Jika kematian adalah akhir bagi kehidupan setiap orang yang hidup di dunia ini.
Hal tersebut justru merupakan awal perjalanan baru bagi seorang pemuda yang kembali harus menjalani kehidupan nya sekali lagi setelah kematian nya itu...
Mampukah pemuda tersebut menjalani kehidupan keduanya itu? atau justru harus berakhir sama seperti kehidupan sebelum nya?.
Karena jalan yang akan pemuda itu tempuh setelah nya tidak akan semudah seperti apa yang ia alami di kehidupan pertama nya.
Ya meski di dua kehidupan tersebut sang pemuda harus menjalani berbagai kepahitan hidup, tetap saja di kehidupan keduanya itu akan lebih menakjubkan dan akan lebih menantang dari kehidupan nya sebelumnya.
Penasaran?...
Yok Baca di sini 👇
.
.
.
.
.
.
.
👉 Pewaris Dewa Terkuat 👈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatiih Romana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.33
Setelah pergi cukup jauh dari tempat sebelum nya, terlihat saat ini Zain tampak menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Ling Fan yang berada di belakang nya.
"Ikut aku!"
Setelah mengatakan itu, Zain pun langsung melesat terbang ke atas tebing yang cukup tinggi di atasnya.
Zain melakukan itu untuk mendatangi tempat Fang Luyu berada terakhir kali, karena hanya dengan begitu maka ia bisa menemukan kelompok Jing Li dengan cepat mengingat mereka satu kelompok sebelum nya.
Tak lama kemudian...
Zain dan Ling Fan pun berhasil naik ke tebing tinggi itu dan kini keduanya berada di bibir jurang tempat Fang Luyu mengakhiri hidupnya sebelum nya.
"Ternyata kamu benar saudara, dia memang bunuh diri sebelum nya." ucap Ling Zain setelah melakukan pelacakan aura sebelum nya di tempat itu.
Dan menemukan jika menang hanya ada aura Fang Luyu saja di sana, yang artinya wanita itu memang datang ketempat ini seorang diri untuk melakukan hal itu.
Setelah itu keduanya pun langsung menelusuri jejak aura dari Fang Luyu yang kemudian membawanya mereka berdua ke tempat tak jauh dari lokasi Fang luyu dan kelompok Jing Li berada sebelum nya.
Namun aura itu menghilang disana yang menunjukkan jika Fang Luyu sebelum nya sengaja tidak mengaktifkan kekuatan nya dari awal saat pergi dari tempat nya, maka dari itu para anggota kelompok nya tidak bisa mendeteksi kemana arah perginya sebelum nya.
"Setelah ini kita kemana saudara?" tanya Ling Fan bingung karena aura Fang Luyu berakhir begitu saja di tempat itu.
Zain tidak langsung menjawabnya melainkan ia kini terlihat tengah memejamkan matanya kemudian melepaskan kesadaran dari kekuatan alam dewa nya untuk mencari jejak lain yang bisa ia temui di sekitar tempat itu.
Dan benar saja, puluhan kilometer dari tempat itu Zain menemukan jejak aura dari banyak sekali kultivator yang kemungkinan sebelum nya pernah berada di sana.
Dan dari banyak nya aura itu Zain menemukan jika itu merupakan milik Jing Li dan Fang Luyu, yang membuktikan jika di tempat itulah kemungkinan kelompok itu singgah sebelum nya.
"Ketemu, ayo ikut aku!" ucap Zain menoleh ke arah Ling Fan.
Setelah itu, Zain pun langsung melesat ke arah tempat itu yang kemudian do ikuti oleh Ling Fan.
Sesampainya di sana, Zain dan Ling Fan pun langsung memeriksa semua area itu untuk mencari petunjuk kemana kelompok itu pergi.
Hingga kemudian Zain menemukan jejak aura mereka semua yang nampaknya pergi ke arah selatan beberapa jam yang lalu, itu bisa Zain ketahui dari aura mereka semua yang hampir memudar saat ini.
"Ayo kita berburu saudara." ucap Zain dengan senyum tipis di bibir nya.
Membuat Ling Fan merasa sedikit merinding setelah melihat senyum dari sepupu nya itu.
Namun kemudian Ling Fan pun juga tersenyum setelah nya karena ia mengetahui jika kemungkinan sepupu nya itu sudah menemukan kemana perginya Jing Li dan kelompok nya itu.
Kemudian karena tak ingin terlalu lama untuk menemukan mereka, Zain pun langsung memegang pundak Ling Fan dan membawanya terbang dengan kecepatan penuh nya.
