Pernikahan paksa seorang gadis muda yang harus membayar hutang keluarganya dengan seorang pria dewasa yang tak pernah dikenalnya sebelumnya.
memiliki suami yang kaya raya namun tak menjadikan bahagia karena tak selayaknya rumah tangga pada umumnya.
Zeva Ramona di nikahi oleh Dewangga sudiro pria matang yang berusia hampir kepala empat dan belum menikah, membuat keluarganya khawatir dan mencarikannya jodoh
memaksa dewangga untuk setuju dengan pilihan orang tuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak punya perasaan
"nyonya! Saya ambilkan handuk dulu" bik sus langsung berlari mengambilkan handuk untuk zeva
Sudah jam sebelas malam dan zeva baru saja tiba dirumah dengan naik ojek online dan basah kuyup
zeva baru bisa memesan ojek ketika sudah berjalan cukup jauh dari tempatnya pemotretan tadi. Tak ada yang bisa zeva minta tolong karena tak mau merepotkan
Zeva kedinginan sepanjang jalan padahal driver meminta meneduh dulu tapi zeva makin takut jika tambah kemalaman lagi
"makasih bik!" zeva menggigil wajahnya sudah pucat
Bik sus mengambilkan baju ganti untuk zeva yang membersihkan diri di kamar mandi dekat dapur agar tak membasahi banyak ruangan
"nyonya ini baju gantinya!" bik sus memberikan baju untuk zeva
Lela membuatkan susu hangat untuk zeva minum "nyonya minum ini masih hangat dan pegang ini" lela memberikan benda yang untuk zeva genggam agar badannya lebih nyaman
"makasih bik, lela. Saya mau ke kamar saja" ucap zeva merasakan kepalanya pusing dan ingin segera tidur
badannya lemas karena belum makan dari siang tadi
zeva langsung tidur dengan selimut tebal menutupi badannya yang masih merasakan dingin
"mama" zeva menangis mengingat mamanya, jika sedang sakit atau tak enak badan zeva akan dimanjakan dengan makanan kesukaannya atau perhatian yang lebih padanya
zeva tak bisa tidur karena badannya seperti demam sampai pagi hari masih terjaga sambil terus menangis
Suara ketukan pintu terdengar oleh zeva
"masuk bik, ngga dikunci" zeva berteriak sekuat tenaga
"ya ampun nyonya, kenapa ngga bilang kalau sakit. Badannya panas banget" bik sus panik melihat zeva makin pucat dan disentuh kening zeva badannya panas
"ngga apa-apa bik, bisa tolong buatkan bubur sama belikan obat?" zeva sudah tak kuat sebenarnya tapi tetap ditahannya
"iya nyonya sebentar saya minta lela ambilkan kompres biar saya buatkan bubur" bik sus langsung keluar kamar zeva dan buru-buru mencari lela
"ada apa bik lari-lari!" dewa yang sudah rapih akan berangkat kerja hampir tertabrak art nya
"itu tuan, maaf nyonya demam" ucap bik sus berharap dewa melihat atau memperhatikan istrinya
sudah dua bulan menikah keduanya tak pernah saling sapa sama sekali
"oh, ya sudah tolong diurusin. Panggil dokter yang terbaik" ucap dewa lalu melangkahkan kakinya keluar
bik sus hanya bisa mengusap dada "tuan akan menyesal nanti" ucapnya lalu meneruskan mencari lela dan memintanya mengompres zeva sambil menunggu makanan dan dokter datang
"nyonya ini buburnya sebentar lagi dokter datang" ucap bik sus membawakan bubur permintaan zeva yang masih hangat baru selesai dibuat
"makasih bik, padahal minum obat aja juga sembuh kok" zeva malah merepotkan art nya yang begitu baik padanya
"ngga nyonya, tuan bilang harus panggil dokter"
tak lama dokter pun datang dan memeriksa zeva, zeva tertidur setelah minum obat dan syukurlah demamnya tak parah panas tubuhnya pun mulai menurun
Sore hari zeva terbangun dan sudah mulai membaik
"bik, saya mau menginap di rumah mama saya ya, mungkin beberapa hari kedepan" pamit zeva pada bik sus yang menunggunya bergantian dengan lela
"tapi nyonya, nanti tuan" bik sus menghentikan ucapannya
"tenang saja, kalian tinggal bilang saya menginap" zeva ingin merasakan kasih sayang mamanya saat-saat begini
"iya nyonya, erwin masih belum masuk saya pesankan taksi nyonya" ucap lela
Zeva mengangguk lalu berjalan ke lemari untuk membawa beberapa pakaian ganti
"nyonya bajunya banyak banget" bik sus khawatir zeva menyerah dan tak kembali
namun zeva tak menjawab hanya membalas dengan senyuman
"taksinya sudah datang" lela memberitahukan pada zeva
jalan yang masih sedikit sempoyongan zeva meminta agar dipegangi sampai naik taksi
"kalian hati-hati di rumah" zeva melambaikan tangan seolah tak akan kembali lagi
Satu jam perjalanan zeva tiba di rumah bu indri
"ma, assalamualaikum" zeva berjalan pelan masuk ke rumah
"walaikumsalam, sayang kenapa pucat sekali. Kamu sama siapa?" bu indri tak melihat menantu atau supir mengantarkan zeva
"sendiri ma, zeva kangen mama" ucap zeva memeluk mamanya rasanya ingin menceritakan semua yang dirasakan oleh zeva
"zeva!" pak sigit yang sudah selesai masa rehabilitasi kini kembali ke rumah bersama dengan anak istrinya
"maafkan papa ya nak, papa janji akan berubah" pak sigit memeluk zeva dengan penuh penyesalan
zeva tak berkata apapun karena masih sulit untuk menerima keadaan
"zeva mau ke kamar dulu ma" zeva memilih menghindar
semoga sukaaa ya sama karya baru author
selamat membaca!