Demi melanjutkan hidup, Hanum terpaksa melarikan diri keluar kota untuk menghindari niat buruk ayah dan ibu tiri yang ingin menjualnya demi memperbanyak kekayaan. Namun siapa sangka kedatangannya ke kota itu justru mempertemukannya dengan cinta masa kecilnya yang kini telah menjadi dosen. Perjalanan hidup yang penuh lika-liku justru membawa mereka ke ranah pernikahan yang membuat hidup mereka rumit. Perbedaan usia, masalah keluarga, status, masa lalu Abyan, dan cinta segitiga pun turut menjadi bumbu dalam setiap bab kisah mereka. Lalu gimana rasanya menikah dengan dosen? Rasanya seperti kamu menjadi Lidya Hanum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seventeen
"Hanum kamu mau pergi kemana?" Tanya Mario, ketika melihat Hanum dan July hendak pergi keluar rumah.
"Mau kerja kelompok dirumah Devi" jawab Hanum.
Mario lalu melihat jam di pergelangan tangannya.
"Nggak bisa besok-besok aja?"
Ekspresi Hanum berubah menjadi kesal.
"Ini tuh tugas sekolah besok dikumpul"
"Jam berapa kamu pulang?" Tanya Mario lagi.
"Nggak tau, tapi kemungkinan sore"
"Sore?? Jam berapa?"
"Memangnya kenapa sih? Kalau ayah tanya-tanya terus ntar lama"
"Ayah cuman mau ingetin kamu, malam ini kita diundang kerumah mewahnya pak Wijaya untuk makan malam"
"Sebelum jam 5 sore kamu harus udah pulang"
Hanum menatap ayahnya dengan kesal, ia mengepalkan tangannya.
Tanpa menjawab perkataan ayahnya, ia segera menarik lengan July untuk keluar dari rumahnya.
"Hanum??? Kamu denger gak ayah bilang apa?" Teriak Mario.
Namun Hanum tidak menjawabnya.
Mario kesal. "Dasar anak kurang ajar"
Ketika jarak mereka sudah jauh dari gang rumah Hanum, mereka pun berhenti berlari.
Nafas mereka terengah-engah, July membungkuk sambil memegang kedua lututnya. Ia mengatur nafasnya dengan perlahan lalu duduk di bawah pohon karena lelah.
"Duduk dulu gih, gue capek banget"
Hanum melihat July yang mengeluarkan banyak keringat karena banyak berlari, ia pun ikutan duduk didekat Juli.
"Kelewatan bener yah bokap Lo itu Hanum, jadi Lo beneran mau nikah sama kakek tua itu??" Tanya July.
"Ga ada pilihan lain, itu satu-satunya cara supaya ibu gak di sakitin lagi sama ayah"
"Emang Lo yakin setelah Lo menikah sama kakek tua itu, orang tua Lo bakal damai? Lo percaya sama perkataan bokap lo Hanum?"
Hanum terdiam ketika mendengar pertanyaan teman yang sejak kecil selalu menemani nya itu. July memang sangat kenal dengan keluarganya. Ayahnya bukanlah orang yang selalu menepati janjinya dengan mudah.
Hal ini membawa Hanum mengingat masa kecilnya.
Waktu itu Hanum masih berumur 5 tahun, ia sangat ingin dibelikan gulali oleh ayahnya. Ayahnya berjanji bahwa nanti malam ia akan membawa Hanum ke pasar malam untuk membeli gulali. Hanum terus menunggu ayahnya di teras rumah, hingga jam 10 malam ayahnya tak kunjung pulang. Ibunya sangat cemas, Hanum sampai tertidur di teras karena menunggu ayahnya. Namun ternyata ayahnya tidak pulang-pulang selama sebulan karena menjadi buronan polisi.
Hanum sangat sedih, setiap hari ia selalu menanti kedatangan ayahnya. Bahkan ia menjadi anak yang rajin demi mendapatkan perhatian dari ayahnya. Saat ayahnya pulang Hanum memberikan sebuah pelukan hangat untuk ayahnya, namun dengan kasarnya Mario malah mendorong Hanum hingga terjatuh.
"Jangan ganggu aku anak sialan" ucap Mario.
Perkataan itu sangat melekat di ingatan Hanum bahkan sampai saat ini. Apa yang ia lihat saat masih kecil terekam dengan sangat jelas di ingatan Hanum. Ayahnya yang selalu menyiksa ibunya, yang selalu membuat ibunya menangis, memukul dan berkata kasar pada dirinya.
