NovelToon NovelToon
The Dark Prince

The Dark Prince

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:795
Nilai: 5
Nama Author: PASTI SUKSES

Di negeri Eldoria yang terpecah antara cahaya Solaria dan kegelapan Umbrahlis, Pangeran Kael Nocturne, pewaris takhta kegelapan, hidup dalam isolasi dan kewaspadaan terhadap dunia luar. Namun, hidupnya berubah ketika ia menyelamatkan Arlina Solstice, gadis ceria dari Solaria yang tersesat di wilayahnya saat mencari kakaknya yang hilang.

Saat keduanya dipaksa bekerja sama untuk mengungkap rencana licik Lady Seraphine, penyihir yang mengancam kedamaian kedua negeri, Kael dan Arlina menemukan hubungan yang tumbuh di antara mereka, melampaui perbedaan dan ketakutan. Tetapi, cinta mereka diuji oleh ancaman kekuatan gelap.

Demi melindungi Arlina dan membangun perdamaian, Kael harus menghadapi sisi kelam dirinya sendiri, sementara Arlina berjuang untuk menjadi cahaya yang menyinari kehidupan sang pangeran kegelapan. Di tengah konflik, apakah cinta mereka cukup kuat untuk menyatukan dua dunia yang berlawanan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PASTI SUKSES, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2 TAWANAN DI NOCTIS HALL

Langit di Umbrahlis selalu kelabu, seolah menolak sinar matahari. Arlina menatap takjub pada kastil megah di hadapannya, Noctis Hall, berdiri angkuh di atas tebing yang dikelilingi kabut tebal. Batu hitam yang menyusunnya berkilauan seperti obsidian di bawah cahaya bulan.

“Jadi, ini tempat tinggalmu?” Arlina bertanya, mencoba memecah kesunyian.

Kael yang berjalan di depannya menoleh, tatapannya dingin. “Ya. Dan sekarang kau juga bagian dari tempat ini, meskipun bukan sebagai tamu.”

“Maksudmu apa?” Arlina menghentikan langkahnya.

Kael menatapnya datar. “Kau pikir aku percaya begitu saja pada ceritamu tentang mencari kakakmu? Kau mungkin mata-mata dari Solaria.”

“Mata-mata?” Arlina mendekatkan dirinya ke Kael. “Apa kau serius? Aku bahkan hampir dimakan makhluk di hutanmu tadi!”

“Bisa jadi itu bagian dari rencanamu untuk mendapatkan simpatiku,” balas Kael tenang.

Arlina mendengus. “Kau jelas terlalu paranoid.”

Kael tidak menjawab. Ia memberi isyarat pada penjaga di gerbang untuk membuka jalan. Dua prajurit berpakaian zirah hitam dengan wajah tertutup helm topeng segera bergerak. Gerbang besar berderak terbuka, memperlihatkan aula besar yang dihiasi lilin-lilin hitam dan kristal bercahaya biru.

Arlina melangkah masuk dengan hati-hati, merasa dirinya seperti tikus kecil di sarang naga.

“Jadi, kau akan mengurungku di ruang bawah tanah?” tanya Arlina dengan nada sarkastis.

Kael mengangkat alis. “Aku tidak sekejam itu. Kau akan mendapat kamar yang nyaman, meskipun kau tetap seorang tawanan.”

“Betapa murah hati,” gumam Arlina.

Kael tidak peduli pada komentar sinisnya. Ia memanggil seorang pelayan yang mengenakan jubah hitam panjang. Wanita itu membungkuk dalam di depan Kael.

“Bawa dia ke kamar tamu di sayap timur,” perintah Kael.

“Baik, Yang Mulia,” jawab pelayan itu, suaranya lembut tetapi penuh rasa hormat.

Kael berbalik pada Arlina. “Kau akan tinggal di sini sampai aku yakin kau tidak membawa ancaman bagi Umbrahlis.”

Arlina mendekat, berdiri di depan Kael dengan tangan di pinggang. “Dan bagaimana kau akan membuktikannya? Menginterogasiku setiap hari?”

Kael tersenyum tipis, tetapi senyumnya tidak menyenangkan. “Aku punya cara sendiri. Jangan khawatir, kau tidak akan terluka… jika kau tidak membuat masalah.”

