NovelToon NovelToon
Gadis Manja Yang Dibuang

Gadis Manja Yang Dibuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Putri asli/palsu
Popularitas:161.1k
Nilai: 5
Nama Author: Reinon

Siapa sangka putri tertua perdana menteri yang sangat disayang dan dimanja oleh perdana menteri malah membuat aib bagi keluarga Bai.

Bai Yu Jie, gadis manja yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri atas perbuatan yang tidak dia lakukan. Dalam keadaan kritis, Yu Jie menyimpan dendam.

"Aku akan membalas semua perbuatan kalian. Sabarlah untuk menunggu pembalasanku, ibu dan adikku tersayang."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27

Fang Yin memberi salam dan tersenyum.

"Selamat datang di kediaman keluarga Bai," Huang Fang Yin menyambut mereka dengan suara lembut dan anggun.

Jika saja ini adalah pertemuan pertama mereka, mungkin Lin Lian dan Fang Hua akan menganggap wanita yang sedang berdiri di hadapan mereka sekarang adalah seorang nyonya besar di kediaman yang cantik, anggun, dan ramah.

"Terima kasih," ucap Lin Lian datar.

"Aku adalah nyonya Bai. Aku senang anda memenuhi undanganku untuk tinggal di kediaman kami," ucap Fang Yin.

Bangga sekali dia menyebut dirinya dengan sebutan nyonya. Fang Hua bergumam dalam hati.

Lin Lian tersenyum, "Bukan aku yang memenuhi undangan anda, tapi putriku."

"Oh, maaf atas kelancanganku! Aku kira andalah tabib Lin," ujar nyonya Bai.

"Aku ibunya," ucap Lin Lian dengan tatapan tajam dan penuh penekanan seolah memberitahu Fang Yin bahwa Yu Jie adalah putrinya.

Fang Yin tersenyum lalu beralih menatap seorang gadis yang merangkul lengan wanita paruh baya itu. Dia menilai penampilan gadis itu dari wajah sampai ke kaki kemudian kembali lagi ke wajah gadis itu. Wanita bermuka dua itu juga memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh Fang Hua.

Wanita mantan selir itu kembali menatap tajam Fang Hua. Entah apa yang dipikirkannya. Namun, tatapan tajam Fang Yin membuat Fang Hua merasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman dan takut tadi dia tekan agar tidak terjadi kesalahan.

"Apa ini ..."

"Ini adalah putri keduaku, namanya Lin Fang Hua," potong Lian sambil memperkenalkan putrinya.

"Oh, aku pikir dia adalah tabib Lin!" seru Fang Yin.

Fang Yin menatap rendah Fang Hua karena wajahnya penuh dengan tahi lalat atau bercak hitam yang terlihat kotor lalu beralih pada Lin Lian.

"Ini adalah putriku sekaligus putri satu-satunya kediaman Bai, Bai Mei Yin," Fang Yin memperkenalkan putri tercintanya.

Hhh, nona Bai apanya! Jelas-jelas dia memiliki putri lain dari suaminya. Dasar wanita tidak tahu malu! Lagi-lagi Fang Hua menggerutu dalam hati.

Hal yang sama juga terjadi di dalam kereta. Fang Ling diam seribu bahasa, tapi kedua tangannya mengepal erat hanfu-nya hingga kusut. Fang Li yang terlihat lebih tegas dan kuat juga memiliki kekhawatiran lain saat ini. Bukan untuk dirinya, tapi Fang Li lebih mengkhawatirkan adik ketiganya.

"Adik, kau tidak apa-apa?" tanya Fang Li khawatir.

Yu Jie tersenyum, "Kakak, aku baik-baik saja. Untuk apa aku tersinggung mendengar ucapan mereka Bukankah aku bermarga Lin!" ucap Yu Jie sambil tersenyum.

Fang Li sejurus menatap lekat mata adik ketiganya. Sorot matanya tampak tenang. Tidak ada jejak kesedihan, marah, dan kecewa di sana. Fang Li tersenyum melihat adik ketiganya tidak mengambil hati atas ucapan selir Huang alias nyonya Bai itu yang tidak menganggapnya bagian dari keluarga Bai.

