Duren Dingin Ku

Pagi hari di apartemen Diki, Diki terbangun dari tidurnya karna mencium bau masakan sedap di kamarnya, dengan perlahan Diki membuka matanya dan mengendus bau tersebut dan menuntunnya menuju pusat bau itu yang ternyata dari dapurnya.

Diki terkejut saat melihat Dian berdiri di depan kompor dengan memakai celemek dengan kaos oblong ke besaran di tubuhnya, ya semalam Diki meminjamkan baju kaosnya pada Dian untuk mengganti gaun seksi yang sungguh membuatnya tak nyaman karna membangunkan juniornya yang sudah tidur lebih dari dua tahun.

Bukan hanya Diki yang terbangun karna mencium bau masakan Dian, tapi Rey dan Tomi yang tidur di sofa pun juga ikut bangun, dan berjalan menuju ruang makan menunggu masakan Dian yang sungguh menggugah selera baunya.

"Pagi..." sapa Dian ramah.

"Pagi juga Dian." Balas Tomi dan Rey berbarengan sedangkan Diki hanya berdehem saja.

"Mau saya buatkan kopi atau teh?" tawar Dian berdiri di hadapan ketiganya.

"Boleh Dian, kopi tiga yang satu gulanya sedikit buat Diki." jawab Tomi dan jawab anggukan oleh Dian, dan setelah itu Dian kembali lagi ke dapur untuk membuatkan kopi buat ketiga pemuda itu, dan tak lupa melihat gorengannya karna Dian lagi menggoreng ayam untuk lauk nasi gorengnya karna tak ada telur di dalam kulkas.

Setelah setelah selesai membuat kopi Dian pun membawanya ke meja makan dan memberikan kopi dengan gula sedikit buat Diki dan yang lainnya, setelah itu Dian kembali ke dapur untuk melanjutkan masaknya karna hanya tinggal menunggu matang ayamnya saja.

Diki pun meminum kopi buatan Dian dan seketika Diki terdiam setelah merasakannya begitu juga dengan Tomi dan Rey yang langsung melihat satu sama lain.

"Gila, mirip banget sama kopi buatan Kiara." ucap Rey yang pertama berkomentar.

"Istri idaman ini mah..." ucap Tomi menimpali.

Sedangkan Diki hanya diam saja, karna sejujurnya ia sangat menikmati kopi buatan Dian yang sangat mirip rasanya sama kopi buatan Kiara, dan Diki pun membenarkan dalam hati ucapan Tomi kalo Dian bisa di bilang istri idaman karna tak semua orang bisa membuat minuman Dengan rasa yang berbeda tapi bisa di sukai oleh banyak orang.

Setelah semua menu masakan selesai, Dian pun membawanya ke meja makan dan menatanya di sana tak lupa Dian pun mengambilkan ketiganya makan dan menuangkan air dengan senang hati, dan setelah itu baru mengambil untuk dirinya sendiri.

"Enak banget masakan kamu Dian, belajar masak dari mana?" tanya Tomi karna sangat menyukai masakan Dian.

"Saya terbiasa membantu ibu masak dari kecil tuan." ucap Dian menunduk malu.

"Bagus itu, oh ya kamu kuliah apa udah kerja?" tanya Rey yang memang tidak tau latar belakang Dian.

"Saya kerja di restoran tuan." jawab Dian jujur.

"Kenapa tidak kuliah saja, ambil jurusan tata boga pasti nanti kamu bakal jadi chef terkenal." puji Rey yang di jawab senyuman oleh Dian karna tak ingin terlalu membuka masalah hidupnya.

Diki yang sudah tau latar belakang Dian pun mengalihkan pembicaraannya karna merasa Dian tak nyaman membahas masalah kuliah.

"Kak, Lo sama Tomi nanti yang handel meeting sama klien dari Jepang itu ya, gue hari ini gak ke kantor ada yang mau gue urus. Dan Lo Tom Lo urus semuanya gue serahkan meeting ini sama kalian berdua." ucap Diki dan di anggukin keduanya.

"Oh ya baju yang gue minta semalam udah Lo beli?" tanya Diki pada Tomi.

"Udah, bentar lagi di anter, lengkap sama semuanya." jawab Tomi tanpa melihat Diki karna ia sibuk menghabiskan makanan di piringnya.

Ya semalam Diki meminta Tomi membelikan baju buat Dian karna rencananya hari ini Diki akan mengantar Dian pulang kerumahnya karna Diki tau pasti ibu Dian khawatir anak gadisnya tidak pulang semalaman.

.

.

Bersambung....