Setelah patah hati, untuk pertama kalinya Rilly mendatangi sebuah club malam. Siapa sangka di sana adalah awal mula hidupnya jadi berubah total.
Rilly adalah seorang nona muda di keluarga Aditama, namun dia ditawan oleh seorang Mafia hanya karena salah paham, hanya karena Rilly menerima sebuah syal berwarna merah pemberian wanita asing di club malam tersebut.
"Ternyata kamu sudah sadar Cathlen," ucap seorang pria asing dengan bibir tersenyum miring.
"Siapa Cathlen? aku Rilly! Rilly Aditama!!" bantah gadis itu dengan suara yang tinggi, namun tubuhnya gemetar melihat semua tatto di tubuh pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSM Bab 28 - Melihat Semuanya
Liam menajamkan pendengarannya, seolah tidak ingin kehilangan satu kata pun di antara pembicaraan Frans dan Rilly.
Di telinganya sudah terpasang earphone, Karena itulah dia sudah bisa mendengar apapun yang diucapkan oleh Rilly dan orang disekitar gadis itu.
Namun belum sempat Frans menjawab pertanyaan Rilly, Liam sudah lebih dulu mendapatkan kesadarannya. Kenapa pula dia harus tertarik?
Pembicaraan itu bukanlah sesuatu hal yang harus dia perhatikan, hanya pembicaraan remeh remeh gadis tersebut.
Akhirnya Liam memilih acuh, dia kembali melanjutkan langkah untuk masuk ke dalam kamarnya, mengambil sebuah alat yang dia butuhkan untuk memperbaikinya laptop.
"Hais!! banyak sekali pertanyaan mu! tugas ku hanya memukul, mana aku tau alasannya apa!" kesal Frans, jika terus dituruti maka wanita ini tidak akan berhenti bertanya padanya.
Dan jawaban Frans itu membuat Rilly langsung menatap kesal.
"Hya! kamu tidak punya hak untuk marah padaku," balas Rilly, bicara pelan namun penuh dengan penekanan.
"Aku hanya akan bertanya satu pertanyaan lagi, jadi jawab, jangan banyak berkilah," ucap Rilly kemudian.
"Bagaimana dengan keluarga ku? apa mereka mencari ku sampai ke Negara ini?" tanya Rilly, kini sorot matanya yang tajam berubah jadi sendu.
Frans tak bisa langsung menjawab pertanyaan itu, meski dia tau beberapa hal tapi entah kenapa terasa sulit untuk bicara. Untunglah, disaat tegang nyaris mendera tiba-tiba pintu kamar itu dibuka oleh Dansel.
Pria itu datang dengan membawa nampan berisi makanan.
Rilly langsung membuang nafasnya dengan kasar, kedatangan Dansel tentu membuat Frans tak akan menjawab pertanyaannya.
"Kamu datang hanya membawa makanan? mana minumannya? ingin membuatku mati tersedak?! Hah? aku ini aset penting untuk Black Venom, jadi kalian harus melayani aku dengan baik!! paham tidak sih!!" kesal Rilly, Dansel selalu berakhir jadi bulan-bulanannya.
Jam 11 siang akhirnya Rilly pergi dari markas megah tersebut.
Hanya dengan Frans sebagai supir.
Rilly akan tinggal di sebuah rumah kontrakan sederhana, untuk membuat semuanya jadi terasa nyata dalam misi itu.
Besok Rilly akan melamar pekerjaan di club malam Venight, kenapa memilih hari esok? karena besok adalah jadwal Zeon datang ke club malam itu.
Belum lama ini Zeon telah mencampakkan gadisnya, karena itulah Rilly akan muncul.
Menempuh perjalanan selama 30 menit, akhirnya Rilly dan Frans tiba di tempat tujuan.
"Masuk lah sendirian, di rumah itu sudah kami setting keamanan untuk mu, jadi tidak perlu cemas," ucap Frans, dia memang tidak ada rencana untuk turun. Semakin lama bersama Rilly justru membuat telinganya terasa panas.
"Aku tau," balas Rilly singkat, dia kemudian melempar uang 2 lembar di kursi depan, memperlakukan Frans seolah benar-benar seorang supir.
"HYA!!" pekik Frans tak terima, tapi Rilly malah menjawabnya dengan pintu yang ditutup kuat ...
BRAK!!
"Astaga gadis itu!! astaga astaga!" Frans menyentuh tengkuknya yang berdenyut, sampai kehabisan kata-kata menghadapi Rilly Aditama.
Sementara itu di luar sana, Rilly tak peduli lagi pada keberadaan Frans. Dia segera masuk ke dalam sebuah rumah yang nampak sederhana. Dia bahkan mengunci pintu itu lagi setelah masuk.
Menatap sekeliling dan seketika merasa sepi.
Banyak sekali hal yang harus dia lakukan untuk bisa segera pulang.
"Tenang Ril, kamu pasti bisa," ucap Rilly.
Kini Liam tidak hanya mampu mendengar ucapan Rilly itu, tapi dia juga mampu melihat semua pergerakan Rilly dari camera CCTV yang terpasang di sana. Di tiap sudut rumah itu telah terpasang CCTV.
Bahkan di dalam kamar mandi pun terpasang CCTV hitam putih.
Untunglah laptop Liam berhasil pulih, jadi kini dia bisa melihat semuanya.