Arlina membuka mulut untuk membalas, tetapi pelayan menarik lembut lengannya. “Silakan ikut, Nona.”

Arlina mendengus kesal, tetapi ia mengikuti pelayan itu, meninggalkan Kael yang tetap berdiri dengan tatapan tajam.

---

Kamar tamu di sayap timur lebih mewah daripada yang Arlina bayangkan. Tempat tidurnya besar dengan tirai hitam dan emas, karpet lembut menutupi lantai, dan ada balkon yang menghadap ke hutan Abyssal.

“Kalau ini disebut penjara, aku bisa terbiasa,” gumam Arlina, duduk di tepi tempat tidur.

Pelayan yang membawanya menunduk kecil. “Apakah ada yang Anda butuhkan, Nona?”

Arlina menggeleng. “Hanya satu hal. Apa benar Pangeran Kael selalu seserius itu?”

Pelayan itu tersenyum tipis. “Yang Mulia adalah pemimpin yang sangat bertanggung jawab. Beliau tidak pernah mengambil risiko, terutama dalam urusan yang menyangkut Solaria.”

“Jadi, karena aku dari Solaria, dia pikir aku mata-mata?”

“Bukan itu saja,” jawab pelayan dengan nada hati-hati. “Beberapa tahun lalu, Solaria pernah mengirimkan penyusup yang nyaris menghancurkan keamanan Umbrahlis. Sejak itu, Yang Mulia selalu curiga pada siapa pun yang datang dari luar.”

Arlina terdiam. Ia tidak tahu apa-apa tentang peristiwa itu, tetapi jelas dendam lama antara dua negeri ini lebih dalam dari yang ia kira.

“Baiklah, aku mengerti sekarang,” katanya, menghela napas. “Terima kasih sudah menjelaskan.”

Pelayan itu membungkuk lagi sebelum meninggalkan kamar, membiarkan Arlina sendiri.

---

Beberapa jam kemudian, pintu kamarnya diketuk.

“Masuk saja,” kata Arlina malas.

Kael muncul di pintu, tanpa jubah hitamnya, hanya mengenakan pakaian sederhana berwarna gelap. Tapi bahkan tanpa atribut kerajaan, ia tetap terlihat memancarkan aura berbahaya.

“Apa kau menikmati kamarmu?” tanyanya datar.

Arlina menatapnya dengan ekspresi datar pula. “Kurang satu hal, kebebasan.”

Kael mendekat, tangannya menyentuh meja kecil di dekat tempat tidur. “Kalau kau menjawab pertanyaanku dengan jujur, mungkin aku bisa mempertimbangkannya.”

“Pertanyaan seperti apa?”

“Dimulai dengan ini, Apa alasan sebenarnya kau ada di sini?”

Arlina menghela napas. “Sudah kubilang, aku mencari kakakku, Aelric. Dia menghilang, dan petunjuk terakhir membawaku ke hutan Abyssal.”

“Dan kau tidak berpikir untuk meminta izin atau membawa bantuan?” Kael menatapnya tajam.

“Bagaimana aku bisa meminta izin ke tempat yang dianggap musuh oleh negeriku sendiri?”

Kael menyipitkan matanya. “Jawaban yang cerdas, tetapi itu tidak cukup.”

“Apa yang kau inginkan dariku, Kael? Aku tidak punya senjata, tidak punya kekuatan. Apa aku terlihat seperti ancaman bagimu?” Arlina berdiri, menatap langsung ke matanya.

Kael mendekat, jarak mereka hanya beberapa inci. Tatapannya tajam seperti pisau. “Kadang, ancaman terbesar adalah yang tampak paling tidak berbahaya.”

Arlina menelan ludah, merasa keberaniannya sedikit goyah di bawah tatapan itu. “Kalau begitu, aku tidak bisa membuktikan apa-apa kecuali dengan waktu. Kau harus percaya padaku.”

Kael mengangkat alis. “Kepercayaan tidak datang begitu saja. Tapi untuk sekarang, aku akan mengawasimu.”

“Awas saja kalau aku menangkapmu mengintip di malam hari,” balas Arlina cepat, mencoba menutupi kegugupannya.

Kael tertawa kecil untuk pertama kalinya, tetapi tawanya penuh sinisme. “Kau gadis aneh. Baiklah, nikmati malammu.”

Ia berbalik dan meninggalkan ruangan, meninggalkan Arlina dengan perasaan campur aduk.