Hanum membuyarkan lamunannya.
"Yuk kita kerumah Devi" ucapnya seraya beranjak dari posisi duduk nyamannya.
July mengangguk dan mengikuti Hanum dari belakang.
***
Mario menyalakan mesin mobilnya dan berlalu pergi untuk menjemput Hanum yang belum pulang kerumah. Mario sangat kesal, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Dasar anak sialan, kerjaannya selalu menyusahkan"
Mario akhirnya sampai di rumah Devi, komplek kecil dan sedikit kumuh. Ia menurunkan kaca mobilnya, dan mengklakson beberapa kali.
Ibu Devi keluar dan bertanya.
"Maaf, bapak cari siapa ya?"
"Saya cari anak saya, Hanum"
"Oh Iyah pak, sebentar saya panggilkan"
Ibu Devi kembali masuk kedalam dan memanggil Hanum.
"Hanum itu ayah kamu nyariin kamu"
"Ha? Dia kesini?"
"Iyah buruan deh kamu pulang, kayaknya itu ayah kamu marah banget"
Hanum pun membereskan buku-bukunya dan memasukkannya kedalam tas. Tak lupa ia menyalim ibu Devi, mereka mengantarkan Hanum sampai keluar rumah.
Terlihat Mario menatap mereka dengan kesal, Hanum perlahan berjalan mendekati mobil ayahnya.
"Kamu itu gak punya telinga ya? Tadi ayah bilang apa?"
"Tugas nya banyak"
"Udah cepetan masuk kedalam mobil" Pinta Mario.
"Sekalian antar July pulang, rumah kita searah" ucap Hanum.
"July ayo pulang bareng, ini udah sore banget. Nanti kamu kenapa-napa lagi di jalan"
July pun berpamitan pada Devi dan juga ibunya, lalu menghampiri Hanum dan ikut masuk kedalam mobil.
Setelah mengantar July pulang kerumah nya, mereka pun bergegas pergi kerumah Wijaya.
"Kita gak pulang kerumah dulu?" Tanya Hanum.
"Nggak usah, mau ngapain?" Tanya Mario.
"Ibu dirumah sendirian"
"Kalau ibu mu ikut, yang ada dia malah ikut campur"
"Ayah keterlaluan ya, jangan-jangan ayah mau ninggalin aku lagi disana" curiga Hanum.
"Kita cuma makan malam doang disana Hanum"
"Aku gak percaya sama perkataan ayah, kita balik kerumah sekarang atau..." Hanum menggantung kalimatnya.
"Atau apa? Mau apa kamu?"
Hanum nekat membuka pintu mobil ketika mobil sedang berjalan.
"Hanum???? Apa-apaan kamu? Ayah lagi nyetir kamu mau apa?"
"Kalau kita gak balik kerumah sekarang, aku bakalan nekat lompat keluar dari mobil ini"
Mario segera menghentikan mobilnya dengan rem mendadak.
"Apa-apaan kamu ini? Udah gila kamu?"
"Kita balik kerumah sekarang"
Mario mengeratkan pegangan tangan nya pada stir mobil. Ia pun segera memutar balik arah menuju rumah mereka.
Begitu sampai dirumah, Hanum keluar dari mobil dan memanggil ibunya.
"Kamu dari mana aja Hanum?" Tanya Ratna khawatir.
"Ibu ayo kita pergi" ajak Hanum.
"Mau kemana lagi nak?"
"Kalian bisa cepat sedikit gak? Kita udah terlambat ini" teriak Mario dari dalam mobil.
"Kita mau kerumah pak Wijaya Bu, dan aku nggak akan pergi tanpa ibu" ucap Hanum.
Ratna menggenggam tangan putrinya.
"Kita akan selalu sama-sama" ucap Ratna.
Mereka pun berjalan menghampiri mobil dan masuk kedalamnya.
***
Mereka sampai dirumah megah milik Wijaya, beberapa pelayan menyambut kedatangan mereka. Dan menuntun mereka keruang tamu.
"Wah pak Wijaya, mohon maaf atas keterlambatan kami" ucap Mario.
"Ah tidak apa-apa, silahkan duduk" ucap Wijaya.
Mario lalu memberikan paper bag pada Hanum.
