NovelToon NovelToon
MODERN DEMON CULTIVATOR

MODERN DEMON CULTIVATOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha / Preman / Kultivasi Modern
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Mo Xie, Iblis Merah yang ditakuti di seluruh Alam Shenzhou, dikenal sebagai penghancur dunia yang bahkan para dewa dan kultivator agung bersatu untuk mengalahkannya.

Namun, kematiannya bukanlah akhir. Mo Xie terlahir kembali di dunia kultivator modern sebagai dirinya yang dulu—seorang pria lemah yang direndahkan dan dihancurkan harga dirinya.

Dengan kekuatan dan kebijaksanaan dari kehidupannya sebagai Iblis Merah, Mo Xie bersumpah untuk membalas dendam pada mereka yang pernah meremehkannya dan menaklukkan dunia sekali lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18 Mencari Pekerjaan Tambahan: Agensi Kultivator

Mo Lin langsung mengangguk pelan. “Aku mengerti…” ucapnya, mencoba untuk tidak terlalu tenggelam dalam kejadian yang menimpa Sue Lan.

Mereka melanjutkan menonton televisi hingga tiba giliran Mo Lin bertanya kepada kakaknya. "Lalu bagaimana denganmu, Kak? Kau terlihat ceria akhir-akhir ini. Apa yang terjadi?"

Mo Xie tersenyum kecil mendengar pertanyaan antusias adiknya. “Kehidupan di akademi berjalan normal,” katanya, nada suaranya tenang dan datar. “Tapi aku punya satu teman sekarang.”

Mo Lin, yang tadinya duduk santai di lantai, langsung duduk lebih tegak dengan mata berbinar. “Teman? Kakak akhirnya punya teman? Itu bagus sekali! Siapa dia? Apa dia... teman wanita?” tanyanya, menaikkan alis dengan senyum lebar penuh rasa ingin tahu.

Mo Xie menatap adiknya dengan ekspresi datar, tetapi sudut bibirnya sedikit terangkat saat memikirkan Lin Xiaoyu. “Ya, dia memang wanita. Ada yang salah?”

Mendengar itu, Mo Lin langsung terlonjak kegirangan. “Kak! Jadi ini teman wanita? Maksudnya… apa dia pacar Kakak?”

Mo Xie terdiam sejenak, lalu menghela napas dengan wajah santai. “Bukan pacar, hanya teman,” jawabnya sambil mengusap rambut Mo Lin yang acak-acakan. “Kau ini selalu berpikir yang macam-macam.”

Namun, Mo Lin tidak mudah diyakinkan. Wajahnya masih berseri-seri, seolah baru saja mendengar kabar luar biasa. “Tapi Kakak jarang sekali punya teman, apalagi seorang wanita. Dia pasti orang yang spesial, ya kan?”

Mo Xie hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis. “Lin’er, kau terlalu banyak menonton drama. Lin Xiaoyu hanya temanku. Lagipula, aku tidak punya waktu untuk urusan seperti itu.”

“Jadi namanya Lin Xiaoyu, ya? Hehehe…” Mo Lin tertawa kecil, mengabaikan sebagian ucapan kakaknya.

Mo Xie menggeleng pelan sebelum bangkit dari sofa dan mengacak rambut Mo Lin dengan gemas.

"Kau mau ke mana, Kak?" tanya Mo Lin, melihat kakaknya melangkah keluar apartemen.

"Mencari udara segar. Aku akan pulang nanti malam," jawab Mo Xie santai.

Namun, Mo Lin tampak salah mengartikan kepergian Mo Xie. “Baiklah, aku tahu kau ingin menemui pacarmu itu. Titip salamku padanya!” serunya sambil melambaikan tangan.

Mo Xie hanya tersenyum tipis, lalu mengambil jaket hitamnya yang tergantung di balik pintu.

 

Mo Xie berjalan menelusuri jalan utama Distrik Xuanhi dengan santai, langkahnya mengarah ke taman distrik yang tidak jauh dari kediamannya.

Sesampainya di sana, ia duduk di bangku taman yang menghadap ke kolam kecil dengan air mancur di tengahnya. Anak-anak kecil berlari-lari sambil tertawa, pasangan muda terlihat menikmati waktu santai mereka, dan beberapa orang tua membaca koran di bangku sekitar.

Suasana yang tenang itu memberikan sedikit kedamaian, tetapi pikiran Mo Xie tetap dipenuhi kekhawatiran.

Ia membuka dompet kulit usangnya lagi, menatap uang yang tersisa di sana. 150 yuan. Jumlah itu hanya cukup untuk pengeluaran beberapa minggu ke depan dengan catatan harus sangat dihemat.

Selain uang di dompetnya, Mo Xie masih memiliki sekitar 1.000 yuan di apartemen, sisa dari uang asuransi ayahnya. Namun, dengan sewa apartemen sebesar 200 yuan per bulan dan kebutuhan sehari-hari mereka, uang itu hanya cukup untuk bertahan tiga bulan, bahkan dengan gaya hidup hemat.

Mo Xie menghela napas panjang, kepalanya bersandar pada punggung bangku. Ia menatap langit biru yang cerah, tetapi di matanya hanya ada bayangan masa depan yang tidak pasti.