Melihat ketegaran Yu Jie, Fang Li mencoba menasihati adik bungsunya.

"Ling'er, lihatlah kakak ketiga mu!" seru Fang Li membuyarkan lamunan adik bungsunya.

"Tenanglah. Ini baru di awal. Bukankah kita sudah tahu akan seperti ini. Kembali ke kediaman ini sama saja dengan membuka luka lama, tapi ingat tujuan kita mengambil kembali milik adik ketiga," jelas Fang Li menenangkan adik bungsunya.

Bibir Fang Ling bergetar menahan tangis yang hampir pecah.

"Ling'er, atur napas mu!" seru Yu Jie.

Fang Ling mengangguk lalu mengikuti perintah kakak ketiganya. Tangis gadis itu tertahan.

"Bagus. Ling'er, kita harus kuat demi Yu Jie," ucap Fang Li meyakinkan.

"Baik, kakak. Aku mengerti," jawab Fang Ling mengangguk sambil tersenyum.

"Li Jing, apa kau baik-baik saja?" tanya Yu Jie.

Semenjak kereta mereka memasuki area kediaman Bai, pelayan pribadi mereka itu langsung diam seribu bahasa.

"Aku tidak apa-apa, nona. Hanya saja ..." Li Jing ragu sejenak.

"Kenapa?" tanya Fang Li.

"Entahlah nona. Seperti aku pernah berada di sini," jawab Li Jing bingung.

Li Jing dapat melihat gerbang keluarga Bai dari balik jendela kereta. Sejak itu, seperti ada perasaan dia pernah ke tempat ini. Li Jing tidak menyukai perasaan itu karena tersirat rasa takut akan tempat ini.

Fang Li dan Yu Jie saling bertatapan.

"Tidak mungkin kak Li Jing pernah bekerja di sini sebagai pelayan," ucap Fang Ling yang mulai tertarik.

"Li Jing, jangan memaksakan dirimu! Beberapa hari yang lalu kau sampai pingsan akibat sakit kepala," saran Yu Jie.

"Nona benar. Mungkin aku pernah berkunjung ke kediaman ini dulu. Aku tidak akan memaksa otakku untuk mengingat kenangan masa lalu," ucap Li Jing.

Yu Jie mengangguk lalu memberi kode pada mereka untuk kembali tenang dan mendengarkan kelanjutan kata sambutan nyonya besar itu.

"Tabib Lin adalah putriku yang ketiga," ucap Lian.

Fang Yin tersenyum lalu berkata, "Nyonya, anda sangat beruntung memiliki seorang putri yang sangat ahli pengobatan dan terkenal hingga ke segala penjuru negeri ini."

Lin Lian tersenyum, "Dari kecil putri ketiga ku itu sangat senang mengamati bibinya memilah tanaman obat. Bisa dikatakan, di antara saudarinya yang lain hanya dia yang menyukai ilmu pengobatan."

Setidaknya Lin Lian tidak berbohong. Memang benar waktu Yu Jie kecil dulu sangat senang saat mendiang ibunya mengajari hal-hal dasar mengobati seseorang. Setiap ada pelayan di kediaman mendiang nyonya nya yang sakit ringan, Yu Jie pasti meminta ibunya untuk mengobati dan dia dengan senang hati melihat sekaligus mempelajarinya.

Karena Yu Jie memiliki bakat turunan dari mendiang ibunya, tentunya hal itu sangat mudah bagi Yu Jie. Lin Lian hanya mengganti status mendiang nyonya nya dan merahasiakan apa yang disukai Yu Jie dari kecil. Jadi, tidak termasuk berbohong.

"Di mana tabib Lin?" tanya Fang Yin penasaran.

"Dia ada di dalam kereta. Kondisinya kurang baik," jawab Lin Lian datar.

"Oh, kalau begitu sebaiknya segera masuk ke dalam! Aku sudah mempersiapkan kediaman bagian barat untuk tabib Lin sekeluarga. Aku harap kalian suka dan betah tinggal di sini," ucap Fang Yin ramah.

"Terima kasih," jawab Lin Lian.

"Hua'er, ajak kakak dan kedua adikmu untuk turun dari kereta!" perintah Lin Lian lembut pada putri keduanya.