---

Ketika Kael kembali ke aula utama, seorang pria berseragam penjaga menghampirinya.

“Yang Mulia, kami menemukan sesuatu di perbatasan dekat hutan. Anda mungkin ingin melihat ini.”

Kael mengambil gulungan kertas yang diserahkan penjaga itu. Saat membacanya, matanya menyipit.

“Apa dia tahu tentang ini?” tanya Kael.

Penjaga itu menggeleng. “Sepertinya tidak, Yang Mulia.”

Kael menatap gulungan itu lama sebelum akhirnya berbicara. “Kita perlu memastikan dia tidak menyentuh bagian tertentu dari hutan itu. Perhatikan setiap gerakannya.”

“Siap, Yang Mulia.”

Ketika penjaga itu pergi, Kael kembali memandang lorong menuju kamar Arlina. Wajahnya berubah serius.

“Siapa sebenarnya kau, Arlina Solstice?” bisiknya pelan.

Kael berjalan menuju balkon besar di aula utama, pikirannya berkecamuk. Gulungan kertas di tangannya terasa lebih berat dari seharusnya.

“Yang Mulia, apa yang harus kita lakukan sekarang?” suara seorang pria tua menghentikan langkahnya.

Kael menoleh, melihat Velric, penasehat istananya yang sudah setia selama bertahun-tahun. “Kita harus memastikan gadis itu tidak berbohong.”

Velric mengangkat alis. “Apa Anda berpikir dia mata-mata? Dia terlihat terlalu ceroboh untuk itu.”

“Itu yang membuatku ragu. Dia bisa jadi terlalu pintar, menyembunyikan niat sebenarnya di balik kepolosan,” jawab Kael tegas.

Velric tersenyum kecil. “Atau mungkin dia memang polos, dan Anda hanya terlalu curiga.”

Kael mendengus. “Aku tidak bisa mengambil risiko. Umbrahlis tidak akan selamat dari pengkhianatan kedua.”

Velric mengangguk pelan. “Kalau begitu, apa langkah selanjutnya?”

Kael memandang gulungan itu lagi. “Aku ingin dia diawasi sepanjang waktu. Tapi jangan membuatnya merasa terancam. Jika dia tidak bersalah, aku tidak ingin membuat musuh baru.”

“Dan jika dia bersalah?”

Kael menatap Velric tajam. “Kita akan tahu sebelum dia bertindak lebih jauh.”

Velric membungkuk hormat. “Seperti yang Anda inginkan.”

Setelah Velric pergi, Kael menghela napas panjang, matanya menatap ke arah jendela yang mengarah ke sayap timur.

---

Di kamar tamu, Arlina mondar-mandir dengan gelisah. Ketukan di pintu membuatnya tersentak.

“Siapa itu?” tanyanya hati-hati.

“Pelayan istana, Nona,” jawab suara lembut dari luar.

Pintu terbuka, memperlihatkan pelayan yang membawa nampan makanan. “Yang Mulia mengirimkan makan malam untuk Anda.”

Arlina memandang nampan itu dengan tatapan curiga. “Apakah dia menyuruhmu menaruh racun di sini?”

Pelayan itu terkejut. “Tidak, Nona! Yang Mulia tidak akan melakukan hal seperti itu!”

Arlina tertawa kecil. “Aku hanya bercanda. Letakkan saja di meja.”

Pelayan menuruti perintahnya, lalu membungkuk. “Jika Anda membutuhkan sesuatu, silakan panggil saya.”

“Terima kasih,” kata Arlina sambil menghela napas.

Saat pelayan itu pergi, Arlina menatap makanan di depannya. Ia mencicipi sedikit roti yang empuk dan lezat.

“Setidaknya mereka tidak membiarkanku kelaparan,” gumamnya.

Namun pikirannya terus berputar. Kenapa Kael begitu curiga padanya? Apa yang sebenarnya dia takutkan?

“Kalau aku tetap di sini lebih lama, aku harus mencari tahu sendiri,” bisiknya sambil menatap jendela yang mengarah ke malam kelam Umbrahlis.

1
Aini Nurcynkdzaclluew
Jangan nggak baca, sayang banget
amoakakashisensei
Ngga nyangka, seru banget!
gadGoy13
Ngagetin deh! 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!