Ayana Frandrika harus diusir oleh kedua orangtuanya karna ia kedapatan hamil dengan posisi masih menjadi
siswi disalah satu sekolah Negeri disebuah kota. tak ingin menanggung malu, orangtua Ayana dengan tega menyuruh Ayana pergi dan mencari pria yang telah menghamilinya.
Ayana terpaksa datang pada Kelvin, kekasihnya yang juga termasuk ayah biologis dari calon anak yang dikandung Ayana.
Namun karna keadaan ekonomi Kelvin yang pas-pasan, membuat Kelvin selalu menyalahkan Ayana yang harus hamil diusia mereka yang masih sangat muda. Pernikahan bahagia yang diimpikan Ayana selama ini jika bersama Kelvin ternyata hanya sebuah mimpi saja. pada kenyataannya Ayana harus teraniaya dan tersakiti terus-terusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tenanglah disana Nak
Bab 11
.
.
.
Sore menjelang malam Kelvin baru kembali setelah menghabiskan waktu semalam lebih sehari bersama Mega sang mantan pacar. Senyum sumringah terlihat jelas diwajah Kelvin saat Mega mau membantunya melunasi hutang.
Bersiul dengan berjalan santai untuk masuk kerumah itulah yang Kelvin lakukan. "Ayana !!! Buka pintunya !!!" teriak Kelvin seperti biasa.
Hening tak ada jawaban.
"Kenapa wanita itu ?? Seharusnya dia sudah pulang kerja kan ??" Gumam Kelvin.
Ia berusaha membuka pintu dan ia dibuat terkejut saat pintu tak dikunci.
"Tidak dikunci ?? Tapi dia pergi ?? Awas saja jika sampai barang rumah ada yang hilang."Gumam Kelvin yang segera masuk.
Namun saat diambang pintu kembali langkah Kelvin terhenti saat melihat bercak darah yang cukup banyak.
"Darah siapa ini ?? Apa Ayana..-" Kelvin berlari masuk kedalam.
"Ay !!!? Ayana !!!? Kau dimana ??!!!" Panggil Kelvin seraya meneliti kesegala sudut namun tetap tak mendapati keberadaan istrinya itu.
"Kemana dia ??" Kelvin terus bertanya pada dirinya sendiri. Lalu segera kembali keluar guna mencari tau.
Baru saja ia keluar dari pintu depan, Bapak yang tinggal disebelah Kontrakan Kelvin muncul.
"Nah.. Kau baru pulang ya ?!!! Kau itu kemana saja ??!! Istri sedang sekarat malah pergi terus !!!" tegur bapak sebelah.
"Dimana Ayana pak ??" Tanya Kelvin tanpa basa basi.
"Ku fikir kau sudah tidak peduli ??!!"Timpal bapak itu.
"Tinggal bicara apa susahnya sih ?!!"Sanggah Kelvin dengan kesal.
"Ayana dirumah sakit. Semalam ia pendarahan Hebat. Kau ya, suami macam apa !!! Istri hamil malah ditinggal main tidak kenal waktu !!!" Omel bapak itu.
Kelvin cukup terkejut. "apa katanya tadi ?? Pendarahan ??" Batin Kelvin
Tanpa menjawab, Kelvin berlari menyusul Ayana.
"Cih.. Giliran sudah begini baru menyesal."Gerutu bapak itu seraya masuk kembali kedalam rumahnya.
.
.
Hingga petang menjelang, Ayana masih betah duduk disisi gundukan tanah yang bernisankan nama Janinnya.
rasa bersalah karna tidak bisa mempertahankan janinnya terus membelenggu Ayana. Tetes demi tetes air mata terus saja mengalir dari dua pelupuk mata Ayana mengingat segala yang terjadi.
Davian masih setia diam dan menemani Ayana. Buk Hesti dan buk Ida juga sudah kembali terlebih dahulu karna Ayana memang tidak mau diajak pulang.
Jujur,Davian sangat ingin menguatkan Ayana. Mengingat perasaannya masih sama seperti dulu. Namun Status Ayana yang memiliki suami, Membuat Davian berusaha sadar dan membuat batasan. Ia tidak mau sampai dicap sebagai orang ketiga dalam rumah tangga Ayana. Meski Pria yang menjadi Suami Ayana tidak patut dipanggil seorang suami.
"Nak.. maafkan Ibu ya..Jika bisa. Ibu sangat ingin menggantikanmu.. Agar kau bisa melihat indahnya dunia ini..Tenang lah disana Nak, Allah lebih menyanyangimu."Ucap Ayana lirih. Suaranya begitu mengiris hati siapa saja yang mendengarnya. Tak ada kesedihan yang melebihi kesedihan yang sedang dirasakan oleh Ayana. Dunia seakan gelap dan hampa bagi Ayana saat ini.
Suara Adzan magrib berkumandang, Hal itu menyadarkan Davian untuk mengajak pulang Ayana.
Perlahan Davian duduk sejajar disisi Ayana yang terus mengusap Nisan nama Janinnya.
"Ay..Kita pulang dulu yuk ?? Sudah masuk magrib, Sebentar lagi gelap. Besok jika kau ingim kemari, aku akan mengantarmu.."Bujuk Davian berusaha bicara selembut mungkin.
"Pulanglah Davian..Terima kasih sudah menemaniku.."balas Ayana dengan suara melemah nyaris bergetar karna tangisannya.
"Aku tau yang kau rasakan Ay. tapi Anakmu akan sedih diatas sana jika melihat kau yang seperti ini..Kita hanya perlu mengirim doa agar dia bisa tenang disisi Yang maha kuasa.."Nasehat Davian.
"Lagian kakakku kan juga sudah bilang padamu, kau masih bisa untuk hamil lagi..masih banyak kesempatan.."Hibur Davian lagi.
"Hamil lagi ?? Bahkan sakitnya masih terasa Dav, kenapa semua ini harus aku yang menanggungnya Dav.. Kenapa dia yang berkorban Dav, kenapa dia yang Tuhan ambil....Hiks..hiks..hiks.."Tangisan Ayana kembali pecah dengan ayana yang meletakkan wajahnya diatas gundukan tanah dihadapannya.
Davian yang kebingungan hanya bisa mengusap punggung Ayana. "sabar Ay.. Ini ujian.. Sabarlah.."
.
.
.
.
Belum sadar juga?
Trauma tapi sering tu ciuman dg Davian bahkan sering curi ciuman lagi.Waras gak si
Sepertinya mmg karena.pilihan yg salah makanya kau dapat nasib seperti ini.Hanya jika kau mengambil sikap yg TEGAS saja yg nantinya bisa merubah nasibmu