-akhir ini dok , dan juga sering pusing ". Jawab Sani
"Baik Bu Sani kita periksa dulu yaa " ujar Dokter lalu meminta Sani untuk berbaring diranjang .
Dokter mulai memeriksa tubuh Sani ,"Baik Bu Sani kita duduk dulu yaa , nanti saya jelaskan ".
Sani mengikuti arahan dokter dan kembali duduk disamping Dean yang sedari tadi menunggu nya .
"Bu Sani kandungan anda memasuki usia 12 Minggu , jadi harap tetap jaga kesehatan dan jangan terlalu memforsir pekerjaan . Saya buatkan resep nanti silakan di tebus ". Kata Dokter tersebut
"Terimakasih dokter ". Ucap Sani kemudian berdiri dan berlalu keluar dari ruangan dokter sambil menggandeng tangan Dean .
Sesampainya di mobil Dean langsung melajukan mobilnya mengantar Sani pulang .
"Mas .." panggil Sani
Dean menoleh menatap Sani .
"Kapan kamu nikahi aku ?" tanya Sani
Mendengar pertanyaan Sani , spontan Dean menginjak rem tiba-tiba . Membuat Sani setengah terpental ke depan jika saja wanita itu tak memakai seatbelt .
"Mau kau ingin membuat kita celaka ?" bentak Sani karena terkejut .
"M-maaf .. Aku hanya kaget dengan pertanyaan mu itu " sahut Dean
"Apa aku salah menanyakan kepastian , sedang aku sudah mengandung anak mu ". Teriak Sani
"Aku hanya akan bertanggungjawab atas anak yang kamu kandung tapi tidak dengan menikahi mu . Aku mencintai Naretta ". Jawab Dean tegas menatap Sani tajam .
Sedang Sani membulatkan matanya atas jawaban yang Dean ucapkan . "Mas , kamu gak bisa kayak gitu .. Aku juga butuh kamu ". Teriak Sani
"Tapi aku tak mencintai mu , sedari awal aku katakan jika aku mencintai Naretta dan kamu hanya sebagai simpanan ku tak lebih . Jadi jangan berharap lebih ". Bentak Dean suara nya menggelegar memenuhi seisi mobil .
Sani memejamkan matanya takut mendengar bentakan Dean . Air mata nya tiba-tiba mengalir membasahi kedua pipinya .
Satu tahun lama nya dia menjadi penghangat ranjang Dean dan rela menyerahkan kehormatannya demi bisa bersama dengan pria itu . Tapi lihat lah sekarang ! Pria yang begitu dia damba kan malah mencampakkan dirinya setelah tau jika dia mengandung anak dari Pria itu .
Sesakit ini kah rasanya !
Dean menatap Sani yang menangis terisak-isak , jujur dia juga tak tega membentak wanita disamping nya ini . Tapi apa boleh buat , Dean tak mungkin meninggalkan Naretta yang sudah bertahun-tahun menemani nya demi Sani .
Dean mengusap kasar wajah nya , pikiran nya dilema memikirkan semua masalah yang terjadi .
"Aku pikir kan lagi nanti , gimana kedepannya masalah ini . Sekarang aku antar kamu pulang dan istirahatlah ". Ucap Dean yang kembali merendahkan nada bicara nya.
Sani diam tak menjawab , dirinya masih menangis terisak-isak .
.
.
.
"Assallamualaikum mah ..Pah .." Naretta mengucapkan salam sembari tangannya membuka pintu .
"Ayo masuk kak ". Ujar nya meminta Sasya ikut masuk kedalam rumah . Sasya mengikuti nya dibelakang .
Dilihatnya sang mama sedang membaca majalah fashion disamping kolam renang .
"Mah .." panggil Naretta
Mamah Tesa menoleh kearah sumber suara . "Ret , tumben kesini gak ngabarin mamah ?" tanya mamah Tesa , mata nya melirik kearah Sasya yang ada dibelakang putri nya.
"Iya mah , habis nya keburu kangen sama mamah jadi gak sempat ngabarin . Kenalin mah dia kak Sasya . Kakak perempuan nya mas Dean". Ujar Naretta menjelaskan .
"Kenalin Tante , saya Sasya .." ucap Sasya seraya mengulurkan tangan .
Mamah Tesa membalas nya sambil tersenyum,"Mamah Tesa ".
"Ajak masuk biar mamah panggil bibi biar bikin minum ". Imbuh nya
Naretta menurut dan mengajak Sasya untuk duduk disofa ruang tengah .
"Nar , mamah kamu masih cantik yaa . Kamu anak keberapa ?" tanya Sasya
Naretta tersenyum," Aku gak punya saudara kak , aku cuma anak satu-satu nya ".
Mamah Tesa menyusul dan ikut nimbrung dengan Naretta serta Sasya . Tak lama bibi juga muncul membawa nampan berisi orange juice juga cemilan .
"Diminum nak ". Kata mamah Tesa
"Iya Tante , makasih .."
"Papa mana mah ?" tanya Naretta
"Kerja lah , ini kan bukan hari weekend ". Jawab mamah Tesa
Naretta mengangguk paham
"Nak Sasya , kok Tante baru pertama kali lihat kamu yaa .. Tante kira saudara nya Dean cuma Kaivan aja ". Ucap mamah Tesa
"Iya Tante , semenjak orang tua kami meninggal . Saya memilih tinggal dan menetap diluar negeri ". Jawab nya
"Oohh .. Pantas Tante baru lihat kamu hari ini ".
Sasya tersenyum mendengar nya . Ketiga melanjutkan obrolan , sesekali dengan diselingi candaan .
Mamah Tesa orangnya yang baik juga menyenangkan jika diajak ngobrol membuat Sasya juga mudah akrab dengan Mamah Tesa .
Ketiga nya asyik bercerita dan bergosip . Maklum perempuan pasti begitu kalo sudah sefrekuensi obrolannya pasti tak jauh dari kata ber-ghibah !
.
.
.