"Cepat mandi dan ganti baju"
"Maaf pak Wijaya, sepertinya Hanum harus ganti baju dulu. Tidak enak dipandang kalau dia seperti ini"
"Oh iya silahkan, Olla tolong antarkan calon istri saya keruang ganti baju di atas"
Pelayan bernama Olla itu mengangguk dan mempersilahkan Hanum untuk berjalan mengikutinya.
Hanum pun dengan terpaksa mengikuti nya, Ratna hendak mengikuti Hanum namun Mario mencengkeram lengannya dengan kuat.
"Jangan pergi" bisik Mario.
Hanum memberikan isyarat pada ibunya bahwa ia bisa sendiri. Ia kembali mengikuti pelayan itu ke lantai atas.
Hanum pun membersihkan dirinya dan berganti pakaian. Kali ini ayahnya terlihat waras karena memberikan pakaian nyaman untuk dirinya.
Setelah berganti pakaian Hanum pun kembali menemui pelayan yang setia menunggunya di luar ruangan.
"Kamu ini cantik banget" puji Olla.
"Ah mbak bisa aja, tapi terimakasih"
"Tapi kamu kenapa mau menikah sama pak Wijaya?"
"Aku gak punya pilihan lain mbak, hutang kami udah terlalu banyak dimana-mana. Sampai-sampai aku yang harus jadi barang pelunasan hutang" jawab Hanum dengan sedih.
Saat hendak kembali ke bawah, Hanum tertarik dengan sebuah kamar yang di gembok dari luar.
"Mbak itu kamarnya kenapa di gembok?" Tanya Hanum.
"Ah itu, sengaja digembok supaya istri pertamanya pak Wijaya gak kabur" jawab Olla.
"Istri pertama?" Tanya Hanum dengan raut wajah terkejut.
"Iyah istri pertamanya pak Wijaya itu setres karena gak bisa punya anak"
"Jadi dia masih punya istri?" Kaget Hanum.
"Ya masih lah dek, sini deh aku kasih tau. Mendingan kamu tuh jangan mau dinikahin sama pak Wijaya, umur kamu masih muda banget ntar kamu disakitin lagi sama dia" ucap Olla.
"Istri pak Wijaya itu banyak, kalau sampai istri nya yang lain tau kalau dia nikah lagi. Bisa ngamuk itu istri-istri nya"
"Dia juga udah punya anak dari istri kedua nya, kira-kira anaknya juga seumuran kamu yang perempuan" sambung Olla.
Hanum terkejut mendengar perkataan Olla.
"Kamu itu masih sangat muda, perjalanan kamu masih panjang"
"Mbak makasih banget loh infonya, aku sangat berterimakasih sekali sama mbak. Akhirnya aku tau semuanya"
"Saya ngasih tau gini juga, karena saya ngerasa kasihan. 3 bulan yang lalu pak wijaya juga baru aja menikah sama gadis umur 18 tahun. Bapak nikahin tuh gadis karena udah dihamilin. Tapi ternyata baru 1 bulan kehamilan, istrinya malah keguguran. Kalau gak salah udah 3 kali keguguran " ucap Olla.
"Kalau boleh tau, keguguran karena apa yah mbak?" Tanya Hanum.
"Ya tekanan batin lah apalagi?"
"Setelah melakukan berbagai macam pemeriksaan ke dokter, dia divonis kena kanker. Waduh denger pernyataan dokter, pak Wijaya frustasi banget" sambung Olla.
"Kalau boleh tau, istrinya pak Wijaya ada berapa mbak?" Tanya Hanum.
"Ada 3 dek, tapi bapak itu punya banyak banget perempuan simpanan. Setiap hari ada aja perempuan yang dibawa kerumah ini" ucap Olla.
"Kenapa dia gak nikahin perempuan simpanan nya juga?" Tanya Hanum.
"Kalau itu sih aku juga gak tau dek" jawab Olla.
"Anaknya pak Wijaya ada berapa mbak?"
"Anak pak Wijaya itu baru 1, itu pun dari istri keduanya yang tadi aku bilang diawal"
Hanum sangat terkejut mendengar semua informasi yang keluar dari mulut Olla. Sungguh diluar dugaan ternyata Wijaya ini benar-benar penipu dan pedofil. Ia bahkan baru menikah 3 bulan yang lalu? Benar-benar sulit untuk di percaya namun inilah faktanya.
***
Lanjut lee
gue bolak balik check mana cuman 1 bab lagi Thor 😭😭 tegaaaaaa banget...
Btw gue suka banget kak, sama pemeran pendukung nya, dimas sama Arumi semoga jadian yaaa 🤣🤣🤣🤣