NovelToon NovelToon
Anhe : Teratai Air Yang Damai

Anhe : Teratai Air Yang Damai

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Anhe gadis yang telah di besarkan dalam lingkaran kegelapan. Hanya mengerti akan pembunuhan, membantai tanpa henti, tugas mematikan yang siap datang setiap waktu. Tanpa di duga gadis itu terbunuh saat menghadapi musuh besarnya. Dia bangkit kembali menjadi seorang gadis muda yang masih berusia lima belas tahun. Gadis dengan tubuh lemah, sakit-sakitan dan terbuang.
Anhe terlahir kembali sebagai putri kelima orang yang hampir dia bunuh. Di menit terakhir Tuan besarnya meminta untuk mundur dan pembunuhan di hentikan. Sehingga keluarga itu selamat dari pembantaian. Dan kini dia harus menjadi salah satu dari Putri perdana menteri pertahanan itu sendiri. Terjerat dalam skema keluarga besarnya bahkan keluarga kerajaan yang saling bertentangan.
Gadis pembunuh itu kini harus siap menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Orang yang di cari

Sesekali kereta berhenti agar kuda tidak terlalu kelelahan untuk melanjutkan perjalanan yang masih sepuluh jalan lagi. Di tengah hujan belantara Li Anhe membuka gulungan dokumen yang ia dapatkan. Dia melihat begitu banyak nama dari anak-anak yang di ambil paksa, atau di beli dari penjual budak. Setiap nama akan tertera tanggal lahir, tempat tinggal, juga nama asli mereka. "Ini yang aku butuhkan untuk saat ini."

Kereta terus melaju selama hampir dua puluh jam hingga sampai di gerbang utama Ibu Kota. Gadis itu membuka kedua matanya merasakan kantuk yang cukup kuat. "Bi er. Aku akan tidur sebentar. Jika sudah sampai di kediaman kamu bisa membangunkan aku."

"Baik."

Li Anhe memejamkan kedua matanya. Selama perjalanan kembali dia sesekali pergi di malam hari untuk melihat di setiap tempat penjagaan rahasia kamp pembunuh. Dengan begitu dirinya dapat mengetahui pergerakan dari Tuan besar yang akan datang ke Ibu Kota. Dia tentu harus melakukan penyambutan besar.

"Nyonya muda, kita sudah sampai." Suara Pelayan Bi er membuat Li Anhe bangun. Mereka berdua turun dari kereta masuk kedalam kediaman.

Pelayan laki-laki datang memberikan penyambutan. "Nyonya muda. Raja kecil sudah menunggu kedatangan anda."

Li Anhe mengerutkan keningnya. Dia mengikuti setiap langkah pelayan laki-laki di depannya masuk kesalah satu ruangan. Pelayan itu pergi setelah mengantarnya Nyonya mudanya masuk. Gadis itu melihat suaminya sudah duduk santai menikmati waktu luangnya. "Suamiku."

Raja kecil Ying tersenyum hangat melihat istrinya yang baru saja datang. Meksipun dia sangat ingin tahu kemana gadis di depannya pergi selama beberapa hari. Tetap saja dia tidak bisa bertanya. "Aku membelikanmu beberapa gaun baru." Mengambil kotak besar dari bawah meja. "Aku juga tidak tahu warna apa yang kamu suka. Jadi memilihkanmu gaun yang menurutku bagus." Membuka bungkusan.

Li Anhe duduk di depan suaminya. Dia tersenyum tipis menatap gaun indah yang ada di hadapannya.

"Apa kamu menyukainya?" Raja kecil Ying menatap istrinya.

"Aku menyukainya. Terima kasih."

Pria muda itu mendorong bungkusan kotak mendekat kearah istrinya. Saat merasa bersalah di saat wajah letih istrinya terlihat, "Beristirahatlah kamu pasti lelah."

Gadis itu bangkit dari tempat duduknya. Raut wajahnya cukup tegas juga lebih berbeda dari biasanya. "Baik. Aku akan pergi dulu." Mengambil kotak berisi gaun dari suaminya membawanya pergi.

Raja kecil Ying menatap bimbang kearah istrinya yang telah berlalu pergi. Hela nafas dalam menekan dirinya. "Chang Lu."

Pengawal Chang Lu masuk kedalam ruangan kamar. "Raja kecil."

"Cari tahu keberadaan Nyonya muda selama tiga hari terakhir. Jangan sampai ada yang terlewatkan," ujar Raja kecil Ying menatap pengawalnya.

"Baik." Pengawal Chang Lu pergi setelah mendapatkan perintah.

Sedangkan Li Anhe masih memikirkan siapa Tuan besar yang saat ini akan datang ke Ibu Kota. Dia telah menjadi pembunuh selama puluhan tahun. Dan meninggal hanya karena satu perintah. "Aku harus menemukannya." Menggenggam kuat ikatan kotak di tangannya. Gadis itu masuk ke dalam kamarnya. Dia mulai berbenah agar dapat segera beristirahat. Keringat sudah terasa sangat lengket juga tidak nyaman.

Li Anhe masuk ke dalam kamar mandi melalui pintu yang langsung menyambungkan ruangan samping. Tidak peduli suhu air cukup dingin di dalam bak mandi. Li Anhe langsung berendam, "Ini sangat menyegarkan." Menyandarkan tubuhnya kearah bak mandi.

