Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara, atau bisa di sebut anak bungsu. Aku memiliki keluarga yang hampir mendekati sempurna karena aku terlahir dari keluarga konglomerat ternama di kota Jakarta, 3 saudaraku adalah CEO di perusahaan ternama. Setelah lulus kuliah di luar negeri aku kembali ke Jakarta, kembali ke keluargaku aku yang sudah biasa hidup sederhana karena jauh dari keluarga akhirnya mendapatkan pekerjaan yang tergolong biasa di bandingkan saudaraku dan aku menutup rapat-rapat identitasku.
Keluargaku selalu mendukung apapun yang aku lakukan dan apa yang aku mau, baru kali ini papa, mama, dan ketiga saudaraku menentang aku menikah dengan orang biasa yang membuat hidupku berubah drastis karena selalu bersitegang dengan mertua dan adik iparku sampai perselingkuhanpun terjadi dalam pernikahanku.
Apa yang akan terjadi dalam kehidupannya ?. yuk simak selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Terungkap
“Arrrrggghhh pusing sekali kepala ku ini seperti mau pecah kalau seperti ini setiap hari” Ucap Juna
Baru saja Juna ingin memiliki keluarga yang utuh dan bahagia sudah harus menderita lagi, Juna merasa kenapa harus dirinya sih yang mengalami kesialan berkepanjangan seperti ini.
“Wulan cepat masak aku sudah lapar, kamu seharian Cuma tidur saja” Perintah Juna kepada Wulan
“Malas mas, kuku ku baru selesai perawatan masa harus masak sih aku” Jawab Wulan
“MASAK WULAN ! AKU SUDAH LELAH JANGAN BIKIN AKU PUSING ! CEPETAN MASAK WULAN !!!” Teriak Juna
Wulan terlihat gugup dan akhirnya dia memasak walaupun hanya telur ceplok yang asin dan hanya 1 buah.
“Ini mas, makanlah” Ucap Wulan
“Ya ampun goreng telur saja kamu nggak becus begini, mana rasanya asin. Sial sekali hidupku sekarang ini” Ujar Juna
“Sudah untuk kamu mas, aku masakin. Kamu pikir aku di bayar berapa mas ?. kerja aja kamu belum dapat” Jawab ketus Wulan sambil berlalu
Tak lama Rina dan Mayang dari kamar mungkin karena mendengar rebut-ribut dari luar.
“Kamu Cuma makan dengan telur ceplok doang Juna ?, mana buat ibu sama Mayang ?” Tanya Rina sewot
“Mbak Wulan punya kita mana ?” Tanya Mayang
“Aku kan sudah bilang, aku di sini bukan pembantu kalau kalian mau makan ya masak sendirilah jangan nyusahin orang. Kamu Mayang jangan sok jadi ratu kalau mau makan enak sama kerja, jangan keluyuran gak jelas. Kuliah juga gak bener kamu” Jawab Wulan
“Apa maksud mbak ?, kamu jangan ngadu domba dalam rumah ini ya. Semenjak ada kamu setiap hari rumah tidak pernah tenang” Ucap Mayang tak mau kalah
“Ya gak salah aku juga dong, kalian aja yang gak tahu diri semuanya mau aku yang ngerjain emangnya aku pembantu. Kalau melayani suami aku akui memang tugasku, tapi kamu sama ibu ?, hello bangun Mayang kamu jangan kebanyakan mimpi” Sindir Wulan lagi
“Sudah-sudah kamu ini ya Wulan dasar menantu gak tahu di untung, ayo Mayang kita masak nasi goreng kita makan berdua biar perempuan gila ini mati kelaparan” Ucap Rina
“Ya ampun gak salah nih ?, aku bisa pesan makanan dari online ya bu” Jawab Wulan mengejek
BRAK …
“Cukup ! Wulan masuk sana jangan buat onar, ibu dan Mayang diamlah. Aku benar-benar pusing dengan tingkah kalian bertiga” Tegus Juna sambil berlalu ke kamarnya
Di dalam kamar Juna dan Wulan mereka, mereka terus saja nyerocos tidak hentinya membuat Juna tambah pusing mendengarnya.
