Pewaris Tersembunyi

Chapter 027. RENCANA ALDA.

\=

Dua mobil off-road melaju dengan sedang di jalan utama kota Emerald, mereka melewati jalan ini karena akan menuju ke Hotel Kota Emerald sesuai arahan dari Sinta.

Hotel ini adalah milik keluarga Setiadi, namun di kelola independen oleh grup Langit Perkasa yang di pimpin oleh cabang keluarga Setiadi.

Pusat dari grup Langit Perkasa ada di kota Emerald kecil yang berbasis di timur wilayah kota Emerald.

Karena di sana juga adalah pusat dari bisnis grup Langit Perkasa yang ada di bawah naungan keluarga Setiadi! Namun banyak orang yang tidak tahu pemilik asli dari grup Langit Perkasa jangankan orang biasa seorang pengusaha besar saja tidak banyak yang tahu.

Yang orang-orang tahu grup Langit Perkasa sangatlah kuat dalam hal finansial, di tambah ada desas-desus bahwa grup Langit Perkasa di dukung oleh keluarga yang kuat.

Sehingga banyak pesaing yang tidak ingin bertarung secara langsung dengan grup itu, karena grup Langit Perkasa termasuk salah satu perusahaan terkuat di kota Emerald.

"Hey, kenapa kita tidak langsung kembali ke kediaman keluarga Setiadi?" ucap Alda yang duduk di bangku baris ke dua di temani oleh Sinta.

"Apa kakak tidak ingin mandi dan istirahat?" tanya Sinta.

"Ya, untuk hal seperti ini aku yakin tidak butuh!" jawab Alda.

"Tapi aku butuh!" jawab Sinta singkat.

Padahal dia melakukan ini karena dia ingin terus berada dekat dengan Alda dan lebih lama bersenang-senang, mungkin dia akan mengajak semuanya seperti sedang berlibur di kota Emerald.

Setelah di jawab singkat oleh Sinta seperti itu, Alda hanya diam sedangkan Dion hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil mengemudi.

Dion adalah orang yang selalu memahami karakter orang dengan sangat mudah, jadi dia langsung tahu bahwa Sinta sepertinya sudah menyukai Alda sejak pertemuan pertama mereka.

Akhirnya kedua mobil itu sampai ke Hotel Kota Emerald, hotel ini seperti pusat dari kota Emerald karena memiliki area yang sangat luas dan tinggi gedung juga menakjubkan.

Hotel ini berdiri beriringan bersama, dengan kedua gedung pencakar langit saling terhubung satu sama lain dengan Hibrid yang ada di tengah-tengah antara gedung.

Sehingga gedung itu seperti sedang bercengkrama mesra, dengan menakjubkannya gedung hotel kota Emerald ini banyak orang luar yang menginap di hotel kota Emerald! Bahkan jika ada acara besar hotel ini menjadi rekomendasi pencarian paling utama.

"Hotel ini sangat besar, kenapa kita sebelumnya tidak melihat hotel sebesar ini yah?" tanya Tama setelah mereka berlima berdiri di depan dua gedung Hotel Kota Emerald.

"Kita sebelumnya tidak fokus dan tidak melewati jalan ini! Apa kamu pikir kota Emerald ini sekecil daun buah plum?" tanya Alda.

"Benar kata Alda kota Emerald sangat luas, jadi wajar banyak hotel besar di kota ini! Itulah kenapa kita sebelumnya tidak melihat hotel ini!" Riko ikut menimpali.

"Sudahlah ayo masuk, membahas itu cukup nanti saja!" ucap Sinta.

Ke lima orang itu langsung masuk melalui lobi Hotel Kota Emerald, Sinta langsung mengurus semuanya. Sedangkan empat orang lainya menunggu dengan tenang.

Sinta mengurus dengan cepat, dia memesan kamar Suite Connecting Room ini adalah akal-akalan Sinta agar berbeda kamar dengan mereka namun tetap terhubung.

Hotel Iki banyak menyediakan model kamar, sehingga tinggal kita memilih mana yang paling cocok dengan selera kita.