"Baik ibu," jawab Fang Hua lembut.

"Aku tidak sabar bertemu dengan tabib Lin," ucap Mei Yin semangat.

Fang Hua berlalu tanpa memperdulikan ucapan Mei Yin. Kelakuan Fang Hua menyiratkan bahwa dia tidak menyukai Mei Yin hingga membuat gadis itu kesal.

Fang Hua berdiri di tepi pintu kereta lalu diikuti dengan turunnya keluarga Lin satu persatu dari kereta.

"Ya ampun!" seru Mei Yin.

"Ada apa nona?" tanya Lin Lian lalu mengikuti arah pandang Mei Yin.

Lin Lian tersenyum lalu berkata, "Aku hanya wanita biasa sehingga keempat putriku tidak ada yang bisa mewarisi kecantikan dariku. Tidak seperti nyonya Bai yang di usia tua saja masih cantik dan anggun. Kecantikan nona Mei Yin pasti menurun dari nyonya Bai.

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut Lin Lian, sontak saja Fang Yin menatap nanar putrinya.

"Maafkan atas kelancangan putriku. Dia tidak bermaksud begitu," ucap Fang Yin.

Fang Yin memberi kode pada Mei Yin untuk segera meminta maaf. Wanita itu tidak ingin mereka berubah pikiran untuk tinggal di tempat lain karena rencana yang telah dia susun bisa gagal.

"Maafkan aku, nyonya Lin. Aku hanya terkejut saja karena rumor yang ku dengar mengatakan bahwa tabib Lin adalah seorang wanita muda yang cantik," ucap Mei Yin dengan nada suara yang dibuat-buat.

"Apa karena aku memiliki bekas luka?" tanya Yu Jie sambil berjalan mendekat.

Mei Yin diam setelah mendapat pertanyaan dari gadis yang dia sangka tabib Lin. Bagaimana mungkin dia menjawabnya sedangkan bekal luka kering itulah yang merupakan penyebab wajah gadis itu terlihat buruk. Mei Yin dibuat salah tingkah oleh kelakuannya sendiri.

Fang Yin menatap satu persatu wajah keempat putri nyonya Lin. Pandangannya beralih pada seorang wanita yang memiliki bekas luka di wajah kanannya. Luka yang cukup dalam hingga matanya membulat teringat akan kejadian dua tahun lalu.

Dalam keadaan salah tingkah, Mei Yin sempat melirik ibunya untuk meminta bantuan, tapi sang ibu malah terlihat terkejut melihat salah seorang wanita yang berdiri tepat di samping tabib Lin.

Mei Yin melihat wanita yang berdiri itu. Reaksi yang sama juga dirasakan oleh Mei Yin. Mereka seperti melihat hantu di siang bolong.

Fang Li yang ditatap seperti itu merasa tidak nyaman.

Apa mereka mengenaliku? Tapi mengapa mereka terlihat takut? Dua pertanyaan muncul sekaligus di benak Fang Li.

1
Arbaati
permisi Thor, aku mampir bawa vote
Raudah Anis
thor tambah kan lagi dong up nya
Lismawati
ceritanya semakin seru , dan membuat penasaran lanjuuuuut thor 👍💪💪💪❤️❤️
Maizuki Bintang
lanjut thor
Sianny Lin
Luar biasa
Lismawati
siapakah kedua org itu, apakah yu jie akan mengingatnya ,lanjuuuuut thor semakin penasaran , coba thor tambah satu bab lagi ,beramal di bln Ramadan menyenangkan pembaca
Maizuki Bintang
lanjut thor
Aisyah Suyuti
menarik
diara
ditunggu up nya
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
Lismawati
makasih thor upnya ,lanjuuuut 💪💪💪
Maizuki Bintang
lagi thor
Murni Dewita
double up thor
Nay
👍👍👍
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
Lismawati
makasih upnya thor ,ceritanya semakin seru , semangaaat berkarya 👍💪💪💪💪💪❤️
lisna
lnjut took,mkin seru ceritanya/Kiss//Kiss//Kiss//Rose//Rose/
kaylla salsabella
gak keburu Jiang he
Osie
udah terlambat kaleeee..ji heng ji heng
Hikam Sairi
mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!