Dalam hati, ia mulai menghitung kebutuhan lain: uang jajan Mo Lin, tagihan listrik dan air, serta kemungkinan biaya tak terduga lainnya. Tidak mungkin ia membiarkan adiknya hidup dalam ketidakpastian seperti ini.

"Aku harus segera mencari cara untuk menghasilkan uang tambahan," gumamnya pelan.

“Mo Xie?”

Sebuah suara lembut terdengar, membuat Mo Xie menoleh. Lin Xiaoyu berdiri di depannya.

Penampilannya sederhana, berkacamata dengan rambut yang kini dibiarkan tergerai, serta mengenakan gaun putih polos sepanjang lutut. Meski tanpa hiasan berlebihan, Lin Xiaoyu tetap terlihat cantik.

"Xiaoyu, kau dari pasar?" tanya Mo Xie, melihat gadis itu menenteng kantong plastik berisi bahan makanan.

"Iya. Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Lin Xiaoyu. Sebenarnya, ia sudah melihat Mo Xie dari kejauhan, tetapi sedikit ragu untuk menyapanya karena ekspresi Mo Xie yang tampak sedang tertekan.

“Bohong jika aku mengatakan tidak ada masalah,” ucap Mo Xie, tersenyum pasrah. “Aku berencana mencari pekerjaan tambahan yang menghasilkan banyak uang. Kau punya saran?”

Lin Xiaoyu menatapnya dengan serius. Ia duduk di sebelah Mo Xie di bangku taman, menaruh kantong plastik bahan makanannya di samping kaki.

“Kau benar-benar ingin mencari pekerjaan tambahan?” tanyanya, nada suaranya lembut tetapi penuh perhatian. “Dengan kondisimu sekarang… apakah kau yakin bisa menangani pekerjaan berat?”

“Aku tidak punya pilihan,” jawab Mo Xie dengan tegas, meskipun tetap tenang. “Aku harus memastikan adikku memiliki masa depan yang layak. Aku tidak akan membiarkan dia hidup dalam kondisi seperti ini selamanya.”

Lin Xiaoyu mengangguk pelan. Matanya menatap jauh ke depan, seolah memikirkan sesuatu yang penting. Setelah beberapa saat, ia menoleh kembali ke Mo Xie, ragu-ragu sebelum akhirnya berbicara.

“Kalau begitu… bagaimana kalau kau mencoba bergabung dengan Agensi Kultivator?” sarannya.

Mo Xie menoleh, alisnya sedikit terangkat. "Aku masih harus melanjutkan sekolahku. Jika aku keluar sekarang, maka aku tidak akan menerima banyak dukungan dari akademi."

Akademi Kultivasi Zhenhai tidak hanya mendidik murid-muridnya untuk menekuni jalan kultivasi, tetapi juga memberikan dukungan kepada murid berbakat serta merekomendasikan mereka ke agensi-agensi terkemuka.

"Kau tidak harus keluar dari akademi," ucap Lin Xiaoyu penuh keyakinan. "Kau tahu tentang rekomendasi calon anggota?"

Mo Xie mengangguk. "Ya, biasanya akademi atau kultivator peringkat tinggi merekomendasikan seseorang untuk menjadi calon anggota agensi."

"Itu benar. Jika seseorang merekomendasikanmu, maka kau punya kesempatan untuk bekerja di agensi sambil tetap bersekolah," jawab Lin Xiaoyu antusias. Ia tidak menyarankan hal ini sembarangan. Ia sendiri telah melihat kemampuan bertarung Mo Xie semalam dan yakin bahwa Mo Xie memiliki potensi yang tidak disadari orang lain.

Mo Xie terdiam, mempertimbangkan usulan itu. Ia tahu tentang Agensi Kultivator, sebuah organisasi besar yang mempekerjakan kultivator dari berbagai tingkat keahlian. Mereka mengirimkan anggota untuk menangani ancaman beast di berbagai zona, dari yang berbahaya hingga yang mematikan.

Meskipun pekerjaan itu penuh risiko, inti beast yang mereka dapatkan bisa dijual dengan harga tinggi. Bahkan misi tingkat rendah saja cukup untuk menghidupi seseorang selama beberapa minggu.

“Risikonya terlalu besar,” gumam Mo Xie. “Tapi… mungkin aku bisa mencobanya.”

"Maaf, aku hanya memikirkan apa yang terlintas di pikiranku. Jika menurutmu itu berbahaya, maka—"

"Tidak," potong Mo Xie, membuat Lin Xiaoyu terdiam. "Aku bukan kultivator biasa, Xiaoyu. Kau sudah melihatnya sendiri, bukan?"

Lin Xiaoyu menatapnya dengan rasa ingin tahu. “Keunggulan?”

Mo Xie tersenyum tipis. “Anggap saja aku punya cara untuk bertahan.”

Lin Xiaoyu mendesah pelan. "Baiklah, pastikan kau selalu waspada."

“Terima kasih, Xiaoyu,” ucap Mo Xie tulus.

Menatap langit malam, Mo Xie tersenyum tipis.

"Agensi Kultivator, ya?" gumamnya. "Akan kucoba."

1
Jamal Amir
update banyak chapter nya Thor
Hardware Solution
mawar 🌹 untukmu Thor...yg rajin update /Heart//Heart//Heart//Heart/
Caveine: makasih kak 🔥🔥
total 1 replies
Hardware Solution
ayo Thor....yg rajin update. tak tunggu.!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!