Alana Maureen seorang perempuan Genius di umur nya yang masih dua puluh dua tahun Alana sudah berhasil menyelesaikan kuliah S3 nya Dengan gelar profesor, tidak hanya Genius Alana juga jago beladiri dan menggunakan senjata tajam
kehidupan Alana Maureen terlihat sangat sempurna Cantik, pintar, kaya raya memiliki bisnis sendiri di luar profesi nya Alana juga seorang CEO dari perusahaan peninggalan kedua orang tuanya M Grup
hingga suatu hari Alana terjatuh dari tangga karena terpeleset, bukan nya pergi ke alam baka tapi setelah membuka matanya jiwa Alana ada di dunia antah berantah yang masih menggunakan sistem kerajaan
"transmigrasi? konyol sih ini tapi ini benar-benar nyata " ucap Ivara Zelda Geraldine Raymond yang jiwanya sudah di ganti oleh jiwa Alana Maureen
"Ivara Zelda Geraldine Raymond putri seorang Duke dari kerajaan Wallace dan tunangan dari kaisar muda Wallace, cukup menarik" ucap Alana tersenyum miring
let's start this game dunia antah berantah " ucap Alana menyeringa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMBUAT BAKSO
Tidak menggunakan bawang dan rempah-rempah, makanya sangat tidak cocok makan itu di lidah Ivara yang sudah terbiasa dengan rasa seblak di dunia nya dulu
"Hem, apa lagi ya? Lada, iya lada" ucap Ivara melihat-lihat apakah ada lada
"Anda membutuhkan sesuatu lagi nona" tanya koki tadi yang melihat Ivara seperti sedang mencari sesuatu
"itu paman, di sini apa tidak punya lada?" tanya Ivara
"lada?ada nona" ucap Koki itu sedikit bingung
"kalau boleh saya tahu apakah Anda akan membuat ramuan nona?" tanya koki itu penasaran
di dunia nya Ivara yang sekarang memang orang-orang menggunakan lada dan rempah-rempah lainnya untuk bahan obat, tidak untuk di jadikan bumbu, jadi tidak heran kenapa Koki itu bertanya seperti itu pada Ivara
"tidak paman" ucap Ivara menggeleng kan kepalanya
"lalu?" tanya koki itu masih penasaran
"emm, boleh saya minta lada nya, nanti Paman akan tahu" ucap Ivara tidak tahu lagi harus menjelaskan seperti apa
"baik nona tunggu sebentar" ucap Koki itu mengerti
"apa di dunia ini orang-orang hanya tahu kalau lada hanya untuk obat, padahal kan juga bisa menjadi bumbu masakan " ucap Ivara pelan
"apa nona butuh sesuatu lagi" ucap pelayan yang ada di sekitar Ivara mendengar suara Ivara walupun tidak jelas
"iya, tolong kamu kupas bawang merah dan bawang putih ini" ucap Ivara menyerahkan bawang merah dan bawang putih
"baik nona" ucap pelayan itu menerima bawang merah dan bawang putih itu
"Setelah di kupas tolong kamu bagi dua ya, setengah nya kamu tolong iris tipis-tipis dan tolong sekalian kamu goreng " ucap Ivara menjelaskan
Ivara akan membuat bumbu bakso nya dulu dan itu memerlukan bawang merah dan bawang putih goreng, dan sekalian Ivara ingin membuat bawang goreng untuk pelengkap bakso nya nanti
"baik nona" ucap Pelayan itu walaupun bingung kenapa bawang nya harus di goreng
Karena seumur-umur pelayan itu belum pernah melihat bawang di goreng, Karena biasanya bawang hanya di gunakan sebagai hiasan makanan itu pun bawang mentah
"nona ini daging yang sudah di cincang halus" ucap koki tadi yang bertugas mengambil daging
"ini juga tepung, telur dan sayuran yang anda minta nona " ucap Cleo yang sudah selesai menyiapkan semua yang nona muda nya ingin kan
"terimakasih paman, terimakasih Cleo" ucap Ivara tersenyum
"nona ini juga lada yang anda minta " ucap koki yang mengambil lada
"banyak sekali " ucap Ivara tertawa kecil melihat koki itu membawa sekarung lada
"tolong kamu simpan sisanya, sekarang saya hanya membutuhkan segini" ucap Ivara mengambil lada secukupnya
"baik nona" ucap Koki itu mengangguk
