"Jika kamu ingin melihat pelangi, kamu harus belajar melihat hujan."
Pernikahan Mario dan Karina sudah berjalan selama delapan tahun, dikaruniai buah hati tentulah hal yang didambakan oleh Mario dan Karina.
Didalam penantian itu, Mario datang dengan membawa seorang anak perempuan bernama Aluna, yang dia adopsi, Karina yang sudah lama mendambakan buah hati menyayangi Aluna dengan setulus hatinya.
Tapi semua harus berubah, saat Karina menyadari ada sikap berbeda dari Mario ke anak angkat mereka, sampai akhirnya Karina mengetahui bahwa Aluna adalah anak haram Mario dengan wanita lain, akankah pernikahan delapan tahun itu kandas karena hubungan gelap Mario dibelakang Karina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Puluh Lima
Ani menghubungi Zoya dan mengatakan jika dia telah menemukan seorang dokter yang mau diajak kerjasama untuk memalsukan hasil DNA.
"Kamu yakin jika dokter itu memang mau diajak kerjasama?" tanya Zoya dengan suara yang penuh penekanan.
"Aku yakin, Zoya. Aku telah menghubungi dia dan mengatakan padanya tentang apa yang kamu inginkan," jawab Ani.
"Kalau begitu besok kita bertemu di kafe seperti biasanya!' seru Zoya.
"Oke, sampai bertemu besok," balas Ani.
Setelah sambungan teleponnya ditutup, Ani termenung di dekat jendela kamar. Melihat hujan yang turun dengan derasnya.
Dia teringat dulu begitu bodohnya percaya saja saat Zoya mengatakan jika istri pertamanya Mario itu pemarah dan jahat. Mereka telah lama pisah ranjang.
Semua kebohongan Zoya di dukung dengan sikap Mario yang membiarkan seolah membenarkan apa yang wanita itu katakan dengan membiarkan saja dia mengatakan pada semua karyawan jika dia adalah istri Mario saat ini.
**
Ani memasuki kafe tempat pertemuan dengan Zoya. Dia melihat Zoya sudah duduk di sudut, minum kopi. Ani mendekati dan duduk di seberangnya.
"Maaf karena lama menunggu," ucap Ani.
"Tak apa, aku juga baru datang beberapa saat lalu," balas Zoya.
Ani lalu memanggil pelayan dan menyebutkan pesanannya. Setelah itu kembali memandangi Zoya. Dia tampak beberapa kali menarik napas. Entah apa yang dia pikirkan. Keduanya tampak saling diam dan larut dalam pikiran masing-masing.
"Zoya, aku memiliki informasi penting," kata Ani langsung. Dia mulai membuka suara
Zoya menatapnya dengan rasa penasaran. "Ya, aku tau. Bukankah kamu telah mengatakan kemarin," seru Zoya.
Ani menarik napas dalam-dalam. "Aku menemukan dokter yang bersedia memalsukan hasil DNA Aluna."
"Siapa dokter itu?" tanya Zoya.
Ani memberikan nama dan alamat dokter tersebut. Zoya mencatatnya dengan cepat. Sepertinya sudah tidak sabar untuk melakukan apa yang dia inginkan.
"Berapa biayanya?" tanya Zoya.
"Lima puluh juta," jawab Ani.
Zoya mengangguk. Uang hasil selama ini memoroti suaminya Mario masih banyak di tabungan. Dia tak peduli berapapun pembayarannya.
"Aku akan membayar berapa pun untuk melindungi Aluna. Aku mau dia jadi anak Mario selamanya dan mendapatkan harta yang akan menjamin hidupnya kelak!" seru Zoya.
Sebenarnya Ani merasa tidak nyaman dengan keputusan Zoya. Bagaimana pun itu, sama saja dia ikut dalam permainan atas kebohongan yang wanita itu lakukan. "Zoya, apakah kamu yakin ini benar? Memalsukan hasil DNA bisa berakibat fatal."
