Nayla,wanita cantik penuh pesona,menikahi seorang ketua Mafia dingin dan kejam....
Nayla sangat mencintai suaminya,sehingga ia memaksa sang ayah untuk menikahkan dia dengan ketua Mafia itu....
ia tak peduli jika suaminya itu tidak mencintainya,ia dengan penuh harap bawah suatu hari dia akan meluluhkan suami dingin dan kejam nya itu....
namun suatu hari dia di habisi oleh suami nya sendiri dan di beri kesempatan hidup kembali....
penasaran dengan kisah selanjutnya?
yuk mampir dan baca....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
Ting...pintu lift terbuka Felix menyeret kaki nya berjalan keluar dari dalam lift dengan malas menuju kamar pengantin,lalu membuka pintu....
Cekleekkkk
"Sayang...." panggil Felix dengan suara lemas,membuat Nayla yang sedang duduk di depan cermin menoleh ke arah nya.
"Iya,ada apa?" tanya Nayla menyahut dengan wajah bingun,menatap wajah Felix yang sudah kusut tak karuan.
Felix tidak menjawab,dan berjalan mendekati Nayla,lalu memeluk Nayla dari belakan....
"Sayang...tadi aku kesal dan menelfon seorang wanita untuk menuntaskan hasratku,tapi-" Felix menghentikan perkataan nya,lalu membenamkan wajah di tengkuk Nayla.
"Tapi apa?" tanya Nayla dengan santai menatap pantulan dirinya di cermin.
"Kau tidak marah?"
Nayla mengerutkan kening,"Marah untuk apa? Lagian diantara kita cuman ada kesepakatan,jadi aku-"
"Sudah cukup.aku tau,kamu pasti tidak akan marah,karna aku tidak ada apa-apa nya di matamu," sentak Felix kesal,lalu melepaskan pelukan dan berjalan pergi masuk ke dalam kamar mandi.
"Ada apa dengan dia?" Nayla dibuat kebingunan sendiri dengan tingkah Felix.
Di dalam kamar mandi.Felix terpaksa bermain solo sambil membayangkan Nayla sebagai fantasi liar nya.hingga junior nya memuntahkan cairan putih....
"Aahhh...sial,di hari pertama pernikahanku,aku malah bermain solo disini," umpat Felix menatap miris junior nya yang sudah kembali tertidur pulas.
🥀
🥀
🥀
(Di sisi lain)
Di ruangan kosong dan gelap,terlihat seorang pria tenga diikat dengan rantai besi,dan tubuh nya sudah di lumuri cairan kental berwarna merah....
"Ugh...cepat habisi aku,Tuan," pinta pria itu dengan sisa tenaga nya,kepada Alex yang tenga berdiri di hadapan nya sambil menatap nya dengan dingin.
"Kau berani mengkhianatiku bajingan! Kau memasukan barang harom di dalam titipan ku,apa kau sudah memikirkan resiko nya?" tanya Alex penuh penekanan.
"Maafkan aku tuan...A~aku hanya mematuhi perintah mereka," jawab pria malan itu sambil menelan ludah dengan kasar.
Bug...! Bag...!"
"Aaarrgggg....!" teriak pria malan itu memenuhi ruangan gelap itu,saat sepatu malah Alex mendarat di bagian perut dan dada nya dengan keras.
"Dengarkan aku baik-baik,siapa pun tuan mu,sebaiknya kamu mengatakan nya dengan jujur,sebelum ku habisi seluruh keluarmu," sentak Alex menginjak dada pria malan itu.
"Uhuk...uhuk...uhuk...aku tidak bisa tuan,maafkan aku," tolak pria itu kekeuh tidak mau membocorkan identitas orang yang sudah menyewa nya menjadi penyeludup barang harom melalui barang-barang pengiriman Alex.
"Kalau begitu,bersiaplah untuk mati," sentak Alex mengeluarkan belati,lalu menusuk dada pria itu berkali-kali sehingga pria itu pun tewas di tangan nya.
Setelah memastikan pria itu sudah tak bernyawa,Alex pun berjalan keluar dari dalam ruangan itu,menghampiri asisten nya yang sudah menungu sambil memegan kain bersih....
