Ku Sembunyikan Identitasku Demi Menemukan Cinta Sejati
“Papa tidak akan setuju kamu menikah dengan Juna !!!” Ucap Lucky dengan suara menggelegarnya.
“Tapi aku sangat mencintai Juna papa, aku mohon mengertilah” Jawab Sivanya dengan memelas
Namun Lucky tidak pernah setuju dan mengusir Siva dengan segala kemewahan yang ada pada rumah papanya. Mama dan kedua saudara Sivanya hanya bisa diam membisu tanpa membantuku karena mereka tahu benar, kalau papa mereka kehilangan kesabaran sehingga mengusir anak bungsu kesayangannya itu.
Setelah keluar dari rumah Sivanya memutuskan untuk mengontrak sebuah rumah yang cukup kecil, tak berselang lama Sivanya menelpon Juna dan memberitahu bahwa dirinya telah pindah dari kos lamanya. Ya selama ini Sivanya memang sengaja menutup rapat-rapat semua tentang dirinya yang sebenarnya, hanya ingin melindungi dirinya dari mereka yang mengincar hartanya.
“Sayang kamu di dalam ?” Tanya Juna sembari mengetuk pintu kosan Sivanya
“Ia sayang, masuk saja aku di dalam sedang merapikan pakaian nih” Jawab Sivanya
Juna mengajak Sivanya keluar dia bilang ingin berbicara hal serius tapi tidak di kosanku karena menurutnya tidak nyaman saja di lihat tetangga kosannya, takut di kira mereka sedang melakukan hal yang tidak benar. Sivanya pun menyetujuinya, 15 menit kemudian mereka sampai di café langganan mereka berdua.
“Sayang mas ingin bicara serius kali ini” Ucap Juna penuh penekanan
“Bicaralah sayang, ada apa sampai harus seserius ini ?” Tanya Sivanya
“Aku ingun kita segera meresmikan hubungan kita dan kamu ikut aku tinggal bersama dengan ibu juga adikku, aku sungguh tidak bisa membiarkanmu tanpa pengawasanku di kosan sendiri” Jawab Juna
“Apakah kau yakin sayang ?, kau tahu aku hanya anak yatim piatu dan aku tidak tahu keluargaku dimana” Ujar Sivanya berbohong
“Aku bekerja dengan penghasilan pas-pasan apakah itu tidak akan mejadi masalah nantinya ?” Tanya Sivanya lagi
“Tidak sayang, aku sudah bilang aku tulus sayang dan cinta padamu tanpa peduli status sosialmu” Balas Juna dengan senyuman sambil mencium tangan Siva
“Aku sudah bicara pada ibu dan Mayang mereka setuju setelah ini kamu ikut denganku sertemu ibu, ada yang ingin ia sampaikan sebelum kita mengurus pernikahan kita sayang” Ucap Juna
Setelah pembicaraan di café tadi kami bergegas menuju rumah Juna dan dari kejauhan pun sudah terlihat wajah ibu dan adiknya Mayang.
“Ah… rasanya aku ingin pergi saja tatapan mereka seperti ingin menerkamku saja” Ucap Sivanya dalam hati
“Sayang ayo turun” Ajak Juna pada Sivanya
“I-iya sayang, ayo” Jawab Sivanya
“Assalamu’alaikum bu, Mayang” Sapa Siva kepada ibu dan adik Juna
“Wa’alaikumsalam masuklah, ada yang ingin ibu bisarakan dengan kalian berdua” Jawab Rina Ibu Juna
Huffft… Siva hanya bisa menarik nafas pelan
“Hal penting apa yang ingin ibu bicarakan pada kami berdua ?” Tanya Juna
“Diam kamu Juna ibu ingin bicara pada Siva lebih dulu” Jawab Rina
“Siva apakah kamu yakin ingin menikah dengan Arjuna ?, pada akhirnya kamu harus tinggal bersama kami disini ? bagaimana ?” tanya Rina lagi
“Iya bu. Aku benar-benar serius ingin menikah dengan mas Juna karena kami berdua juga sudah saling sayang dan mencintai sehingga membuatku mantap maju ke jenjang yang lebih serius” Jawab Sivanya
“Dan masalah tinggal bersama ibu dan Mayang aku sungguh tidak keberatan, namun jika ibu kurang suka tinggal serumah denganku biar kami mencari rumah sewa sendiri, hitung-hitung kami belajar berumah tangga dan mandiri” Tambah Siva
“Tidak bisa !!! Juna ii adalah jantung rumah ini. Kamu sengaja ingin memisahkan aku dari anakku ya ?” Tanya Rina
Belum sempat Sivanya jawab pertanyaan Rina, Mayang langsung menyela pembicaraan kami.