Ani mencoba mengingatkan Zoya agar dia sadar. Bagaimana pun dia tak lupa atas kebaikan Zoya yang memasukannya ke perusahaan Mario. Sejak saat itu, keadaan ekonominya sangat membantu.
Zoya menatap Ani dengan dingin. "Aku tidak peduli. Yang penting Aluna masa depannya aman."
Ani merasa khawatir tentang konsekuensi tindakan Zoya. Dia tahu bahwa kebohongan ini bisa menghancurkan hidup banyak orang.
Saat itu, telepon Zoya berdering. Dia menjawab dan mendengarkan percakapan selama beberapa saat sebelum menutup telepon.
"Ada apa itu?" tanya Ani.
"Dokter tersebut siap bertemu," jawab Zoya. Dia langsung menghubunginya.
"Aku harus dapatkan hasil DNA palsu itu sebelum Karina mengatakan kebenarannya pada Mario," gumam Zoya dalam hatinya.
Ani merasa bahwa keputusan Zoya tidak bisa dibatalkan. Dia hanya bisa menunggu dan melihat apa yang terjadi selanjutnya.
Zoya berdiri setelah merasa pertemuan mereka selesai dan meninggalkan kafe, meninggalkan Ani dengan perasaan khawatir. Dia takut ini jebakan baginya juga. Mungkin saja Karina masih marah dan ingin menjebaknya.
**
Keesokan harinya, Zoya dan Ani tiba di klinik dokter yang bersedia memalsukan hasil DNA. Dokter tersebut, Dr. Hendra, menyambut mereka dengan senyum.
Dalam hatinya Ani masih ragu, takut jika ini jebakan untuknya dan Zoya. Namun, jika dia tak menerima ide Karina ini, pasti wanita itu mengira jika dia masih berpihak pada Zoya.
Zoya menyetir mobilnya menuju klinik dengan perasaan bahagia. Berpikir jika idenya ini akan berjalan lancar.
Sampai di klinik, dia langsung menemui dokter itu. Sudah tak sabar menunggu hasilnya, sebelum didahului Karina.
"Selamat datang, Bu Zoya. Aku siap membantu Anda," kata Dr. Hendra.
Setelah mengatakan keinginannya dengan dokter itu lalu Zoya menyerahkan sampel DNA Aluna dan membayar biaya sebesar lima puluh juta. Yang dia ambil dari rambut di sisir Mario dan putrinya Aluna.
"Berapa lama waktu yang dibutuhkan?" tanya Zoya. Sudah tak sabar menunggu hasilnya.
"Satu hari," jawab Dr. Hendra.
Mendengar jawaban dari dokter itu, Zoya merasa senang. Dia yakin Karina masih menyembunyikan kebenarannya dari Mario.
Zoya dan Ani pamit setelah menyerahkan semua yang dokter itu minta. Mereka langsung pamit setelah dokter itu meyakinkan jika semua akan dilakukan sesuai permintaan.
Ani merasa tidak nyaman dengan keputusan Zoya. Dia kembali mencoba mengingatkan Zoya tentang konsekuensi tindakan tersebut.
"Zoya, apakah kamu yakin ini benar?" tanya Ani.
Zoya menatap Ani dengan tatapan dingin. "Aku tidak peduli. Yang penting Aluna aman."
**
Keesokan harinya, Zoya sangat bahagia karena hari ini dia akan menerima hasil DNA palsu. Dia tersenyum puas, yakin bahwa rencananya berhasil.
Tapi, Ani masih merasa khawatir. Dia tahu bahwa kebohongan ini bisa menghancurkan hidupnya juga, jika ternyata semua adalah jebakan Karina.
"Jika memang ini jebakan Karina untukku dan Zoya, aku telah siap menerima semua konsekuensinya. Mungkin ini balasan dari Tuhan atas apa yang selama ini aku lakukan," gumam Ani dalam hatinya.
Sementara itu pikiran Zoya jauh berbeda dengan Ani. "Aku akan membuat Mario kembali padaku dan menjadi milikku selamanya!" seru Zoya dalam hatinya.