pertama Ivara akan membuat mie untuk menjadi teman pelengkap bakso nya, Ivara mengambil baskom yang cukup besar dan menuangkan tepung, memecah kan beberapa butir telur dan semua bumbu nya, kemudian Ivara mulai menguleni adonan mie itu menambah air secara bertahap hingga adonan mie itu menjadi Kalis
Para koki dan pelayanan yang ada di dapur itu melihat apa yang sedang nona nya buat, seperti membuat adonan roti pikir mereka, tapi tadi Nona nya mencampurkan sesuatu yang aneh menurut mereka, padahal itu kan bumbu yang sudah Ivara halus kan sebelum nya
Di dunia itu belum ada micin jadi Ivara ngide mengganti micin dengan jamur, kebetulan di dapur itu ada jamur tadi
Ivara mulai membentuk adonan mie itu manjadi tipis dan di iris memanjang menggunakan pisau karena di dunia Ivara sekarang belum ada mesin untuk membuat mie
"kalian ada yang bisa membantu meneruskan ini untuk saya" ucap Ivara pada para koki dan para pelayan yang sedang menonton dirinya
"seperti nya saya bisa nona akan saya coba" ucap salah satu koki paruh baya
"terimakasih Paman" ucap Ivara tersenyum
"nona ini bawang merah dan bawang putih yang sudah saya goreng " ucap pelayan tadi yang bertugas menggoreng bawang
"terimakasih" ucap Ivara menerima bawang yang sudah di goreng itu
Sekarang Ivara akan membuat adonan bakso, Ivara menghaluskan semua bumbu-bumbu untuk adonan baksonya, dengan lihainya Ivara menumbuk semua bumbu-bumbu itu hingga halus
"tolong didihkan air di tempat yang lumayan besar" ucap Ivara melihat kearah para pelayan dan koki yang sedang menonton nya
"sebentar nona, biar saya siapkan" ucap salah satu pelayan perempuan
"terimakasih, nanti kalau air nya sudah mendidih tolong panggil saya ya" ucap Ivara tersenyum
"baik nona" ucap pelayan itu mengangguk sopan
Setelah bumbu nya halus Ivara mulai mencampur kan dengan tepung dan Daging sapi yang sudah di cincang halus, Ivara menguleni adonan bakso hingga di rasa tekstur nya pas untuk di jadikan bakso, tidak lupa Ivara mencicipi adonan bakso itu takut ada yang kurang, ternyata rasanya sudah pas
lima belas menit akhirnya adonan bakso itu sudah selesai dan siap untuk di betul bulat-bulat, air yang tadi juga sudah mendidih dan sudah di angkat dari atas tungku
Ivara mulai membentuk adonan baksonya menjadi bulat-bulat dan memasukkan ke dalam air panas tadi, para koki dan para pelayan masih setia melihat apa yang nona muda nya buat, mereka baru pertama kali melihat masakan yang sedang nona nya buat, daging halus yang di campur tepung dan bumbu yang nona nya halus kan lalu di bentuk bulat-bulat
"tolong beberapa dari kalian lanjut kan ini" ucap Ivara melihat mereka yang sedang menonton
"kalian bisa kan" ucap Ivara lagi
"bisa nona, biar kami yang teruskan" ucap salah satu pelayan
"nanti kalau sudah ada yang mengambang seperti ini tolong kalian angkat dan tiriskan kan" ucap Ivara mengangkat bakso yang sudah mengambang di air panas itu
"baik nona " ucap mereka mengerti
"hem, ternyata berhasil, baksonya juga kenyal dan lembut" ucap Ivara memegang hasil bakso nya
Hasil bakso Ivara
"paman" panggil Ivara pada koki paruh baya yang tadi mengambil kan daging sapi untuk nya
"iya nona, ada yang bisa saya bantu" ucap koki itu sopan
"boleh saya minta tolong lagi" ucap Ivara tidak enak
"boleh nona, apa anda memerlukan daging cincang lagi?" ucap Koki itu
"tidak paman, tapi bolehkah saya meminta daging sapi yang masih ada tulangnya nya" ucap Ivara
"boleh nona, akan say ambilkan " ucap Koki itu
"terimakasih paman, maaf ngerepotin " ucap Ivara tidak enak
"tidak sama sekali nona" ucap koki itu jujur, karena memang merasa tidak di repotkan yang ada koki itu penasaran dengan apa yang kan nona muda nya masak
Koki itu pergi mengambil daging sapi yang masih ada tulangnya seperti yang Ivara inginkan
baru baca udah di suguhin yg sedih" thor