Setelah selesai, kelima orang itu sudah berada di kamar! Karena ini kamar Suite Room sehingga cukup luas untuk mereka tempati.

Ada banyak fasilitas, bahkan mini pantry bahkan ada dapur di sana! Meskipun kebanyakan orang di hotel tidak membutuhkan itu karena lebuh memilih layanan restoran di hotel itu.

*

Sedangkan di luar Hotel Kota Emerald, seseorang langsung memukul setir mobil sedan yang di naiki saat ini.

"Sial, kenapa mereka malah masuk ke dalam hotel itu!" keluh dia dengan sangat kesal.

Akhirnya dia hanya bisa menelfon ke bosnya yaitu Sugi.

"Bos, mereka masuk ke dalam Hotel Kota Emerald!" ucap dia setelah panggilan itu terhubung.

"Oh, sepertinya mereka orang yang tahu akan celaka jika tidak mencari perlindungan?" jawab Sugi dari sebrang telfon.

Sebelum dia tidak berani bergerak karena Hotel Mercure milik keluarga kuat di ibu kota, sekarang mereka masuk ke hotel yang di dukung kekuatan kuat lainya.

Sehingga Sugi memuji Riko dan yang lainnya, bahwa mereka hanya bisa mencari perlindungan di sebuah perusahaan besar yang kuat.

Tapi bagi Sugi tidak masalah, karena dia tidak terburu-buru meskipun dia di desak oleh keluarga Sanggoro namun keluarga Sanggoro tidak bisa apa-apa tanpa dia.

"Baiklah terus awasi mereka!" ucap Sugi memberikan peringatan.

"Baik bos!" jawab orang itu.

Lalu dia langsung pergi dari sana, lalu menyuruh rekanya mengawasi pergerakan dari Riko dan yang lainnya.

Di dalam kamar Hotel Kota Emerald, semuanya sibuk dengan urusan masing-masing ada yang mandi ada yang menonton tv sedangkan Tama langsung memesan makanan.

Dia sudah sangat kelaparan setelah sampai di kamar hotel.

Namun Alda membuka ponsel jadulnya dan mengaktifkan ponsel itu.

Dia mengirim pesan kepada nomer yang tercantum di dalam ponsel itu!.

"Katanya pada kakak, aku tidak akan pulang dalam jangka waktu tertentu! Untuk mempelajari kehidupan di dunia sekuler ini." pesan itu langsung terkirim.

Karena rencananya Alda akan memahami situasi dunia sekuler, agar dia bisa dengan mudah kedepannya.

Pilihan Alda akan mendirikan perusahaan dan dia akan bergandengan tangan dengan Dion dan tentunya dengan lainya juga, namun dia akan ikut pulang ke kota asal Dion.

Setelah beres dengan urusan masing-masing, ke lima orang itu berkumpul di ruang tamu kecil.

"Dion kapan kamu akan pulang ke kota asal mu?" tanya Alda ingin tahu.

Dia langsung bertanya ke intinya karena Dion adalah orang yang tidak banyak basa basi.

"Mungkin 5-6 hari lagi, aku masih ingin melihat-lihat kota Emerald ini!" jawab Dion.

"Baiklah, setelah itu aku ikut dengan mu pulang ke kota asal mu! Bagiamana boleh tidak?" ucap Alda kembali.

"Tidak masalah, aku malah lebih senang jika seperti itu!" jawab Dion.

"Aku paling lama dua hari lagi, karena aku susah menghubungi keluarga ku untuk menjemput di kota Emerald ini!" ucap Tama.

"Bagus, dua hari sudah cukup!" jawab Riko.

"Ya aku sudah ingin melihat kekuatan ku!" jawab Tama sambil memakan makanan ringan yang ada di atas meja.

"Kita puaskan melihat-lihat kota Emerald saja besok!" usul Alda.

"Itu ide bagus, kakak Alda memang hebat!" ucap Sinta dengan senyum lebar.

Dia tidak menyangka bahwa rencana dia akan berhasil dengan sangat lancar.

\=

..