“Iya ini kak Sivanya belum nikah aja udah ketahuan jeleknya gimana udah nikah bisa-bisa bang Juna nggak boleh kasi kita uang jajan lagi” Ujar Mayang
“Iya kan bu ?” Mayang lanjut bertanya
“Iya betul itu Juna, sepertinya pikirkan baik-baik jika ingin menikahi perempuan ular ini” Ketus Rina sambil melirik kearah Siva
“Ya ampun ibu, Siva kan bilang kalau ibu nggak nyaman tapi kalau ibu nyaman kami tidak akan pindah lagi pula dia bukan perempuan ular bu, tolong jaga lisan ibu itu bisa membuat sakit hati Siva aku mohon bu” Jawab Juna sambil memelas dengan memegangi tangan ibunya
“Ya Allah belum apa-apa sudah kau uji iman dan kesabaranku, apakah ini karma karena telah melawan perintah papa ?” Ucap Siva dalam hati
“Baiklah tak apa kalian menikah tapi semua aturan di rumah ini tetap ikut aturan ibu dan satu lagi Siva kamu berhentilah dari pekerjaanmu ibu ingin punya menantu yang bisa menjaga ibu 1x24 jam, membersihkan rumah serta memberi ibu cucu” Ucap Rina
“Tapi bu, untuk apa aku sekolah tinggi-tinggi jika pada akhirnya aku harus di rumah saja ? aku bisa bekerja dan membagi waktuku dengan sebaik mungkin bu” Tanya Siva
“Tidak bisa, itu syarat mutlak dari ibu. Ingat ibu ingin cucu jika kamu sudah bisa memberikan ibu cucu barulah kamu boleh bekerja lagi” Jawab Rina
“Sudahlah Siva mengalah yah, posisi mas Juna tinggi di kantor lumayanlah untuk membiayai hidup kita berempat sehari-hari tidak akan kurang” Ucap Juna menengahi pertengkaran aku dan ibu
“Baiklah tapi uang belanja tetap dalam kedaliku karena kamu berumah tangga denganku bukan dengan ibu ataupun Mayang. Itu syarat mutlak dariku mas, jika kamu tidak menyanggupinya aku mundur mas kita hentikan saja rencana pernikahan kita” Jawab Siva ketus
“Apalagi maumu Siva belum apa-apa sudah buat ibu pusing saja, ingat Juna uang bulanan ibu tidak boleh kurang 1 rupiah pun” Jawab Rina
“Iya ibu, aku akan memberikan uang belanja dan kamu secara adil dan juga untuk Mayang aku berikan tapi aku tidak ingin ada perdebatan lagi cukup sudah aju pusing” tegas Juna
“Baiklah” Jawab serempak kami bertiga sambil saling pandang satu dengan yang lainnya
*****
3 bulan kemudian acara pernikahanku dan mas Juna dilangsungkan tidak ada acara megah hanya iajb kobul dan makan bersama beluarga serta tetangga dekat. Dalam hati kecilku sangat sedih, aku merasa ada yang kurang di hari bahagiaku harusnya papa mama dan ketiga kakak-kakakku harusnya ada di sini berbagi bahagia ini bersama.
“Papa mama, kak Zul, kak Tomi, kak Arbhi aku sangat rindu kalian” Ucap Sivanya dalam hati, tak terasa air mataku jatuh.
“Kamu kenapa sayang ?” Tanya mas Juna dan tentu saja mengejutkanku dari lamunanku.
“Nggak apa-apa sayang hanya rindu ayah dan ibu” Jawab Sivanya sambil menghapus air matanya
“Jangan sedih ya sayang kamu punya aku, ibu dan Mayang kitakan sekarang sudah menjadi keluarga” Jawab Juna
Dan disinilah kami tinggal bersama ibu mertuaku dan sepertinya kehidupan baru Sivanya bersama ibu mertuanya dimulai dari sekarang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Wanita Aries
Cerita menarik
2025-01-28
0