“Mas besok akum au masuk kerja, kamu sudah dapat kerja belum ?” Tanya Wulan
“Belum, aku masih mencari lowongan pekerjaan” Jawab Juna
“Mas pokoknya kamu harus kerja, masa suamiku gak punya kerjaan malu dong aku sama colegaku apalagi perusahaan papa sedang naik daun dan megang proyek” Ketus Wulan
“Ya sudah aku bantu di perusahaan kamu saja biar kamu nggak kecapean” Jawab Juna
“Aku pikir-pikir dulu ya mas, nanti aku cicara dulu sama ibu” Ucap Wulan
“Baik lah, besok mas juga cari kerja” Jawab Juna
*****
Malam berganti pagi dan keributan di pagi hari pun seperti sarapan setiap paginya Juna, tidak ada ketenangan di dalam rumah itu.
“Juna bangun Jun” Teriak Rina
“Ada apa bu ?” Tanya Juna
“Antarkan ibu ke pasar dulu Jun, perelngkapan di warung ibu sudah menipis stok bahan makanan di rumah juga sudah hampir habis” Jawab Rina
“Oh gak bisa bu, mas Juna harus mengantar aku ke kantor dulu. Aku kerja lebih penting istri dong dari pada ibu” Sambung Wulan
“Heh menantu ular, anak laki-laki sampai kapan pun meski pun sudah menikah tetap punya ibunya” Ucap sewot Rina
“Sudah-sudah biar sekalian kalian aku antar, kita lewat pasarkan jadi turunin ibu dulu baru aku akan mengantarkan kamu kan satu jalur juga. Jika kalian masih berdebat kalian naik angkot saja atau terbang saja sekalian” Jawab Juna
Juna sudah tidak tahan, belum semimggu berjalan sudah banyak tekanan saja.
“Juna mana uang belanjaan untuk kebutuhan rumah ?” Tanya Rina
“Bu, bukannya uang di ATM sudah aku ke ibukan semua ?. kenapa masih meminta uang lagi ke aku sih bu ?” Tanya Juna
“Cepetan dong mas aku sudah telat ini” Ucap Wulan
“Pinjam uangmu dulu nanti aku ganti” Pinta Juna kepada Wulan
“Pagi-pagi udah minta uang, ini cukup gak cukup harus cukup 20 ribu dan ingat ya bu notanya” Jawab Wulan
“Jangan ngatur-ngatur aku, cepat jalan sana” Usir Rina
Selama perjalanan tidak ada pembicaraan, Juna terdiam dan memikirkan saran Sivanya.
“Lan, aku mau bicara penting” Ucap Juna
“Apalagi mas, kalau kamu mau mnta uang aku gak mau kasih lagi” Jawab Wulan
“Bukan, begini Sivanya pernah nawarin aku pekerjaan tapi aku gak tahu di bagian apanya. Kalau boleh akum au ambil pekerjaan itu” Ucap Juna dengan hati-hati
“Yak amu coba saja dulu, emang sih aku kurang setuju kamu bekerja sama dia tapi apa boleh buat. Dari pada kamu menganggur saja dan menghabiskan uang aku setidaknya kamu bekerja jadi OB juga gak papa asal dapar uang mas” Jawab Wulan
“Tapi kamu juga harus bicara sama bunda kamu supaya aku bisa kerja di perusahaan mu, jaga-jaga kalau benar Sivanya hanay memberikan posisi OB padaku” Ujar Juna
“Iya iya berisik sekali kamu mas” Jawab Wulan
Setelah Juna mengantarkan Wulan, dia menjemput Rina dan pulang ke rumah. Baru saja sampai di depan teras, sudah ada teriakan seorang perempuan di depan rumahnya.
