Alana gadis malang yang di buang oleh keluarganya karena dianggap pembawa sial. Dia sudah terbiasa hidup sebatang kara tanpa bantuan siapapun. Berbagai pekerjaan telah dia geluti tapi itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hingga akhirnya dia menyerah dan ingin hidup dengan nyaman tanpa harus bekerja keras. Sahabat Alana menawarkan sebuah pekerjaan tidak masuk akal kepada Alana, yaitu melayani seorang pria yang suka sekali bermain wanita.
"Baiklah aku terima tawaran itu, tapi dengan satu syarat. " Alana.
Kenzo, adalah seorang pemain wanita yang sudah terkenal di dunia malam. Parasnya yang rupawan, membuatnya di gilai banyak wanita. Namun Kenzo bukan pria sembarangan dalam memilih wanita.
"Carikan aku seorang gadis untuk melayani ku. " Kenzo.
Apa syarat yang diajukan Alana untuk menerima pekerjaan dari sahabatnya itu?
Apakah Takdir akan membuat mereka bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Perjanjian Kontrak
Alana menerima berkas dan langsung membacanya dengan seksama, dia ingin tahu soa saja poin yang tertulis disana. Pihak pertama Kenzo dan pihak ke dua adalah dirinya.
Dengan ini ini menyatakan bahwa pihak pertama dan pihak ke dua sepakat untuk menikah hanya dibawah bawah tangan tanpa harus meresmikannya di catatan sipil.
Pihak pertama akan melunasi rumah pihak ke dua sebagai kompensasi dan akan memberikan mahar sebesar satu milyar kepada pihak ke dua.
Jika di malam pertama pihak pertama tidak mendapatkan kepuasan maka perjanjian ini akan terus berlanjut, dan pihak ke dua harus tetap melayani pihak pertama seperti seperti layaknya suami istri.
Dan yang bisa mengakhiri perjanjian ini hanya pihak pertama saja, karena talak hanya dimiliki pihak pertama.
Gleg.
Alana menelan salivanya dengan susah payah membaca satu persatu kalimat dan poin-poin yang tertulis disana. Dia merasa ditipu dengan adanya perjanjian ini. Bukankah dia hanya menawarkan sebuah kontrak pernikahan semalam? dan hanya melayaninya sekali dalam semalam saja? Kenapa jadi seperti ini?
Jika pihak pertama tidak puas, maka pihak kedua harus melayani nya lagi sampai pihak pertama merasa puas. Alana benar-benar tidak habis pikir.
"Apa kau sudah membaca semuanya? bagaimana menurutmu? " tanya Kenzo dengan senyuman sinisnya saat melihat ketegangan diwajah Alana.
"Tuan, bukankah anda hanya akan mengambil kegadisanku saja? Jadi, kita hanya akan bermain sekali saja kan dalam semalam? Tapi kenapa di sini tertulis–.” Alana tidak dapat melanjutkan kata-katanya karena ini terlalu memalukan.
"Kau pikir aku mengeluarkan uang sebanyak itu untuk mahar dan juga rumahmu hanya untuk bermain semalam saja? Jangan bercanda. " ucap Kenzo dengan senyuman mengejek.
"Aku sudah memenuhi keinginanmu untuk menikah dan memberikan milikmu kepada suamimu. Dan aku dengan senang hati memberikan perjanjian itu kepadamu. Bukankah itu adil? Kau melayani ku, sebagai suami bukankah itu yang kamu mau, sayang. " kata Kenzo dengan kedipan satu matanya.
"Ta, tapi–"
"Tidak ada kata tapi, tanda tangani saja jika kau mau. Kau akan mendapatkan apa yang kau mau, uang dan kemewahan yang nanti kuberikan padamu sebagai suami. Asal kau bisa melayani ku dengan baik. " ucap Kenzo lagi.
Alana terdiam, sejak awal ditawari pekerjaan ini oleh Neil dia memang merasa tidak yakin. Tapi dia ingin mencobanya, karena dia pikir dia hanya akan melayani suami kontraknya hanya semalam. Tapi ternyata, tidak semudah itu.
Jika dia menandatangani perjanjian itu maka dia akan menjadi istri kontrak seorang Kenzo. Yang entah kapan dia akan mendapatkan kata talak dari pria itu. Dan harus melayaninya selama masa kontrak itu belum selesai. Benar-benar sangat memusingkan.
"Jadi bagaimana nona Alana, segera putuskan hari ini juga. Karena aku tidak ada waktu, ada rapat yang harus aku datangi sebentar lagi. " Kenzo melihat waktu di pergelangan tangannya seolah dia sedang buru-buru.
Alana masih terdiam memandangi isi perjanjian di depannya tanpa menanggapi ocehan Kenzo. Entah kemana pikirannya saat ini sedang berkelana.
"Alana, Nona Alana jawab aku. " suara Kenzo terdengar lantang dan berhasil mengembalikan nyawa Alana yang entah pergi kemana.
"I- iya Tuan. Maaf. " ucapnya ragu.