"Tuan.ini bersihkan tangan dan wajah mu," ujar sang asisten sambil menyodorkan kain bersih itu ke arah Alex.
Alex mengulurkan tangan,lalu meraih kain bersih itu,dan membersihkan wajah dan tangan nya yang dilumuri cairan merah....
"Cari tahu siapa yang sudah membayar nya? Dan laporkan kepadaku," perintah Alex kembali menyerahkan kain bersih itu kepada asisten nya.
"Tuan.aku curiga,kalau dia adalah orang suruhan tuan Albert Gastanho," ujar sang asisten sambil meraih kain itu dari tangan Alex.
Alex mengerutkan kening,"Bagaimana dia bisa masuk kemari? Apa saja yang kalian lakukan selama ini,Hah!" bentak Alex dengan nafas memburu marah.
"Maaf Tuan,itulah yang sedang kami cari tau,selain kami,tidak mungkin ada orang lain yang berani mengkhianati mu Tuan,kecuali orang itu sudah tau betul seluk beluk markas kita," ucap sang asisten sambil menunduk takut.
"Apa kau sedang mencurigai calon istriku,atau ibuku?" tanya Alex berjalan mendekati asisten nya.
Membuat asisten nya semaking ketakutan,perlahan mundur ke belakan,"Bu~bukan begitu maksudku Tuan,maksudku orang yang membencimu," jawab sang asisten.
"Benar juga katanya...orang yang membenciku hanya ada satu orang,Nayla," batin Alex.
🥀
🥀
🥀
(Di hotel)
"Haciuuuhhh...sial,siapa yang sedang membicarakan ku," umpat Nayla sambil mengosok hidung nya dengan kasar.
"Kenapa kamu belum tidur?" tanya Felix membuka mata dan melihat Nayla sedang duduk di tepi ranjang sambil bergumam sendirian.
"A~anu...itu," Nayla jadi gelagapan sambil menatap kesana kemari dengan gugup.
"Cih! Apa...? Bicaralah yang benar," desak Felix kesal,lalu duduk diatas ranjang.
"Astaga...pria sialan ini,kenapa pertanyaan nya sangat kasar sekali," batin Nayla mengumpat kesal menatap Felix.
"Huuuffff...baiklah sayang,cepat katakan,apa yang kamu pikirkan?" tanya Felix lagi sambil menghela nafas berat.
"Itu...aku tidak memiliki pembalut," jawab Nayla menundukan kepala dengan gugup.
"Apa? Jadi kau mau aku pergi membeli nya?" tanya Felix meninggikan suara nya sambil membulatkan kedua mata dengan sempurna.
"Ih...! Kalau kau tidak mau belih ya sudah! Jangan kau meneriaki ku," sentak Nayla mendengus kesal,lalu masuk ke dalam selimut.
Tak lama,terdengar suara isak tangis dari dalam selimut membuat Felix penasaran,lalu menarik selimut yang membalut tubuh Nayla....
"Ku bilang,jangan ganggu aku....!" teriak Nayla membuat Felix tersentak kaget.
"Yah tuhan...galak sekali," batin Felix mengelus dada bidan nya.
"Sayang...beri tau aku,kamu mau belih yang mana? Biar aku yang pergi membeli nya," tawar Felix mengalah.
"Tidak mau...! Aku bisa membeli nya besok," tolak Nayla.
"Ayolah sayang...biar sekalian aku membeli snack untuk mu,pasti malam-malam begini enak nya makan snack kentan dan minum teh hangat," ujar Felix mencoba merayu Nayla.
"Ambilkan kertas untuk ku," perintah Nayla mengeluarkan tangan dari sela-sela selimut.
"Felix sabar...ingat.dia adalah istrimu," batin Felix mencoba menahan emosi,karna ini pertama kali nya ada seorang wanita yang berani memerintah nya.
Felix pun turun dari atas ranjang,lalu meraih kertas dan pena yang ada diatas nakas,lalu menyodorkan nya kepada Nayla,dengan cepat Nayla meraih kertas masuk ke dalam selimut,dan kembali menyodorkan nya kepada Felix setelah menulis apa saja yang ia butuhkan....
"Baiklah,kamu tunggu disini," ucap Felix meraih kertas itu dari tangan Nayla,dan bergegas pergi meninggalkan kamar.