Dibenci keluarga karna di anggap pembawa sial, Azeeyra Briliant aksara di usia 17 tahun harus hidup menderita dalam caci maki keluarganya.
zee adalah pangilan gadis berpenampilan cupu itu dengan rambut kuncir dua, kaca mata bulat nan tebal serta baju dan rok kebesaran dari tubuhnya, zee kerap kali di bully oleh teman sekolahnya, meski memiliki otak yang pintar tak membuat ayah dan kakak kandung zee bangga atas prestasi yang didapatkan, ia di benci karna dianggap sebagai pembunuh mamanya yang meninggal sewaktu melahirkan zee karna pendarahan, sejak saat itu ayah zee tak pernah menggangap gadis kecil itu sebagai putrinya, ia di rawat oleh seorang pengasuh bernama bi jum, hanya dari pengasuh itulah zee mendapat kasih sayang, pun dengan kakak kandung zee daniel aksara juga membencinya, daniel kecil mengira zee sudah menyedot darah sang mama sehingga mengakibatkan mamanya meninggal, rasa benci terus berlanjut hingga mereka dewasa.
lantas apa zee akan bertahan di keluarga itu,?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gebi salvina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HARIS MURKA
"gimana persiapan nanti malam. " tanya reynard pada abi disaat mereka sudah sampai di markas dragon.
Rencana nya nanti malam mereka akan ikut balapan dengan geng martin, geng martin selalu tidak terima setiap tanding jika ia kalah, maka akan selalu minta ulang. Entah sudah berapa kali ia di kalah kan reynard, malam ini reynard menerima undangan balap martin, karna tiap hari saka terus diteror pesan dari martin mengajak reynard balapan. Semoga kekalahan kali ini bikin si martinus itu kapok.
"semua sudah beres, tinggal cek motor lo sebentar. " balas abi, sambil merebahkan dirinya di sofa markas. Reynard hanya menganggukkan kepala mendengar ucapan abi, sementara tangannya sibuk mengotak atik ponselnya.
...****************...
"dari mana saja kau?" Langkah kaki zee terhenti saat mendengar suara laki laki tua. Gadis itu menoleh kebelakang dan mendapati seorang laki laki tua sedang duduk santai di sofa ruang tamu.
" sekolah. " sahut zee singkat, tanpa menatap pria tua itu.
"huh, anak pembawa sial seperti mu ini tidak ada gunanya sekolah. Buang buang uang menantu ku saja. "ucap pria tua itu sinis.
Tangan zee terkepal kuat, hingga buku buku jarinya memutih, mendengar ucapan pria tua itu, dada gadis itu rasa nya sangat panas. Ucapan pria tua yang statusnya adalah kakek zee dari pihak ibunya itu, benar benar membuatnya sesak. pria bernama Haris janendra itu adalah ayah dari ibunya.
"aku naik dulu. "ucap zee mencoba mengabaikan kalimat menyakitkan itu.
"lebih baik kau memikirkan dosamu yang sudah membunuh putriku itu, meski kau sekolah juga tidak akan menghapus fakta bahwa kau seorang pembunuh. "kalimat haris itu kembali menghentikan langkah kaki azeeyra. Gadis itu menurun kan selangkah kakinya kebawah tangga, ia menoleh dan menatap tajam ke arah haris.
"kenapa? Kau mengakui dosamu, kau sudah menyadarinya? " seru haris dengan senyum remeh. "pikirkanlah bagaimana kau mendapatkan ampunan dariku. Itu tidak akan mudah, bahkan jika kau menjilat kaki ku." sambungnya lagi.
azeeyra terkekeh sini mendengar ucapan haris, hampir tiap kali mereka bertemu, maka tua bangka ini akan mengatakan kalimat yang sama. Menyuruhnya minta ampun, mengatakan segala dosa, serta caci maki, tak tuput dari mulutnya.
"katakan, bagaimana cara ku membunuh putrimu itu. " tanya zee melangkah mendekati haris. Zee tak habis pikir bagaimana bisa mereka menuduh seorang bayi yang baru lahir membunuh ibunya.
Haris menatap tajam azeeyra yang juga menatapnya dengan wajah datar. "kau berani menantang ku? kau memang anak tak tau di untung, menyesal aku membiarkan mu hidup, kurang ajar. "murka haris dengan suara keras, hingga menggema keseluruh rumah.
Zee menunduk dan meremas dadanya yang terasa sakit, sesak. Kenapa harus aku? Kenapa bukan aku saja yang mati waktu itu?
terdengar derap langkah kaki menuruni anak tangga, daren muncul bersamaan dengan daniel yang baru pulang dari kantor, ia langsung berlari menghampiri haris yang terlihat emosi.
" ada apa ayah, kenapa ayah begitu marah? " daren mengusap punggung mertuanya, dan membantu nya duduk kembali di sofa, setelah tadi berdiri saat meneriaki azeeyra.
"siapa lagi yang bisa membuat ku marah seperti ini, kalau bukan anak pembawa sial ini. " tunjuk haris pada zee dengan wajah merah.
"terimakasih atas pujiannya pak haris. "sahut zee datar, hal biasa bagi azeeyra, caci maki, dan kalimat pedas adalah makanan sehari harinya. ia tumbuh tanpa kasih sayang, terbiasa sendiri tanpa ada dukungan keluarga.
"anak brengsek, kurang ajar, pergi kau dari hadapanku!"