Membuat Ling Fan hanya bisa melongo tak percaya dengan itu, beruntung Zain sudah melapisi tubuh nya dengan aura milik nya, jika tidak saat ini mungkin Ling Fan sudah muntah muntah karena kecepatan terbang milik Zain itu.
.
.
.
Sementara saat ini di tempat lain.
Terlihat dua kelompok tengah bertarung satu sama lain, atau lebih tepatnya salah satu dari kelompok itu tengah mengajar kelompok lainnya,
yang mana saat ini terlihat Jing Li nampak berdiri dengan angkuh nya seraya memerintahkan anggotanya untuk memukuli kelompok lain yang kebetulan berpapasan dengan kelompok nya.
"Cukup, jangan sampai kalian membunuh mereka, karena akan sangat merepotkan jika sampai hal ini di ketahui oleh orang orang yang ada di luar sana." perintah Jing Li pada anak buahnya itu untuk menghentikan aksinya itu.
Dimana saat ini semua anggota kelompok yang mereka pukuli itu sudah dalam ke adaan mengenaskan dengan banyak sekali darah yang keluar dari tubuh mereka hingga mengotori baju yang melekat di tubuh mereka.
"Ambil semua cincin penyimpan mereka semua kemudian kita langsung pergi dari sini." lanjut Jing Li memberikan perintah nya.
"Mengerti tuan Muda."
Setelah itu mereka semua pun langsung melucuti cincin penyimpan yang ada di jari jari korban mereka itu tanpa menyisakan satupun.
Kemudian setelah itu Jing Li dan kelompok nya itu pun langsung pergi begitu saja dari sana tanpa mempedulikan mereka lagi.
Di luar alam kecil, di tempat kompetisi.
Para penonton yang sebelum nya melihat apa yang di lakukan oleh Jing Li dan kelompok nya itu pun langsung mencaci kelompok itu dan mendesak tuan kota untuk mendiskualifikasi mereka karena menurut mereka itu tidak bisa di toleransi lagi.
Tapi para penonton pun di buat tak berdaya setelah tuan kota membuka mulutnya untuk menanggapi hal itu.
"Aku tidak bisa mendiskualifikasi mereka karena memang mereka tidak melanggar peraturan apapun yang aku sebutkan sebelumnya, karena korban mereka tidak ada yang meninggal karena hal itu, sebab aturan dari kompetisi ini hanya satu yaitu di larang membunuh, maka selain dari itu mereka semua bebas melakukan apapun di dalam sana."
"Hahahaha kalian dengar itu, tidak ada pelanggaran apapun yang di lakukan kelompok cucuku itu, jadi berhentilah kalian menyalahkan cucuku dan kelompok nya, dan sebaik nya kalian salahkan saja kelompok lemah itu karena di kompetisi ini yang kuatlah yang boleh melakukan apapun."
ucap Jing Bu dengan suara lantang nya, membuat seluruh penonton yang mendengar itu semakin membenci keluarga Jing atas tindakan tidak tahu malunya itu, apalagi Patriak nya pun malah membenarkan hal menjijikkan itu yang mana itu semakin menyulut emosi mereka saat ini.
Namun meski begitu mereka tidak bisa melakukan apapun dengan itu, karena mereka sadar akan posisi mereka yang tidak sebanding dengan kekuatan keluarga itu.
Sementara Ling Long yang mendengar ucapan sombong Jing Bu itupun langsung tersenyum dingin di bibir nya saat ini.
"Jing Bu, apakah yang kamu katakan sebelum nya benar?" tanya Ling Long menatap Jing Bu.
"Apa maksudmu Patriak Long?" tanya Jing Bu tidak paham dengan pertanyaan itu.
"Mengenai ucapan mu yang menyinggung soal hanya yang kuatlah yang boleh bebas melakukan apapun, apakah ini benar?'' ucap Ling Long sekali lagi.
Mendengar penjelasan Ling Long itu, Jing Bu pun langsung tertawa dengan sombongnya sebelum berkata.
"Tentu saja benar, karena yang kuatlah yang memiliki hukum itu sendiri." jawab nya dengan sedikit mencibir ke arah Ling Long.
"Aku harap kata katamu ini masih kau ingat sampai akhir acara Jing Bu, dan aku harap kamu tidak menjilat kembali ucapan mu itu."
jawab Ling Long dengan senyum tipis nya kemudian ia langsung mengalihkan pandangannya lagi ke aray di depan nya tanpa mempedulikan lagi Jing Bu yang nampak bingung dengan apa yang ia katakan sebelumnya itu.