“MAYANG KELUAR LO JANGAN BESEMBUNYI, CEPET KELUAR ANJ….” Teriak wanita itu
“Mayang cepat keluar kalau kamu tidak keluar aku akan lempari kaca rumahmu ini Mayang BRENGSEK !!!” Teriak wanita itu
“Kenapa ini ?, ada apa mbak?” Tanya Rina
“Kamu siapa ? jangan halangi aku ketemu Mayang” Jawab wanita tersebut
“Kalau mau bertamu yang sopan dong, kamu datang ke rumah orang ko teriak-terian kayak monyet di hutan saja” Ketus Rina
“Oh kamu ibunya Mayang ?, panggil Mayang masih juga kuliah sudah mau jadi pelakor aja” Ucap wanita tersebut
“Pe-pelakor ?? jangan asal bicara kamu, pergi sana Mayang tidak ada di rumah dia sedang kuliah jangan bikin keributan di sini” Usir Rina
“Asal ibu tahu ya, Mayang itu teman kuliah ku dia aku ajak berteman malah mau ngembat bapak aku. Kurang ajar banget dia, sini panggil dia biar ku kasih dia pelajaran” Ujar gadis itu
“Sudah-sudah masuk dulu dekk kita bicara di dalam, nggak enak di lihat tetangga” Ajak Juna
“Alah, gak usah bicara di dalam di sini saja biar semua orang tahu kalau adikmu itu pelakor. Nggak tahu terima kasih sudah di baik-baikin malah ngelunjak” Teriak gadis itu
Sontak terdengar suara-suara sumbang mak-mak rempong, sudah ku duga semua pasti akan berkerumun apalagi ini masih pagi.
“Bener bu anaknya pelakor ?”
“Kok bisa ya ?”
“Karma tu bu Rina, suka fitnah Sivanya selingkuh eh anak gadisnya sendiri jadi simpanan suami orang”
“Malu dong bu, pantas kuliahnya pergi pagi pulang malam ternyata jual diri”
“Jangan-jangan suka grepe-grepe”
Itulah kata-kata pedas yang Juna dan Rina dapatkan, kepalang malu Rina membela Mayang habis-habisan
“Heh ibu-ibu tau apa kalian, anakku pergi kuliah bukan menjual diri” Teriak Rina
“Maling mana ada yang ngaku, kalau ngaku penjara bisa penuh” Jawab Ibu-ibu
“Memangnya apa buktinya kalau Mayang menjadi pelakor ?” Tanya Juna
“Nih lihat Riwayat m-banking papaku transperannya semua ke rekening Mayang, baju sepatu dan semua barang branded itu di belikan papaku. Di lihat dari penampilan kalian saja, orang susah bagaimana bisa Mayang hidup enak jika bukan jual diri ?” Tanya gadis itu
“Enak saja harusnya kamu salahin papamu dong kenapa mau transfer uang ke Mayang, dia pasti terimalah. Tanya papamu dulu sana jangan berteriak di depan rumah orang seperti ini, pergi atau ku laporkan kamu ke polisi” Jawab Rina
“Memang keluarga gila kalian semua, tidak heran kalau anak gadismu tidak benar ibunya saja membenarkan yang salah. Oke kalau begitu tunggu aku bawa bukti yang lebih akurat kalau anakmu itu seorang pelakor. Satu saja permintaanku, awasi baik-baik anakmu takutnya hamil sebelum waktunya apalagi dengan suami orang” Teriak gadis itu kemudian pergi meninggalkan kediaman keluarga Juna
“Sial, Mayang kenapa sih harus berbuat masalah seperti ini ?. Pantas saja waktu itu aku melihat banyak belanjaannya” Ucap Juna dalam hati
“Arrrrrgggghhhh kenapa jadi berantakan begini sih” Teriak Juna meninggalkan ibunya
#Apakah benar Mayang pelakor ?#
#Apa yang sebenarnya terjadi ?#
#Apa karma terlalu cepat untuk mereka ?#