Prang.
satu asbak rokok terbang melayang menghantam pelipis azeeyra, hingga pelipisnya mengeluarkan darah. Zee bisa saja mengelak, tapi gadis itu sengaja membiarkan dirinya terluka, dengan begitu, ia akan ingat rasa sakit ini , saat penyesalan menghampiri si tua bangka itu nanti. Maka tidak ada kata maaf untuknya.
Melihat mertuanya mulai mengamuk, daren menyuruh daniel membawa azeeyra ke kamarnya, di tambah luka di kening gadis itu sudah mengeluarkan banyak darah.
Sesampai di depan kamar, azeeyra menghentikan langkahnya. "aku bisa sendiri! " ucap zee melepaskan tangan daniel di bahunya.
"biar ku bantu membersihkan luka mu" balas daniel yang siap melangkah masuk kamar azeeyra.
Melihat daniel yang akan membuka pintu kamarnya azeeyra berteriak marah. "stop, " dengan nafas memburu zee melangkah cepat menghalangi pintu.
zee menatap nyalang kepada daniel. "berhenti sok perhatian padaku!, pergilah dan jangan mengganggu ku. "Teriak zee dengan keras, matanya merah menahan sakit bercampur amarah, rasanya ingin sekali meledakkan rumah ini.
Daniel terperanjat kaget mendengar suara zee, ini pertama kalinya daniel melihat zee benar benar marah. Ada rasa takut saat daniel melihat mata merah zee, seperti pisau yang siap menghujam jantungnya.
Brakk. . .
Zee menutup pintu kamarnya dengan keras, ia menguncinya meninggalkan daniel yang masih shock melihat kemarahan zee.
...****************...
Pukul 00:00
Reynard membuka pintu kamarnya pelan. Lalu melangkah keluar kamar tanpa suara. rey melihat kiri kanan sepi, merasa aman rey melajukan langkahnya dengan cepat tanpa suara.
Tepat saat ia akan menuruni tangga, ia melihat ke lantai bawah sudah gelap, ia melangkah pelan-pelan.
"mau kemana rey. "
"****! " reynard mengumpat dalam hati karna terkejut dengan suara berat daddy nya itu. Ia menajamkan penglihatannya dan melihat daddy nya keluar dari dapur, ditangan kanan nya ada sebuah gelas berisi air minum.
"daddy mengejutkan aku, kenapa berjalan dalam gelap. "
daddy erik tersenyum miring. "kenapa? Kau ingin melarikan diri, langkah kakimu sudah seperti pencuri profesional. " ejek erik
"ck, daddy berisik, aku pergi, anak anak sudah menungguku. " tutur reynard.
"ini kah gayamu, minta izin orang tua dengan nada memerintah. "balas bara.
" aku ingin balapan motor. "ucap reynard datar.
"apa kau ingin minta izin mommy, kebetulan mommy terbangun tadi karena haus."pancing erik sambil menggoyangkan gelas berisi air di tangannya.
Reynard menatap kesal daddynya yang saat ini tersenyum manis, namun terlihat menyebalkan di mata reynard." dad, jangan mancing keributan di waktu sekarang, aku izin pergi balap ya dad. " tutur reynard dengan nada terpaksa.
Daddy erik terkekeh kecil melihat reynard kesal, erik suka sekali membuat putra semata wayangnya ini marah, ada kepuasan sendiri baginya tiap kali berhasil membuat reynard marah. Agak lain emang orang tua satu ini.
"baiklah, jangan pulang terlalu malam, apalagi sampai pagi, jika mommy mu tau, bukan cuma kau yang kena, daddy juga akan kena imbasnya. "papar daddy erik
" ok dad, sampai jumpa besok pagi. " balas reynard berlari cepat meninggalkan erik yang sudah melotot mendengar ucapannya. Ayah dan anak sama sama jail dan usil.
"ck, aku akan membuat anak satu lagi, tentu saja tidak seperti dia. " celetuk erik dengan kesal.
...****************...
Kembali ke kamar azeeyra, setelah mengunci pintu kamarnya zee terduduk dilantai, ia menyandarkan punggungnya di daun pintu kamarnya, bahunya bergetar menahan tangis, rasanya begitu sesak, dari kecil hingga ia remaja sekali saja tak boleh kah ia merasakan bahagia.
"hiks.. hiks, mama, kenapa mama pergi setelah melahirkan azeeyra ma, apa mama ngak menyukai zee ma, apa zee benar benar pembawa sial. " zee terisak dengan tubuh bergetar.
Darah di kening nya masih menetes hingga lehernya. "zee boleh ikut mama ya ma? Zee udah ngak kuat, ngak ada yang sayang sama zee ma, zee mohon, zee ingin ikut mama." Zee terus menangis hingga lemas ditambah luka di keningnya yang membuatnya merasa pusing.
azeeyra berdiri dari duduknya lalu dengan langkah tertatih zee berjalan menuju meja hias, ia duduk dan melihat dicermin, lukanya masih berdarah. Zee tersenyum melihat pantulan dirinya. Ia membuka laci dan mengambil kotak obat, zee membersihkan lukanya dengan alkohol lalu mengambil kapas dan meneteskan obat merah lalu menempelkan ke pelipisnya.
azeeyra berjalan menuju kamar mandi, ia membersihkan diri dan mengganti baju, setelahnya zee berjalan naik keranjang lalu merebahkan diri, nyaman. Zee tertidur dengan perut kosong, dan sesekali luka dikepalanya terasa berdenyut.