Dari arah pintu yang ada di luar pelayan Bi er datang membawa air hangat. Dia dengan hati-hati menuangkan sedikit demi sedikit air di dalam bak. "Bagaimana dengan suhu air ini? Apa Nyonya muda menyukainya?"

"Bi er. Kamu juga lelah. Jangan menyibukkan diri lagi. Cepatlah beristirahat," Li Anhe merasa tidak tega melihat pelayan pribadi yang telah ikut berpergian bersama. Harus selalu menyibukkan diri membantu semua keperluannya setiap harinya.

Pelayan Bi er meletakkan embar di samping bak mandi. "Nyonya muda ini sudah bagian dari tugasku."

"Kamu benar-benar keras kepala. Selalu saja seperti ini," Li Anhe selalu kalah saat berdebat dengan pelayannya masalah pelayanan. Dia sebenarnya tidak ingin terlalu di layani dalam segala hal. Namun pelayan Bi er justru tidak ingin berhenti meski sudah di minta sebelum Li Anhe beristirahat dengan tenang. "Besok. Cari tahu siapa saja pejabat atau orang penting lainnya yang baru akan datang ke Ibu Kota."

"Baik. Saya pasti akan menyelesaikan dengan baik." Pelayan Bi er masuk ke dalam kamar melalui pintu dalam. Dia menata baju ganti untuk Nyonya mudanya.

Setelah selesai berendam Li Anhe langsung berganti baju sesuai penataan pelayan perbadinya. Baju telah di siapkan dengan warna yang sesuai tusuk konde. "Ah," menjatuhkan tubuhnya kearah tempat tidur. Sudah beberapa hari dia tidak tidur dengan nyenyak. Kali ini dia ingin tidur hingga beberapa jam. Baru setelah itu memulai kembali pencarian.

Saat bangun Li Anhe sudah melihat kegelapan di luar ruangan kamar. Jendela juga masih terbuka sebagian. Meksipun udara tidak terlalu dingin namun tetap saja angin cukup kencang menerpa dari luar. Gadis itu mencari baju luarnya agar dapat melangkah keluar.

Pintu kamar di buka,

"Nyonya muda saya sudah menyiapkan makan malam." Pelayan Bi er sudah membawa nampan besar berisi lauk dan nasi.

Li Anhe duduk di kursi, "Bi er. Sekarang jam berapa?"

"Jam delapan malam."

"Suamiku ada di kediaman?" Li Anhe mengambil mangkuk kosong dan sumpit.

"Raja kecil pergi sore tadi dan belum kembali hingga saat ini," jelas pelayan Bi er.

Li Anhe bergumam pelan, "Dia pergi lagi." Menyuap perlahan makanan di piring. Setelah kenyang dia memilih untuk keluar dari ruangan kamar. Merasakan udara segar menerpa dirinya.

"Yi er, kamu sudah bangun?" Suara Raja kecil Ying terdengar dari arah pintu masuk halaman. Di tangannya terdapat lentera berbentuk bunga teratai merah yang indah. Senyuman hangatnya ia tujukan kepada istrinya. "Hari ini ada festival Kebangkitan negara. Di luar sangat ramai. Apa kamu mau pergi bersamaku melihatnya?" Mengarahkan lentera kepada istrinya.

Li Anhe tersenyum tulus, "Tentu. Aku akan bersiap terlebih dulu."

"Baik."

Raja kecil Ying menanti istrinya berbenah hampir lima belas menit lamanya. Baru mereka pergi bersama keluar dari kediaman Raja kecil.

Di sepanjang jalan semua orang memegang lentera di tangan mereka. Senyuman mereka penuh kebahagiaan juga ketenangan. Meskipun di perbatasan tengah mengalami gencatan senjata. Namun tetap saja perayaan kebangkitan harus di adakan.

Jejeran lentera yang telah menerangi jalanan di jalur utama Ibu Kota. Sangat indah juga menawan.

Li Anhe mendorong kursi roda suaminya perlahan sembari menanti jejeran orang-orang yang saling berdesakan. Hanya ada celah kecil untuk mereka bisa berjalan maju.

1
Cha Sumuk
belum bls dendam ke BP nya kok mlh dah pergi ga menarik ah cerita nya
Sri wulandari: Cerita tidak sepenuhnya jalan dalam satu tempat yang sama.
Sri wulandari: Saya membuat cerita bukan menyesuaikan keinginan pembaca. Tapi untuk menyalurkan hobi. Jadi suka atau tidaknya anda dengan cerita ini itu tidak ada kaitannya dengan saya.
total 2 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Rafly Aiman Syah
ku menunggu
Rafly Aiman Syah
author ku menunggu lanjutan cerita ini ya.
semangat dan sehat selalu
Sri wulandari: Sudah saya up kk. Masih dalam peninjauan. Sabar ya😊❤️
total 1 replies
Rafly Aiman Syah
cerita yg menarik dan alur yg tidak bertele-tele
Rafly Aiman Syah
thor terimakasih untuk cerita yg menarik.
semangat terus dan bisa menciptakan banyak karya terbaik kedepan nya
Rafly Aiman Syah: sama² thor
Sri wulandari: Terima kasih atas dukungannya kk.😊❤️
total 2 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Etty Rohaeti
lanjut Thor
Etty Rohaeti
lanjut
Etty Rohaeti
terima kasih Thor
lanjut
Sri wulandari: siap.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!