Yaya_ gadis ceria dengan sejuta rahasia.
Ia selalu mengejar Gavin di sekolah,
tapi Gavin sangat dingin padanya.
Semua orang di sekolah mengenalnya sebagai gadis tidak tahu malu yang terus mengemis-ngemis cinta pada Gavin. Namun mereka tidak tahu kalau sebenarnya itu hanya topengnya untuk menutupi segala kepahitan dalam hidupnya.
Ketika dokter Laska memvonisnya kanker otak, semuanya memburuk.
Apakah Yaya akan terus bertahan hidup dengan semua masalah yang ia hadapi?
Bagaimana kalau Gavin ternyata
menyukainya juga tapi terlambat mengatakannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Di rumah sakit, Laska membuang nafas panjangnya sambil terus menatap lurus ke gadis yang sudah duduk manis didepannya. Sudah lebih dari seminggu gadis itu tidak menghubunginya lagi, semenjak ia menunjukkan hasil pemeriksaan gadis itu.
"Yaya, kau tahu penyakitmu itu tidak main-main kan?" pria itu membuka suara. Walau terdengar menakutkan, ia tetap harus mengingatkan gadis itu. Sudah berhari-hari ia mati-matian mencari cara pengobatan gadis itu karena ia tidak mau gadis yang masih sangat muda ini kehilangan masa depan dan impiannya. Tapi apa? Semua yang dilakukannya tersebut seperti sia-sia karena gadis yang duduk didepannya sekarang ini seperti sudah tidak peduli dengan hidupnya lagi.
Laska berusaha menjaga sikapnya. Ia mencoba mengerti bagaimana perasaan seseorang yang tiba-tiba divonis menderita penyakit yang mematikan. Tapi ia ingin membantu Yaya. Ia ingin gadis itu bisa berpikiran jernih. Baginya masih ada harapan. Tapi Yaya sendiri harus memiliki semangat hidup. Mereka harusnya sama-sama berusaha.
"Bagaimana tubuhmu? Kau merasa kesakitan?" tanyanya ingin tahu. Yaya menggeleng. Sebenarnya ia terlalu malas membahas hal yang akan membuat pikirannya lelah, tapi ia menghargai Laska sebagai dokter yang telah begitu banyak membantunya.
Laska memberikan beberapa plastik klip berisi obat ke gadis itu. Mau tak mau Yaya mengambilnya.
"Minum obat ini tiga kali sehari sehabis makan." jelasnya. Yaya diam saja masih menatap obat ditangannya. Ia mendengus pelan. Nasibnya sungguh sial harus minum obat-obatan seperti ini.
"Kalau kau merasa sakit, segera telpon aku." tambah dokter itu lagi. Yaya hanya mengangguk saja menanggapi perkataan pria itu. Membuat Laska merasa iba. Pria itu menarik nafas panjang, menatap gadis yang duduk didepannya itu lagi, membuka seragam dokternya dan meraih kunci mobil diatas meja kerjanya.
"Ayo kuantar pulang." ujarnya meraih tangan Yaya. Ia sudah mengurangi pekerjaannya di rumah sakit semenjak gadis itu divonis sakit. Menurutnya Yaya butuh perhatian yang lebih sekarang. Apalagi keluarganya seperti tidak peduli. Laska ingin mengurus gadis itu bukan hanya sebagai seorang dokter, tapi juga sebagai pengganti keluarga Yaya. Ia ingin memberi dorongan supaya gadis itu bisa lebih semangat.
***
Sampai di rumah, yang dilakukan Yaya adalah sibuk menulis. Hal itu adalah salah satu kegiatan yang dilakukannya pada saat dirinya tidak bisa tidur. Pikiran yang menumpuk membuatnya susah tidur. Dan untuk melupakan semuanya itu ia mencoba menulis. Semua pikiran dalam benaknya ia tuangkan dalam buku kecilnya.
Sesekali gadis itu tersenyum. Ia menulis tentang betapa senangnya ia hari ini ditolong Gavin. Jelas senang, saat terjatuh tadi siang semua orang menertawainya, hanya Gavin yang membantunya berdiri. Semangatnya seolah bertambah berkali-kali lipat tiap kali memikirkan pria itu. Apalagi waktu-waktu Gavin bersikap peduli padanya.
Pikirannya mulai melayang-layang memikirkan Gavin. Kira-kira sedang apa yah pria itu sekarang? Jam begini pasti belum tidur. Tiba-tiba Yaya terpikirkan sesuatu. Ia cepat-cepat meraih hpnya, membuka WA dan mulai mengetik.
Gavin..
"Gavin sayang, lagi ngapain nih?😚😚
Yaya tersenyum melihat emoticonnya.
Satu detik....
Dua detik....
Tiga detik....
Dibaca tapi tidak dibalas.
Oke. Yaya kembali mengetik. Yang penting dibaca.
"Kamu tuh jangan dingin-dingin gitu dong sama aku."
"Aku lagi sedih nih."☹😭😭
.............
"Nggak pa pa deh kamu read doang wa aku.
"Aku cuma mau bilang kok kalo aku sayang banget sama kamu❤❤
Gila, lebay sekali. Yaya terkikik geli membaca isi pesannya sendiri. Ia tidak percaya akan menulis kata-kata seperti itu. Tapi tidak apa-apalah kalau buat Gavin. Untuk terakhir kalinya gadis itu kembali mengetik.
"Ya udah kamu bobo gih. Jangan lupa mimpiin aku yah. Bye sayang."😚😚
Isi chat terakhir Yaya membuat Gavin mendengus keras.
Gavin tersenyum miring lalu meletakan hpnya di atas meja samping kasur. Laki-laki itu berbaring terlentang di kasur sambil menatap langit-langit kamar. Pikirannya jadi kacau balau karena Yaya. Apa gadis itu benar-benar menyukainya? Baru kali ini dirinya merasa dilema karena seorang perempuan.