"Apa keputusanmu, apa kau mau terus lanjut atau berhenti sampai di sini. " Kenzo menanyakan lagi keputusan Alana.
"Aku mau lanjut, Tuan. Asalkan aku boleh menambahkan tiga poin di dalam perjanjian ini. " kata Alana yang kembali di luar dugaan Kenzo maupun Rey.
"Sungguh berani wanita ini menghadapi tuan Ken yang terkenal tidak mau mengalah pada siapapun. Sekarang coba kita lihat, apakah pria ini mau melakukan apa keinginan mu, nona." batin Rey yang sejak tadi hanya memperhatikan dua orang yang sedang berinteraksi dan bertransaksi.
Kenzo sendiri tidak habis pikir dengan gadis di hadapannya ini. Dengan berani dia meminta perjanjian pernikahan, setelah di kabulkan dia masih ingin menambahkan tiga poin lagi di atas perjanjian itu. Benar-benar berani, tapi dia akan mencoba meladeni permainan wanita ini.
Kenzo lalu tersenyum dan menganggukkan kepala nya. "Coba kau tulis apa yang kau inginkan dariku? Apakah mahar yang aku berikan masih kurang? " tanyanya.
Alana menggeleng, lalu mulai menulis tiga poin yang tiba-tiba muncul di pikirannya tadi. Setelah selesai menulisnya dia langsung memberikannya kepada Kenzo.
"Ini, sudah selesai. Jika anda setuju, aku akan menandatangani perjanjian itu. " kata Alana denga senyum lebar dibibirnya.
Melihat senyunan indah itu membuat Kenzo dan Rey terpesona beberapa saat. Namun dia segera tersadar dan mengagetkan Rey dengan berkas yang ada di tangannya.
"Jaga pandanganmu, bodoh. " gumamnya.
"Maaf Tuan. "
Rey langsung menundukkan pandangannya setelah mendapat teguran dari bosnya. Benar, dia harus menjaga pandangannya dari Alana. Karena jika mereka jadi menikah, maka Alana akan menjadi istri bosnya ha g harus dia hormati.
Kening Kenzo berkerut saat membaca poin pertama ya g di tulis oleh Alana.
Pihak pertama harus melakukan cek kesehatan.
"Apa-apaan ini, kau ingin aku melakukan cek kesehatan. Kau pikir aku orang berpenyakitan." Kenzo langsung emosi setelah membaca poin pertama.
Belum lagi poin ke dua yang menyakan pihak pertama harus memberi uang bulanan selama kontrak pernikahan mereka belum berakhir. Dan yang ketiga, pihak pertama dilarang tidur dengan wanita lain selama pernikahan mereka berlangsung.
"Heh, kau sudah berbaik hati kepadamu, nona. Tapi kau tidak atau malu dan semakin ngelunjak, ya. " ucap Kenzo dengan amarah tertahan.
"Aku tidak ngelunjak, Tuan Ken. Aku hanya meminta hakku kepada suami ku nanti. Apa aku salah? " balas Alana dengan berani.
"Anda selalu mengecek kesehatan anda sebelum tidur dengan wanita. Aku juga berhak meminta anda melakukannya Tuan. Karena selama ini anda tidur dengan banyak wanita dan berganti orang tiap anda melakukannya. Jadi wajar jika aku juga ingin tahu apakah suamiku berpenyakitan atau tidak. " ucap Alana dengan berani dia menyampaikan apa yang ada di dalam kepalanya
"Dua, aku berhak mendapat uang bulanan dari anda karena statusku adalah istri anda selama kontrak itu berlangsung. Dan mahar itu berbeda dengan uang bulanan. "
Kenzo menyeringai mendengar penjelasan tentang poin ke dua. Kenapa wanita ini percaya diri sekali.
"Apa kau yakin pernikahan kontrak ini akan berlangsung berbulan-bulan, Kau percaya diri sekali nona. "
"Terserah pernikahan itu akan berlangsung berapa lama, yang penting aku sudah menulis kan hakku disana, dan kau jangan sampai melupakannya. " kata Alana santai.
"Dan untuk poin ke tiga dariku sepertinya sudah jelas. Aku istrimu dan aku tidak ingin di selingkuhi dengan wanita mu**han yang biasa kau tiduri." ucap Alana sambil bersedekah dada.Wanita ini benar-benar tidak ada takut-takutnya menghadapi Kenzo
"Aku rasa hanya itu saja Tuan. Silahkan anda pikirkan Baik-baik. " ucapnya membalas ucapan Kenzo di awal dia memberikan perjanjian itu kepadanya.
Kenzo tersenyum miring dan langsung mengambil pena, lalu membubuhkan tanda tangan diatas kertas perjanjian itu sebagai pihak pertama.
"Sepertinya menarik, ayo kita lakukan. Kita bermain suami istri. Dan kita lihat apa yang akan aku lakukan padamu selama pernikahan ini nanti." ucapnya santai tanpa memperhatikan wajah Alana yang sudah pucat mendengar ucapannya.